"A-aku gugup, Yoongi-ah," Jung Hoseokーyang tengah memakan roti bersama si kekasihーtidak benar-benar melakukan kegiatan sarapannya. Ia malah sibuk membenarkan dasinya, matanya fokus kepada catatan Matematika yang ia letakkan di atas meja.
"Gugup kenapa?" Yoongi bertanya. Sorot matanya yang cuek membuat si Jung ini bingung, apakah si mint ini tidak pernah mengalami gugup sebelum ujian? Ada juga ya pelajar seperti ini di dunia?
"U-ujian hari ini 'kan Matematika... K-kau tahu betapa sulitnya itu..." Hoseok meremas bukunya. Wajahnya gugup sekali, tidak tenang.
"Oh... soal Matematika memang selalu gila, sih," Yoongi tidak dapat memungkiri hal itu. Semua murid SMU mereka juga tahu betapa sulitnya soal Matematika di sekolah mereka, apalagi ssaem Matematika mereka juga termasuk jajaran guru killer.
"N-nah, 'kan...?" Si Jung itu menggigit ujung kukunya. Semalam, dia tidak belajar banyak karena asyik bercuddle ria dengan kekasih. Sejak kapan dia seceroboh ini? Hoseok memang sudah belajar di jauh-jauh hari, tetapi bukankah seharusnya ia belajar lebih giat di saat-saat begini?
"Tutup bukumu, Seok. Jangan terlalu gugup, nanti kau malah blank," Yoongi berucap, memandang datar si Jung itu, "Ayo lanjutkan sarapanmu. Nanti kalau terlambat kau malah panik."
"A-aku tidak nafsuー... ukh," Hoseok mendorong piring di atas meja makan, kembali fokus kepada angka-angka Matematika di dalam bukunya. Semua terlihat kabur dan begitu susah karena rasa panik yang menguasai batinnya.
"Hei, Jung Hoseok," Min Yoongi mengenggam ujung buku Hoseok, menurunkannya. Ditatapnya manik hazel Hoseok yang berkaca-kaca, tubuhnya bergetar saking gugupnya.
"K-kalau nilaiku turun, aku nanti bagaimana, Y-yoongi-ah?" Suara Hoseok terdengar parau, suaranya serak dan bergetar sekaliーsi mint itu tidak tega melihatnya, meski secara pribadi Yoongi bingung mengapa ada makhluk yang sebegitu pedulinya dengan nilai seperti Jung Hoseok; seakan jika nilainya jelek, maka dunia berakhir di detik itu.
"Bーbeasiswaku pasti dicabut, lalu... hiks."
Yoongi menghembuskan napasnya melihat si kekasih yang begitu sensitif menangis karena perasaan khawatir yang terlalu mendalam. Si Min ini tidak pintar menghibur orang, tetapi setidaknya dia tahu bagaimana menyikapi manusia yang dicintainya ini.
"Kau pasti baik-baik saja," Yup. Hanya kata simple itu yang keluar dari mulut Min Yoongiーtetapi, disusul kecupan kecil di bibir mungil si Jung. Manik lelaki mint itu menatapnya sayu, muka mereka dekat sekali.
Seketika muka Hoseok memerah, napas mereka beradu begitu dekat.
"Kau bisa, Seok-ah. You is kind, you is smart, you is important."
Hoseok terkekeh pelan. Rasanya lucu sekali mendengar sebuah quote mendunia itu muncul dari bibir si kekasih. Hoseok tersenyum hangat dan meremas tangan Yoongi, "Terima kasih, Yoongi-ah."
Yoongi agak terkejut tangannya digenggam erat oleh si Jung. Rasanya, semakin hari Hoseok semakin berani clingy kepadanyaーyah, Yoongi tidak keberatan, sih. Jantungnya saja yang keberatan.
"Yoongi-ah, kau juga harus berjuang di ujianmu..."
"Oh... ya, tidak janji," Yoongi tertawa hampa. Dia masa bodoh dengan ujiannya. Mau nilainya bagus atau tidak, si mint ini tidak terlalu peduli.
"Yoongi-ah," Hoseok mengerucutkan bibirnya dan meremas pergelangan tangan kekasihnyaーentah mengapa, penekanan suaranya membuat Yoongi terkejut dan sedikit takut.
"Ya...?"
"Kalau nilai Yoongi-ah jelek, a-aku tidak mau sex denganmu lagi..."
Yoongi memutar matanya. Sialan, Jung Hoseok tahu saja kelemahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sick of You 《Yoonseok Fanfiction》
FanfictionJung Hoseok si murid teladan memiliki hidup yang berat sebagai murid beasiswa. Hidupnya tanpa sadar terikat kepada Min Yoongi; teman sekelasnya yang kaya raya dan bermulut tajam. Lelaki yang membuatnya sakit secara fisik dan mental. ~~~~~ ⚠️BL story...