"Bunda ingin kau cepat menikah Hans!" ucap Tania wanita paruh baya yang sedang duduk di sofa.
"Hans belum siap bunda, lagi pula Hans mau menikah dengan siapa?" Berdiri di hadapan Tania.
"kau lihat? Bunda dan Ayahmu sudah semakin menua, bunda ingin kau segera menikah, bunda ingin menggendong cucu sebelum bunda pergi"
"jangan bicara seperti itu, Bunda kesini hanya berbicara soal pernikahan? Bun pernikahan bukanlah permainan, bunda tau mencari pasangan yang sempurna itu tidak semudah itu!!"
"Hans, semua orang itu tidak ada yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Tuhan, semua orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing². Setelah kau menikah nanti kamu akan merasakan kesempurnaan yang Tuhan berikan di dalam rumah tangga mu" Tegas Tania "Jika kamu masih tidak mendengarkan bunda, itu berarti bunda gagal mendidik kamu selama ini" Tania pergi meninggalkan Hans."Aaarrgggg" Hans mengacak acak rambutnya kesal.
Hans berniar untuk pergi keluar, ia mengambil kunci mobil di atas meja dan berlalu.Ia berhenti di tepi jalan. Dari kejauhan ia melihat seorang perempuan yang sedang berlari, dalam pikirnya apa yang sedang wanita itu lakukan di tengah-tengah hujan begini dan sudah tengah malam ia melihat jam di pergelangan tangannya, pukul 23:00.
Hans mencoba keluar dari mobil danBRUKKKK
wanita itu menabrak Hans dan terjatuh seketika Hans langsung membantunya untuk berdiri.
"kau tidak apa-apa nona?" Tanya Hans
Wanita itu mendongak menatap Hans dengan tatap ketakutan.
"tuan tolong aku, tolong bawa aku pergi dari sini seseorang mengejarku dia orang jahat, tolong tuan, aku akan membalas kebaikanmu nanti saya mohon bawa saya pergi" ucapnya sedikit terisak badanya bergetar.
Hans melihat wanita mudah itu ada luka di bagian sudut bibir dan juga keningnya, disisi lain wanita ini terkesan cantik, Hans tersadar oleh lamunannya ia melihat wanita itu sangat ketakutan, wanita itu langsung di bawa Hans masuk kedalam mobil dan berlalu pergi."kau aman disini jangan takut" ucap Hans.
Hans mengambil handuk kecil yang ada di jok belakang mobil.
"keringkan rambut dan wajahmu" serta memberikan handuk.
"tuan terimakasih sudah menyelamatkan ku, saya janji akan membalas kebaikan mu nanti"
Hans hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum.
"siapa nama mu?" tanya hans
"saya Elenna Grace Yolie, panggil saja elenna atau elen" elenna sedikit memberikan senyuman kepada Hans, terlihat manis walaupun sedikit.
"Aku Hen Hansen Djelau, biasa di panggil Hans"
Elenna mengangguk "kita akan kemana tuan?"
"kerumahku" jawabnya singkat
"kalau boleh tau kau kenapa tadi??"
"saya di kejar orang suruhan, aku akan di nikahkan dengan kasim, dia sudah mempunyai istri dan dia ingin menikahi ku"
"kenapa begitu?" hans masih bingung dengan cerita elenna.
"orang tuaku terlilit hutang dan tidak bisa membayarnya, sebagai gantinya aku di paksa pak kasim untuk menikah denganya, oleh karna itu aku melarikan diri"
"lalu orang tua mu membiarkan mu?"
Elenna menunduk "Papa wafat 2 bulan yang lalu karna atas kebangkrutan perusahaannya, dan Mama 1 bulan yang lalu menyusul papa pergi, karna setres atas kehilangan papa. Saya sendiri tidak punya siapa siapa. Akhirnya saya yang menanggung ini semua" Elenna terisak dia tidak bisa menahan rasa kesedihannyaHans melihat wanita itu turut sedih dan prihatin
"kamu jangan sedih ada aku, aku akan menjagamu sekarang kau ikut aku pulang" mengelus puncak kepalanya
"Terima kasih tuan, Tuan orang baikk" mengusap pipi kanannya sungguh Elenna masih tetap terlihat cantik..-----
Hollaa part 1 udah terselesaikan. capek juga ya ngetik hehe😁 semoga kalian suka ceritaku maaf banyak kurangnya masih pemula juga akunya. Thanks udah mampir semoga menetap di cerita ini ya, semoga menikmati😉
Mojokerto,13 November 2019

KAMU SEDANG MEMBACA
Savior Marriage
RandomHayy di cerita pertamaku ini. Aku menciptakan sosok Elenna, wanita yang tangguh, pintar dan pastinya juga cantik. Tidak hanya itu aku juga menciptakan sosok Hansen ato bisa di panggil Hans, Pria yang sedikit jutekk tapi penyayang tentu saja, dia ju...