Tiga

10.5K 931 68
                                    

"Kamu ngapain diatas pohon kayak gitu, turun!"

Arkan tak mengerti mengapa kejadian ini bisa terulang kembali. Jika dulu, putra kembarnya yang nyangkut di pohon, kini ganti putrinya yang berada di atas pohon.

Jika dulu putra kembarnya yang nyangkut,  mungkin masih bisa di katakan wajar, karena usia mereka yang masih kecil. Tapi Zeylyna, gadis itu sudah berumur dua puluh tujuh tahun.

Arkan mengerti, apa yang dilakukan Zeylyna saat ini adalah wujud dari penolakan perjodohan yang dia rencanakan. Yang membuat Arkan tak mengerti, apakah putrinya ini ga ada cara lain selain ini?

"Zey bakalan turun kalau Papa batalin pernikahan Zey."

Zeylyna tidak hanya sendirian diatas pohon. Ada unicorn kucing kesayangannya juga. Zeylyna sengaja mengajak unicorn agar tidak kesepian diatas pohon.

"Ya ampun Arkan, itu anak kamu kenapa masih suka nyangkut di pohon rumahku sih?"

Eza yang baru keluar dari rumahnya, terheran-heran melihat tingkah keponakannya.

"Aku udah ga tahu lagi, Za, sama kelakuan keponakan kamu ini. Ga mau dijodohin aja sampe naik ke atas pohon."

"Om Eza sama aja sama Papa, suka maksa Zey buat nikah."

Eza dan Arkan saling berpandangan. Mereka seakan tak sanggup melihat tingkah Zeylyna. Arkan kembali memamdang Zeylyna di atas pohon, sepertinya anaknya baik-baik saja di atas sana. Biarlah, mungkin Zeylyna kini memutuskan menjadi seorang tarzan.

"Terserah kamu, Papa pusing!"

Arkan meninggalkan Zeylyna yang masih setia di atas pohon. Tidak hanya Arkan, Eza juga pergi masuk kembali ke dalam rumahnya. Arkan saja tidak bisa menghadapi Zeylyna apalagi dia.

Melihat Papa dan Omnya pergi membuat Zeylyna kesal. Kenapa kedua orang itu tidak membujuknya lebih lama lagi.

Tak berselang lama, Zeylyna melihat mobil Zidan yang memasuki pekarangan rumahnya. Namun, setelah turun dari mobil, bukannya masuk kerumahnya, Zidan malah masuk ke pekarangan rumah Eza dan menghampiri Zeylyna.

"Kamu ngapain di atas pohon kayak gitu?"

Zeylyna tak menjawab.

Matanya mengerjap saat Zidan mengikutinya naik keatas pohon.

"Turun yuk, hari ini kan kita ada  fitting gaun pengantin."

"Aku ga mau nikah sama kamu."

"Tumben bilangnya pakek aku-kamu."

"Disuruh sama Mama. Katanya, kalau sama calon suami ga boleh ngomong formal."

Zidan menyerit heran. Baru saja beberapa detik yang lalu Zeylyna menolak menikah dengannya. Tapi kini gadis itu malah menyebut dirinya calon suami.

Zidan akui, Zeylyna berbeda dengan gadis-gadis lainnya. Tingkah nyeleneh Zeylyna malah membuat Zidan semakin tertarik. Zeylyna juga memiliki sikap yang manis, meskipun kadang gadis itu tidak mau disalahkan.

Zidan meraih rambut yang menutupi sebagian mata Zeylyna kemudian menyelipkannya ditelinga gadis itu. Ada satu hal lagi yang Zidan ketahui, meskipun Zeylyna menolak pernikahan mereka, namun gadis itu tidak pernah menolak perlakuan manisnya.

"Gimana kalau sebelum fitting baju kita beli kucing dulu."

Zeylyna menggeleng.

Melihat Zeylyna memberengut seperti ini membuat Zydan semakin gemas dengan gadis itu.

"Kucing kamu-"

"Namanya unicorn."

"Ah, iya. Unicorn kayaknya harus dibawa ke pet shop deh. Liat nih, telinganya udah mulai kotor."

Unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang