thirteen: i'm here with you

1.4K 132 5
                                    

Pria bertubuh proposional itu merunduk kacau. Ia sekarang berada di sel tahanan dan meninggalkan sumber kebahagiaannya sendiri di rumah.

Ia tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada si kecil. Seharusnya tempat ia berada bukan di sini, melainkan di rumah. Ia akan menemani si kecil sampai akhir hayatnya.

"Arghh... Pasti Bangchan..." racaunya.

Hyunjin frustasi, bagaimana rahasia sebesar ini bisa diketahui seseorang. Ia sudah menyusunnya dengan baik dan menutup rapat agar tak ada seorang pun yang tahu, tetapi tetap saja ada orang yang tahu. Kali ini, Hyunjin pasrah. Ia hanya bisa berdoa pada Dewi Fortuna untuk melindungi Jeongin.

Tuk!

"Hei, ada yang mengunjungimu. Keluarlah, kau tetap dalam pengawasanku." seorang petugas membawa Hyunjin keluar dari sel tahanan.

Siapa kah yang hendak mengunjunginya? Mungkinkah Jeongin?

---

"Hai, Hyunjin."

Mata Hyunjin melebar, yap itu Bangchan. Entah mengapa melihat Bangchan membuat Hyunjin ingin marah dan memukul pria itu hingga tak sadarkan diri.

"K... Kau! Mau apa kau--" ucapan Hyunjin terpotong.

"Diam lah, aku hanya memberitahumu dua hal, karena waktumu juga tidak banyak." potong Bangchan.

"Lanjutkan saja,"

"Aku sangat merasa bersalah padamu, Hyunjin. Aku mendekati rubah kecilmu, tapi hanya sekedar melihat keadaannya saja. Aku disini hanya memberimu sebuah informasi yang mungkin membuatmu sedikit... Ya begitulah."

"Katakan saja, tidak usah basa basi." ujar Hyunjin yang mulai muak dengan pria yang ada di depannya.

Bangchan menyeringai sejenak. Tatapannya intens pada Hyunjin. Sungguh, itu membuat Hyunjin risih.

"Jeonginmu itu... Dia hamil."

Tunggu? Apa?

"Apa? Apa aku salah dengar? Kau pasti berbohong!"

Bangchan menghela nafas panjang. Matanya bertabrakan dengan mata milik Hyunjin. Tampan, sayangnya dia pengedar narkoba.

"Tidak, aku tidak berbohong. Kau bisa temui dia sekarang, akan aku panggil dia." Bangchan berdiri, ia meminta izin pada petugas lalu meninggalkan Hyunjin disana.

---

"Kakak,"

Ah, suara ini. Suara lembut dan merdu ini, pasti Jeongin. Atensi Hyunjin mengarah ke sumber suara dan benar, itu Jeongin yang sedang tersenyum lebar. Ah, sungguh cantik. Tidak sia-sia Hyunjin menculiknya, Jeongin memang pantas menjadi kekasihnya.

Hidup Hyunjin seakan ada penyemangat setelah netranya melihat pemandangan secantik ini di depannya. Yang tadinya, ia benar-benar pasrah seolah dibuat semangat hidup.

"Je, aku rindu padamu." air mat tergenang di pelupuk mata Hyunjin. Ia tak kuasa menahan rindunya. Ditambah lagi, ia akan benar-benar merindukan rubah kecilnya.

"Kakak, aku juga rindu kakak! Kakak baik-baik saja kan? Kakak terlihat lusuh seperti itu, ayo semangat kakak!" seru Jeongin sembari mengepalkan tangannya tepat di depan dadanya. Ia memberi semangat pada Hyunjin.

hard life ;- hyunjeong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang