17 : End

721 43 0
                                    

*Jika Anda membaca cerita ini di Platform lain selain WATTPAD, Anda kemungkinan besar berisiko terkena SERANGAN MALWARE.*

*If you're reading this story on a Platform other than WATTPAD, you are most likely at risk of a MALWARE ATTACK*

######


Umji menatap iba suaminya, mata Yuju masih berkaca-kaca. Itu membuktikan kalau Yuju tulus mencintainya. Kenapa dia sampai meragukan hal itu?.

"Gwaenchana oppa,jangan terburu-buru... Mianhae, aku juga salah."sesal Umji

"Kenapa kamu lebih cengeng daripada aku?. Uljima."dumel Umji

Umji menciumi pipi suaminya itu, dan membuat Yuju tertawa karena merasa geli.

"Lihat air matamu ini. Menjengkelkan sekali. Aku 'kan jadi tidak tega untuk marah lagi."ujar Umji sambil mengusap air mata suaminya

"Sekarang aku tahu bagaimana caranya agar kamu tak marah lagi. Aku akan menangis habis-habisan."canda Yuju
"Aishh... lakukan saja kalau kamu ingin ditertawakan oleh anak-anakmu."

Wajah Yuju tiba-tiba kembali serius, "Soal anak, apa kamu serius ingin punya anak lagi sekarang?."
"Itu tergantung oppa."
"Kalau aku masih ingin menundanya, tapi kalau kamu ingin sekarang. Ayo kita usahakan."
"Kenapa kamu ragu, oppa?."

Umji penasaran dengan alasan suaminya ini, jangan buat dia salah paham dengan semua pemikiran aneh yang berada dikepala suaminya.

"Aku juga tidak mengerti. Tiba-tiba saja rasa takut itu muncul. Eunha meninggalkan kami begitu cepat. Aku tidak ingin merasakan hal seperti itu untuk yang kedua kalinya. Aku sudah merasa cukup dengan hidup bersamamu dan juga kedua anak kita."jelas Yuju

"Pasti sangat sulit untuk kalian saat itu?."

"Ne, sangat sulit. apalagi saat aku menjaga Eunbi sendirian. Ketika dia menangis, bukannya menenangkan dia , aku malah ikut menangis. Dulu sebelum aku pindah ke sebelah hyung. Para tetanggaku hampir melaporkan aku pada polisi, mereka khawatir aku akan bunuh diri bersama Eunbi."

"Astaga oppa. Mianhae."

Umji memeluk Yuju, dia merasa menyesal karena tidak berpikir sampai sejauh itu. Dan malah menganggap Yuju tidak tulus mencintainya.

"Aku yang salah, tidak perlu minta maaf lagi. Seharusnya aku jujur dari awal. Aku tidak ingin terlihat lemah dimatamu."

"Paboya."

"Meskipun menundanya. Aku tetap dapat jatah 'kan?. Semenjak kau marah, aku tak mendapatkan jatahku."
"Jatah apa?."
"Jangan sok polos.. Kau bukan anak-anak polos lagi sekarang."

Umji melepaskan pelukannya dan kembali menatap Yuju, "Siapa yang kemarin-kemarin lebih sok polos?."

"Bukannya kau mengajakku bermain hali-gali?."balas Yuju dan tersenyum penuh arti "Tapi sayang sekali, aku tak punya kartunya sekarang. Kita main yang lain saja."

"Apa itu lebih menyenangkan?."goda Umji, dia bahkan sekarang sudah menyentuh area sensitif suaminya itu

"Siapa yang mengajarimu?."

"Kamu..."

"Bukannya mantan suamimu?."

"Anni. Kami melakukannya hanya ketika kami sedang membutuhkan. Tidak seperti saat kita berpacaran dulu, yang hampir tiap minggu."

Jodoh Tak Akan Kemana... [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang