Chapter 3

47 22 9
                                    

Aku dan yang lainnya telah sampai di sekolah pada malam hari sekitar jam delapan.

"Bangun Rin" ucap Affan sambil menggoyangkan tubuhku pelan.

"Uda nyampe ya Fan" ucapku yang nyawaku masih belum terkumpul.

Affan hanya mengangguk dan membawa tasku keluar dari bus. Aku masih duduk dan menyetabilkan peredaran darahku agar tak gontai ketika berjalan. Ku usap kedua mataku dan kumatikan ponsel serta kulepas earphone dari telingaku dan berjalan keluar dari bus.

"Aku anter kamu pulang ya?" Ajak Affan.

"Tapi.." ucapanku menggantung.

"Udah gapapa dari pada nunggu jemputan nanti kelamaan, kan besok juga sekolah" Jelas Affan.

Aku mengangguk mengiyakan.

Dengan mata setengah mengantuk, aku duduk di kursi depan mobil dekat Affan. Affan menarik pelan kepalaku hingga menyandar di bahunya. Aku hanya pasrah dan kemudian tertidur lagi.

Tiin tiiinn.

Suara klakson mobil Affan pun berbunyi. Ibu dan Ayahku cepat keluar untuk menyambutku.

"Airin tidur tante, tadi dia habis jatuh" ucap Affan sambil menyalami kedua orang tua itu.

Dengan sigap, ayahku membuka pintu mobil dan menggendongku masuk ke rumah.

"Makasih ya nak uda nganterin Airin?" Ucap ibu.

"Iya tante saya langsung pamit pulang" ucap Affan kemudian menyalami ibu dan masuk kedalam mobil.

•••

Aku duduk di meja makan dan memperhatikan ibu yang sedang mengoleskan selai pada sepotong roti.

"Bu, semalem kok aku bisa ada di kamar ya?" Tanyaku heran.

"Ayah kamu yang gendong" ucap ibu dan memberikan sepotong roti oles selai di atas piringku.

"Oh iya Rin kamu mau dianter ayah apa naik angkutan umum aja?" Ucap ayah.

"Dianter ayah juga boleh" ucapku.

Tiiin tiin!

Terdengar suara klakson mobil dari luar. Aku bergegas mengecek itu mobil siapa dan mengapa berhenti di depan.

Dibalik kaca berwarna hitam telihat paras tampan yang tak asing bagiku. "Affan" ucapku.

"Hai Rin keadaan lo gimana. Kan lo abis jatoh" ucap Affan yang masih berada di mobil dan menurunkan kaca mobilnya.

"Gue gapapa ini uda pakek seragam mau sekolah" ucapku. "Eh mau masuk dulu, gue lagi sarapan" sambung aku.

"Boleh deh sekalian pamit sama orang tua lo" ucap Affan.

Affan membuka pintu mobilnya dan keluar lalu menutupnya lagi. Dia mengekori langkahku sampai ke meja makan.

"Pagi om, tante" sapa Affan sambil tersenyum sopan.

"Pagi, namamu siapa nak? Kamu kan yang nganter Airin tadi malam?" Ucap ibu.

"Iya bu saya yang nganter Airin. Nama saya Affan"

Setelah selesai sarapan, aku dan Affan menyalami tangan ayah dan ibu untuk berpamitan sekolah karena sudah jam enam lebih seperempat.

Send(u) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang