six: hey, stop it!

2.6K 219 4
                                    

Jeongin masih memejamkan matanya meskipun cahaya matahari sudah menyentuh kulit lembutnya. Ia masih ingin di alam mimpinya. Dan ia tak ingin ada orang yang mengganggu mimpinya sekarang.

Pria jangkung disebelah Jeongin terbangun, merasakan sesuatu yang berat di lengannya. Hyunjin tersenyum simpul melihat Jeongin tertidur lelap dengan posisi kepalanya di lengan pria jangkung itu. Mereka saling berhadapan, sayangnya laki-laki rubah itu masih memejamkan matanya.

Tidak masalah, Hyunjin suka melihat rubah kecil ini tertidur dan memejamkan matanya. Pemandangan indah di pagi hari, sungguh menyegarkan mata.

Jeongin melenguh pelan, mencoba membuka matanya. Dirasa matanya terbuka dengan sempurna, ia melihat sekeliling. Yang ia lihat pertama adalah Hyunjin dengan tatapan datar sembari salah satu tangannya memainkan rambut Jeongin.

Laki-laki rubah itu terdiam. Mencoba mengatur detak jantungnya yamg tidak karuan dengan perlakuan Hyunjin padanya barusan. Meskipun hanya memainkan rambutnya, tapi jarang sekali pria jangkung itu melakukan hal seperti ini secara tiba-tiba. Terkecuali, disaat pria itu memiliki hasrat ingin menerkam laki-laki rubah itu.

Hyunjin terkekeh pelan, lalu tangan kekarnya mengusak surai pirang milik Jeongin. Pria itu duduk dan bangkit dari ranjang, tanpa mengenakan sehelai kain yang menutupi tubuhnya. Sontak membuat Jeongin berbalik badan dan memunggungi Hyunjin.

Pria itu dibuat bingung oleh Jeongin, ia masih berdiam di tempat sembari menatap aneh Jeongin. Menurut Jeongin, Hyunjin ini keterlaluan. Pria itu selalu memamerkan tubuhnya yang indah itu didepan Jeongin secara langsung. Bahkan pria itu tak merasa malu.

“K... Kau kenapa?” Hyunjin berkacak pinggang melihat Jeongin yang sedang memunggunginya sembari menutupi wajah cantiknya dengan kedua tangan mungilnya itu.

“Pergilah ke kamar mandi dam bersihkan dirimu! Jangan lupa keluar memakai handuk! Tutupi tubuhmu itu, bodoh!” Jeongin berteriak saat mengatakan hal itu. Hyunjin terkekeh sebagai balasannya dan pria itu melesat pergi ke kamar mandi.

Astaga, di pagi hari jantung Jeongin sudah dipacu dengan cepat. Bahkan laki-laki itu tak bisa mengontrolnya lagi. Hwang Hyunjin memang bodoh.

---

Jeongin masih di ranjang dengan posisi tidur miring. Ia melamun dari 10 menit yang lalu. Hingga ia tak sadar kalau Hyunjin sudah selesai mandi. Bahkan pria itu hendak membuka handuk yang melilit dipinggangnya, namun ia mengurungkan niatnya melihat Jeongin melamun.

Pria itu akhirnya menaiki ranjang dan tidur disamping Jeongin. Laki-laki itu bahkan tak sadar kalau Hyunjin dibelakangnya. Itu membuat Hyunjin heran, mengapa rubah kecil ini tidak bereaksi sama sekali saat ia hendak menggodanya.

Hyunjin memasukkan tangannya ke dalam selimut lalu menyentuh bokong sintal milik Jeongin dan meremasnya. Jeongin masih terdiam bahkan tak bergerak sama sekali. Hyunjin semakin dibuat keheranan dengan Jeongin ini.

Akhirnya jari Hyunjin mulai mendekati lubang 'milik' Jeongin. Setelah dirasa ia mendekati 'milik' Jeongin, pria itu meluncurkan aksinya. Jemari tangannya yang panjang mengelus permukaan lubang itu. Membuat sang empu tersentak dan menggeliat sembari melenguh nikmat. Sial, Hyunjin semakin suka ketika Jeongin mendesah.

Jeongin menoleh kebelakang, mendapati Hyunjin tengah memainkan 'milik' nya itu. Bahkan sesekali jari itu masuk lalu keluar lagi lalu mengelus lagi. Itu membuat Jeongin tak tahan ingin mendesah. Bibir mungilnya mulai tak kuasa untuk mengeluarkan beberapa desahan. Dan akhirnya ia kelepasan.

Nghh... Ahh... Hyun ahh...”

Hyunjin pun menghentikan aksinya setelah mendengar beberapa desahan Jeongin yang mulai mengeras dan sepertinya meminta lebih. Sejujurnya ia ingin melanjutkan lebih jauh lagi, namun ia pagi hari ini banyak tugas yang harus ia selesaikan.

“Bodoh! Kenapa kau pagi-pagi sudah melakukan hal itu lagi?!” Jeongin terlihat marah, wajahnya menjadi merah padam dan bibir mungilnya mengerucut ke depan. Sungguh menggemaskan.

“Maaf ya, kau tadi sepertinya melamun jadi aku menyadarkan kau.” ucap Hyunjin sembari terkekeh pelan. Jeongin masih dengan bibirnya yang maju lebih dari lima senti itu.

Tangan Jeongin mengepal hendak memukul Hyunjin, namun ditahan dengan cepat oleh Hyunjin. Pria itu ternyata bertindak cepat.

“Aku minta maaf, lebih baik sekarang kau mandi saja dahulu. Kemudian turun, buatkan aku sarapan.” Hyunjin bangkit dari ranjang, begitu juga Jeongin setelah Hyunjin membantunya berdiri. Namun, laki-laki mungil masih duduk di bibir ranjang sembari menunduk sesekali netranya mengarah ke Hyunjin.

Hyunjin mendekati Jeongin, tampaknya rubah kecil ini meminta bantuan.

“Kenapa, hm?”

Jeongin terdiam, ia mengambil benda kecil didekatnya lalu memakaikannya di telinganya. Ia menatap Hyunjin lalu meminta pria itu mengulangi perkataannya barusan.

“Aku... Aku... Ah tidak jadi, lebih baik kau bersiap aku akan mandi.” Jeongin berusaha berdiri, ia berhasil. Namun, saat beberapa langkah menuju kamar mandi rasa perih di lubang 'milik' nya semakin terasa. Membuatnya meringis kesakitan.

Hyunjin tidak tega melihat rubah kecil itu berjalan kesakitan akibat ulahnya kemarin. Ia pun mengangkat tubuh kecil Jeongin lalu membawanya ke kamar mandi dan meletakkannya di bathtub.

“Sudah, sana mandi. Atau aku mandikan, hm?” Jeongin rasanya ingin melempar wajah Hyunjin dengan sikat gigi jika pria itu berani macam macam padanya.

“Pergilah bodoh!” Jeongin mendorong Hyunjin menjauh, namun pria itu tidak menjauh melainkan ikutan masuk ke dalam bathtub.

Ah sial, Jeongin rasa pagi ini ia akam digempur habis habisan oleh Hyunjin. Ditambah lagi Hyunjin yang mulai mengangkat tubuhnya lalu mendudukannya di pangkuan Hyunjin. Tak lupa jari jemari Hyunjin mulai meraba lubang Jeongin lagi.

Hyunjin pun melepaskan handuk yamg melilit pada pinggangnya dan juga melepas piyama yang dipakai Jeongin semalam tanpa mengenakan celana. Wajar saja kalau Hyunjin merasa tergoda.

Jeongin memukul dada Hyunjin dengan kuat namun tak ada reaksi apapun, pria itu malah melanjutkan kegiatannya dibawah yang sedang memainkan lubang Jeongin. Membuat sang empu beberapa kali mendesah tak karuan. Sialnya lubang Jeongin mulai terasa basah.

Jeongin beberapa kali merapalkan doa agar ia tak kenapa-napa. Namun sepertinya doa itu tidak dikabulkan.












Ahhh... Hyunjin- Ahhh... Shh ahhh- lagii!”

“Sesuai keinginanmu, sayang. Maaf ya kalau kelepasan kkk~”

Ahh... Iyaaa ahh iyaa!

“Je, maaf ya 'milik' ku minta masuk ke dalam lubangmu itu.”

“Hyun... Akhh ahh... Lagi!”

•••

/istighfar
/istighfar

Aku g percaya bkin gnian;-;

hard life ;- hyunjeong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang