Part 6 || kehilangan

10 0 0
                                    

        Sudah seminggu Elenna tinggal dirumah Hans semua dilakukan dengan sepenuh hati oleh Elenna, ia merasa lebih nyaman dan aman disini dan Elenna masih belum bisa keluar dari kediamanya ia takut jika orang suruhannya Kasim melihat Elenna dan membawa. 

Tania yang senatiasa menemani Elenna dirumah sejauh ini Elenna sudah mulai terbiasa denganya begitu pun dengan Hans tapi ya sedikit canggung jika di ajak bicara.

Hari ini tepat hari minggu jadi Hans tidak pergi kekantor. Seperti biasanya setiap hari minggu pagi pagi sekali, dia jogging keliling kompleks kebetulan rumah Hans dekat dengan yang namanya CFD jadi ramai sekali banyak orang yang sedang jalan-jalan jogging dan ada yang hanya duduk santai, banyak orang yang berjualan disini. Tadinya ia mengajak Elenna tapi ia menolak. Karena ia masih takut untuk keluar.

Selesai berlari keliling komplek ia beranjak mandi, setelah mandi ia turun kebawa untuk sarapan pagi. Semua sudah di siapkan oleh dua wanita yang asik menata makanan di meja, siapa lagi kalau bukan Tania dan Elenna. Setelah selesai makan Tania memanggil Hans untuk menemuinya di kamar karena ada hal yang ingin di bicarakan.

Elenna berjalan menuju taman belakang seperti biasanya ia menyirami tanaman bunga bunga, memang jalan menuju taman melewati kamar Tania tak sengaja ia mendengar pembicaraan Tania dengan Hans.

"besok bundha akan pulang Hans Ayahmu sudah membelikan bundha tiket"

"kenapa ga lebih lama lagi sih bun disini, ayah juga tumben nyuruh bundha cepet cepet pulang"

"ya karna ayahmu kangen sama bundha kamu ini gimana sihh. Besok kamu juga kalo jauh sama istrimu juga bakal ngerasaain hal yang sama.."

"masak sihh??"

"kamu ini nggk pernah ngerti kalo masalah perasaan"

"karena Hans belum punya istri!!"

"soal perasaan tidak hanya dengan istri saja Hans, tapi dengan orang terdekat kita. Seperti kamu pacran pasti kamu juga tau soal perasaan kan?"

"Hans gapernah pacaran bundhaa."

"terserah kamuu.. sekarang bundha mau bicara soal Elenna"

"kenapa dia??"

"sejauh ini dia tinggal disini ada bundha. Setelah itu bundha akan pulang dia akan sendiri Hans. Bundha kawatir jika dia sendirian dirumah, kalo kamu juga bakal jarang dirumah, itupun kamu kalo pulang kerja sering larut malam."

"kan ada Pak joo, Pak dhe sam si mbok"

"ya mereka bakal kerja diluar toh Hans kamu ini gimana sih"

"terus maunya bundha gimana??"

"ya kamu jangan terlalu sering pulang larut malam. Yang sering sering temani Elenna biar ga sendirian"

"tapi Hans banyak kerjaan bun ga bisa main tinggal tinggal aja"

"kamu kan direktur nya yang punya perusahaan kamu juga punya Manager kan? Kamu lihat itu Ayahmu selalu memprioritaskan Bundha dari pada pekerjaanya."

"perusahaan juga butuh Hans juga butuh pengawasan yang ketat.. kalo soal ayah, yaa karna ayah sama bundha suami istri. Lah Hans sama Elenna?"

Perbincangan mereka terdengar oleh Elenna ia mendengar bundhanya yang akan pulang. Ia merasa sedih saat kehilangan bundha. Sejauh ini ia selalu di temani olehnya, lalu bagaimana kedepanya tanpa sosok bundha. Elenna berlari menuju kamar ia menangis, jujur dia tidak ingin di tinggal oleh Tania tapi bagaimana lagi.

"bundha gamau tau, kamu harus jagain Elenna. kalo kamu gamau turuti apa kemauan bundha berarti kamu durhaka sama bundha. " ucap Tania lalu pergi meninggalkan Hans.

Savior MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang