Dalam sesak yang kurasa kini.Aku merenung terdiam bingung,bak patung.Di atas bukit penuh chrysant layu aku tergugu pilu.Lembayung siluet jingga itu kutatap penuh rindu.
Bersama derasnya hujan dan airmata yang beradu.Aku titip pesan rindu pada burung kapinis itu.Sebab tak sanggup bila harus saling tatap.Aku takut,sisi lemahku terungkap kala ku lihat matamu.
Secercah harapan kutaruh pada tiap kepakan sayapnya.Agar dia benar-benar sampaikan pesan rinduku untukmu.Pesan rindu dari sang penunggu ulung.Iya, itu aku.
Dan tak lupa akupun berterima kasih pada hujan.Yang selalu setia padaku kala aku menangis dia selalu turun mendekapku.Mengaburkan tiap tetes airmataku,agar tiada yang tahu bahwa sisi lemahku muncul disaat aku merindukanmu.
Lampung,21 Juli 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejenak Menyapa
PoetryHidupku yang nista dan penuh nestapa mengharapkan hadirnya dirimu yang akupun tau kau tak pernah peduli hal itu