Part 3|| Bunda

22 1 0
                                        

       Aku Berjalan tengah-tengah kerumunan orang, kini aku sedang memakai gown bewarna putih membawa bunga di kedua tanganku, dan semua orang menatapku dengan tersenyum bahagia, dan anehnya aku mengapa terus berjalan lurus.
     Hingga sampai ujung aku menjumpai seorang pria yang memakai jas bewarna hitam dengan rambut yang rapi. Aku di bawa ke atas panggung kecil, aku menatap pria itu. Dia siapa, pandanganku buram saat melihatnya aku terus memandanginya, apa ini kasim??  Oh tidakk!!

Brukkkkk

"Awwwww"umpat elena

Elenaa terjatuh dari tempat tidurnya dan sampai Akhrinya dia tersadar.
"kenapa aku bisa terjatuh?" mengelus pantatnya yang jatuh ke lantai.

Sampai akhrinya ia menyenderkan kepalnya di ujung kasur dan badan yang masih di bawah.
"apakah aku habis bermimpi?"memijit pelipisnya yang sedikit pusing.
Ia mendongak keatas mencari jam dinding. Pukul 03:40 sudah shubuh elenna beranja dari tempatnya dan menuju ke kamar mandi.
Mencuci mukanya dan menggosok gigi setelah itu ia mengambil air wudhu, berinat untuk sholat shubuh.

Setelah sholat elenna berdo'a agar tuhan selalu melindunginya dari kejahatan apapun dan berdo'a untuk orang tuanya juga.

Elenna keluar dari kamarnya dan mendengar suara dentingan,  ia mencari asal dari suara itu.
Dapur!!  Ia langsung menuju dapur dan menemukan bunda di situ.
"Pagi Bunda!"
"Ehhh,  Pagi sayang. Kamu sudah bangun, bagaimana tidurmu nyenyak?? "
" iya bunda, habis sholat shubuh juga ini tadi" tertawa kecil dan memandangi bunda yang sedang menumis bumbu yang ada di teflon.
"Agama mu islam?"
Elenn hanya menganggukan kepalanya. "Papa elenn asal Belanda dan mama indonesia, tapi setelah mama papa menikah, papa masuk islam" jelasnya
"Emmmm mangkanya bunda lihat kamu itu kayak ada bule-bulennya gituh"
Elenna menundukkan kepalanya malu..

"kalo kamu masih ngantuk tidur lagi gihh masih jam setengah lima, nanty bunda bangunin"
"nggak bundaa, Elenn mau bantuin bunda. Bunda masak apa?" tanyanya.
"ini tumis cumi pete kesukaannya Hans, Elenna mau bunda masakkin apa?" menatap Elenaa.
"ini saja bunda, boleh bantu?"
"kamu suka pete??, yasudah ini kamu tumis hingga harum lalu masukan cumi dan petai nya trs nanti kasih bumbu-bumbu lainya ya.  Bunda mau nyuci beras dulu" pintanya.
"Baik bundaa!"

-_-_-_-_-_-_-_-_-

Setelah selesai semua makanan di letakkan di meja makan. Tak lama kemudia Hans turun, menjumpai bunda dan Elenna di sana,
dengan masi berpakaian kaos oblong dan celana boxer selutut, pastinya juga masih muka bantal tapi ketampanan tidak ada yang minus. Elenna menatap Hans dan sedikit memberikan senyuman, Begitu juga Hans sebaliknya.

"Morningg" ucap Hans seraya duduk di kursi makan.
Mereka membalasnya dan ikut duduk serta mengambil piring masing-masing.
"banyak sekali makananya?" tanya Hans.
Hari ini bunda masak banyak karena juga Ada Elenna.  Dan juga buat pak satpam dan tukang kebun yang ada di depan.
"kamu kira yang makan kamu saja hem??" saut bunda mengambilkan nasi untuk hans. "ini cumi pete kesukaan kamu!"
"Bunda kok masak ini sih"
"kenapa memangnya"tanya bunda heran. "bukanya kalo bunda ksini kamu selalu minta buatkan cumi?.. Ohhh kamu malu ya di lihatin Elenna?" ejek bunda sedikit tertawa.
"Apa sih bunda" jawabnya sebal.

Yang benar saja Hans yang terlihat cool dan tampan ini suka makan pete dan itu di ketahui oleh Elenaa,  sebenarnya Hans malu mengakuinya,  tapi apa boleh buat Elenna sudah mengetahuinya hahaha dasar Hansen. 

Sesudah makan Hans balik ke kamar.  Sedangkan elena mencuci piring, bunda menyiapkan makanan untuk orang luar. Ya pak satpam dan pak kebun,  setelah itu bunda mengajak Elenn ke duduk di sofa depan televisi ke ruang keluarga bukan ruang tamu.
Tak lama kemudian Hans turun dari tangga, ia memakai kemeja putih serta dasi warna merah dan juga Jas bewarna hitam di pergelangan tanganya tak lupa rambutnya yang tertata begitu rapi, hingga mengesankan Coolnya  Hansen Djelau.

Hans mendekat ke mereka berdua,  Elenna menatap Hans yang tidak biasa, sungguh sangat tampan dan wangi. Baru saja Elenna mengingat Hans makan pete tadi tapi kenapa sekarang Hans mala wangi sekalii Astagaa Elenn menggelengkankan kepalanya dia menjadi salah tingkah begini.
"Hans berangkat dulu bunda"sembari mencium punggu tangan bunda.
"Iya Nakk.. hati-hati ya jangan ngebut nanti kalo sempet bunda ke kantormu" mengelus lengan Hans yang sedikit ber otot itu.
Elenna melihat begitu lekatnya seorang ibu dan anaknya, sungguh pemandangan yang bukan biasa ia lihat.
"Elenn aku berangkat dulu" pamit Hans. "Iya kak Hati-hati" sedikit anggukan dan senyuman.
Mereka mengantarkan sampai pintu depan saja, melihat mobil hans yang sudah berlalu. Bunda balik masuk kedalam begitupun Elenna..
Kembali ke ruang keluarga memandang film yang di tayangkan chanel tersebut.

"bunda tinggal berdua saja dengan kak Hans?" tanyanya tiba-tiba.
Bunda menoleh dan menggeleng "Hans tinggal disini sendiri, bunda tinggal di Malang bersama Ayah Hans, bunda kesini menjenguk Hans" jelas bunda.
"jauh sekali bunda. Kenapa bunda tidak tinggal di sini".
Bunda menghembuskan nafas kasar. "Asal bunda Surabaya dan Ayah Hans asal Malang. Sebelumnya bunda tinggal di malang setelah menikah dan Suami ada di Semarang. Karna saat itu ayah hans ada pekerjaan di semarang. Saat ayah Hans mengetahui bunda Hamil.  Bunda di bawa ke semarang dan melahirkan hans dan saudaranya disana" setitik cairan bening keluar dari mata bunda. "bunda membesarkan mereka disini,  lalu saat mereka umur 11th bunda berniat untuk kembali ke malang karena mertua bunda sedang sakit dan butuh perawatan, bunda membawa saudara Hans ikut ke malang. Selang beberapa tahun menginjak umur 15tahun dia meninggalkan bunda dan keluarga" sedikit demi sedikit air mata mulai mengalir deras, Elenna berusaha menenangkan bunda dan memberi bunda kekuatan. "ini karna kesalahan bunda,  bunda melarang dia untuk bertemu saudaranya yang ada di semarang karena itu terlalu berbahaya" bunda tidak bisa menahan tangisnya lagi.  "sudah cukup bundaa jangan ceritakan lagii" ucap elenn memeluk bunda memberi ketenangan.
"Maafin bunda ya,,  di kala waktu nanti kamu akan tau sejelasnya" ucap bunda memeluk elenna lagi..

sesudah bunda tenang, bunda beranjak ke dapur pastinya diikuti oleh Elenna.
"buat siapa bunda" tanyak elenna yang melihat bunda membawa nampan berisi beberapa piring dan makanan.
"ini buat satpam sm tukang kebun" mengangkat nampam teesebut.
"ehh bunda biar Elenna aja yang bawa"pinta Elenna.
"Makasih ya sayang" bunda berlalu keluar duluan.
Elenna mengambil nampan itu...

"Pagii nyonya" sapa mereka sembari melempar senyum.
"pagii!!" balas Tania.
"eh kalo boleh tau perempuan cantik itu siapa nyonya?"
"Calon menantu ku" jawabnya sedikit lirih agar tak di dengar Elenna.
"Oohhhhh cantik yaa" ucap mereka bersamaan.

"Bundaa" panggil Elenna.
"sini nakk" mengambil nampan dan di berikan oleh mereka.

"ini sarapan buat kalian makan ya."
"waduhhh jarang-jarang dapat sarapan pagi nya hehe"
"iya aku tau ituu.. Hans tidak akan memberikan kalian makan, iya kan? paling juga di suruh beli makanan di warung sebelah" ucapan Tania membuat mereka tertawa.
"oh ya elenn perkenalkan ini
Pak Joko satpam disini panggil aja pak Jo, dan ini Pak Dhe Jarwo dan Mbok Lastri  ini istrinya panggil pak dhe sama Mbok, ada satu lagi anaknya pak Jo tapi lagi sift malam nanti." jelas bundaa memeperkenalkanya.
"Saya Elenna" memberikan senyuman kepada mereka dan salam dan mencium punggung tangan mereka semua.
Selesaii mereka balik ke aktivitas masing-masing begitupun juga Elenne dan bunda yang duduk di depan televisi dan sedang berbincang-bincang.

--------------------------------
Lumayan yaa Duhhhh. Pagi ini mumpung otak jernih jadi buat cerita dehh, sedikit demi sedikit Elenna sudah tau tentang keluarga Hansen. Tapi... ada satu yang masih di pertanyakan, Apakah itu??  Baca terus kelanjutanya.
Thanks yang udah mampir jangan Lupa Vote ya see youu😘.

Savior MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang