Sembilan

9.4K 777 34
                                    

Buat yang tanya kenapa ga pernah update, silahkan baca author note dibawah ❤


Zeylyna tidak bisa membendung tangisnya seteleh berpamitan kepada kedua orang tuanya. Kini Zeylyna resmi berpindah ke kediaman Zidan. Semua barang-barang Zeylyna sufah dibereskan, hanya tersisa beberapa lembar pakaian saja. Untuk menjaga-jaga jika Zeylyna ingin menginap dirumah orang tuanya.

Selama ini Zeylyna tidak pernah tinggal berjauhan dengan orang tuanya. Bahkan Zeylyna memilih untuk kuliah di Indonesia, agar bisa tetap bersama kedua orang tuanya. Menjadi anak terakhir sekaligus anak perempuan satu-satunya, membuat Zeylyna memperoleh perlindungan yang lebih dari keluarganya. Belum lagi Zeylyna yang memiliki sifat manja dan labil.

Zeylyna menatap kosong ke arah luar sana. Tangannya bertengger pada pinggiran balkon. Zeylyna menghela nafasnya kasar. Baru beberapa jam dia meninggalkan rumah orang tuanya, kini dirinya sudah merindukan mereka berdua.

Zeylyna tersentak saat tiba-tiba sepasang tangan memeluknya. Saat Zeylyna tau siapa pemilik tangan tersebut, Zeylyna mengulas senyum.

"Ini udah malem loh, kamu ga tidur?"

"Aku kangen Mama sama Papa."

Zeylyna membalikan tubuhnya. Kini matanya bertatapan langsung dengan mata Zidan.

Laki-laki itu tersenyum, mengerti akan kecemasan istrinya. Zidan memaklumi semuanya. Itu adalah hal yang wajar bagi seorang wanita yang baru melepas masa lajangnya, dan harus tinggak terpisah dengan kedua orang tuanya.

"Kita belum sehari pindah loh, Zey."

"Kenapa sih kita ga tinggal disana aja?"

"Zey, kan aku sekarang suami kamu. Sekarang aku yang bertanggung jawab penuh atas kamu. Dan untuk tempat tinggal, udah kewajiban aku sebagai suami untuk membawa kamu tinggal sama aku."

"Tapi aku kangen Mama sama Papa."

"Kamu tenang aja, kita bakalan sering kesana kok."

Zidan merengkuh tubuh Zeylyna agar masuk kedalam pelukannya. Secara reflek Zeylyna menelusupkan kepalanya di dada Zidan. Sesekali Zidan memberikan kecupan-kecupan singkat di pucuk kepala Zeylyna.

Saat keduanya telah hanyut dalam suasana. Tiba-tiba unicorn menelusup diantara kedua kaki Zidan dan Zeylyna.

Zeylyna secara spontas melepaskan pelukan Zidan, kemudian membawa unicorn dalam gendongannya.

"Unicorn kenapa? Ngantuk ya?" Zeylyna mendekatkan telinganya pada mulut unicorn."

"Miaw."

"Zidan, kita masuk yuk. Unicorn katanya ngantuk."

"Ayo, lagian ini juga udah malem."

Sebelum untuk naik ke ranjang, Zidan terlebih dahulu menutup pintu kamar mereka.

Zidan terkejut saat Zeylyna menaruh unicorn tidur di kasur mereka. Ini mereka ga tidur bertiga kan?

"Unicorn tidur disini?"

"Iya dong, kan aku udah kebiasaan tidur sama unicorn."

"Aku kira dia bakal tidur di sofa."

"Kamu itu kalau menikahi aku, tandanya kamu harus menikahi anak-anak aku juga. Kamu mau jadi Ayah yang jahat?"

Zidan jelas mengerti apa yang di makdud anak-anak oleh Zeylyna, mereka adalah kucing-kucing Zeylyna. Kalau sudah seperti ini, Zidan hanya bisa mengalah. Malam pertamanya gagal lagi deh.

"Yaudah kita tidur bertiga."

"Nah, gitu dong."

Zeylyna mulai membaringkan dirinya di ranjang. Diraihnya selimut untuk menutupi tubuhnya. Disampingnya terdapat unicorn yang sudah tertidur pulang. Dan Zidan juga ikut membaringkan dirinya di ranjang.

Unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang