Dua minggu sebelum festival sekolah diadakan, para panitia pengurus pun disibukkan dengan persiapan berbagai macam hal. Termasuk Seiru, yang belakangan ini mulai jarang hadir pada jam pelajaran dan sering menghilang pada jam istirahat.Setidaknya hal itu sudah berlangsung selama dua hari terakhir. Dan kira-kira apa yang gadis itu tengah rasakan? Tentu saja, frustrasi!
"Hiks ...." Menjedukkan kepalanya pada kaca bus, Seiru yang biasanya mengalahkan cerahnya mentari itu terlihat tak semangat hari ini. Wajahnya kuyu, persis seperti ketika sebelum ia mendapatkan bantuan dari Taiga.
"Haaah … Tugas-tugas osis ini benar-benar membuatku tak bisa bertemu dengan Taiga-kun," ucapnya lirih sembari melempar pandangan ke luar jendela, ternyata cuaca pagi yang cerah tak berhasil menaikkan semangatnya. "Padahal aku berharap kami bisa berpapasan setidaknya sekali, supaya aku bisa menyapa dan melihat wajahnya. Tapi sepertinya semesta sedang tak berpihak padaku akhir-akhir ini. Meski aku sengaja mendatangi kelasnya dengan dalih untuk mengumpulkan data peserta lomba, tetap saja aku tidak bertemu dengannya."
Hembusan napas panjang keluar dari bibir Seiru—untuk yang kesekian kali. Gadis itu sudah kehabisan mood-nya untuk menjalani hari.
"Padahal sudah dikasih kesempatan untuk mendekatinya, tapi tetap saja aku tidak bisa," keluh Seiru, meracau pada diri sendiri, "huuh, dasar payah!"
Tring!
Bunyi notifikasi pesan masuk menginterupsi Seiru. Dengan malas gadis itu membukanya, namun dalam sekejap matanya langsung membola seketika.
"Heh?! Pesan dari Taiga-kun?!!" Tanpa sadar ia berteriak membuat beberapa penumpang bus menoleh ke arahnya.
Seiru langsung merasa kikuk dan meminta maaf pada mereka, "sumimasen," ucapnya pelan dengan ekspresi merasa bersalah.
Kemudian Seiru mengembuskan napas pelan, menenangkan diri sejenak sebelum akhirnya membaca isi pesan dari Taiga; sebuah fenomena paling tak biasa yang pernah hadir di hidupnya. Seiru mulai bertanya-tanya, apa horoskop miliknya sedang bagus hari ini?
Ada sesuatu yang mau aku berikan. Pagi ini aku tunggu di depan gerbang sekolah.Kedua mata Seiru melotot lebar, berulang kali membaca kalimat tersebut. Takutnya ia salah lihat, tapi nyatanya tidak. Taiga, benar-benar ingin bertemu dengannya.
Kyaaa! Mimpi apa aku semalam bisa merasa seberuntung ini sejak pagi? Dan dalam sekejap, semangatnya berubah membara.
Dengan langkah tergesa-gesa—bukan karena ada hal mendesak, tapi lebih ke perasaan tidak sabar untuk bertemu orang yang ia rindukan—Seiru segera turun dari bus dan berlari menuju gerbang sekolah yang berjarak lima puluh meter dari tempat pemberhentian.
Dari sana, Seiru sudah bisa melihat sosok Taiga berdiri menjulang bak tiang listrik. Senyum di bibirnya tak dapat lagi ia tahan.
"Taiga-kun!"
Taiga yang sebelumnya asyik bermain ponsel langsung menoleh ke sumber suara. Uh? Cepat sekali dia munculnya? Taiga membatin dengan raut terheran-heran.
"A-aaah … syukurlhahhahh … akhu … dathang … tephat—"
"Oy … kau bisa mengatur napasmu dulu, baru bicara."
KAMU SEDANG MEMBACA
༺ [J] 𝐂𝐋𝐎𝐒𝐄𝐑 ✓
Roman d'amour[ Japan Fiction - School ] ❝ lantas kenapa tidak menjadi dekat mulai sekarang? ❞ ━━━━━━━━━━━━ ©eruuuniverse 2022年 02月