Sepuluh

8.9K 715 28
                                    

Hari ini Zeylyna sengaja ikut Zidan ke kantor. Zeylyna sedang tidak mood untuk datang ke butik, jadi Zeylyna meminta Veronika untuk mengurusi segala keperluan yang ada di butiknya.

Untuk menghilangkan rasa bosan, Zeylyna membuat beberapa desain gaun yang akan dia keluarkan tahun depan.

Tahun depan, ada sebuah acara penghargaan di salah satu stasiun televisi. Dan mereka memilih Zeylyna untuk menjadi fashion designer di acara tersebut. Ini bukan kali pertamanya bagi Zeylyna bergabung dengan acara besar seperti itu. Sudah banyak stasiun televisi yang mengajak Zeylyna bergabung dengan acara mereka. Zeylyna juga sering ikut andil dalam acara-acara besar di Indonesia maupun luar negri. Hal itu sangat wajar, mengingat Zeylyna adalah salah satu desinger terbaik di negara ini.

Zidan menghampiri Zeylyna yang masih berkutik dengan kertas dan pencil ditangannya.

"Gambaran kamu bagus."

Zidan memeluk Zeylyna dari belakang, menumpukan dagunya di kepala gadis itu.

Zidan menatap takjub kearah rancangan milik Zeylyna. Pantasan saja nama Zeylyna melejit, ternyata rancangan gadis itu begitu istimewa.

"Kamu kerja sana, jangan gangguin aku."

"Yang ada kamu yang gangguin aku."

"Kok jadi aku? Kan aku dari tadi diem aja."

Zeylyna membalikan tubuhnya. Memicingkan matanya menatap Zidan.

"Kamu terlalu cantik, makanya bikin aku ga fokus terus."

"Kamu gombalin aku?"

Zidan tak membalas ucapan Zeylyna. Matanya mengerling malas. Ini Zeylyna ga bisa diajak romantis-romantisan apa?

Zidah menoyor pelan kepala Zeylyna. Karena Zeylyna yang terlalu lebay, gadis itu menghuyungkan kepalanya ke samping, seolah Zidan menoyorkan dengan sangat pelan.

"Aduh-aduh balikin dong, kepala aku miring nih."

Zidan menurut, dia menoyor kepala Zeylyna dengan sisi yang berlawanan arah. Masih dengan gerakan sangat pelan. Setelah itu, kepala gadis itu tegak kembali. Zidan semakin tak mengerti kenapa istrinya bisa seabstak ini.

"Kamu kok KDRT sih, nanti aku bilangan Papa nih!"

"Maaf sayang."

Zidan menangkup kedua pipi Zeylyna, kemudian mengecupi kedua sisi kepala Zeylyna secara bergantian. Tak puas dengan hal itu, Zidan menurunkan bibirnya untuk menggigit gemas pipi Zeylyna. Entahlah, bagi Zidan itu menjadi hal yang paling Zidan sukai.

"Kamu itu gemesin banget sih."

Zidan masih menggigit kedua pipi Zeylyna. Membuat Zeylyna mengerucutkan bibirnya sebal. Untung aja bedaknya ga ilang.

"Zidan, berhenti dulu. Aku mau ngomong."

Zidan menghentikan aktivitasnya.

"Kamu mau ngomong apa?"

"Soal Viola, aku ga suka sama dia. Dia wanita yang kotor."

"Maksud kamu?"

"Aku rasa kamu ga buta dengan sikap dia selama ini. Dia terang-terangan godain laki-laki yang sudah beristri!"

Zidan mengerjap, baru pertama kali dia melihar Zeylyna seserius ini. Padahal beberapa menit yang lalu, gadis itu bertingkah layaknya anak kecil. Zeylyna suka tiba-tiba merubah sikapnya, Zidan harus mulai terbiasa dengan hal ini.

"Dia cuma sekertaris aku. Aku sama sekali ga ada perasaan sama Viola."

"Aku bicara soal Viola, bukan soal kamu."

Unpredictable LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang