9. Permainan Sang Cassanova

21 9 1
                                    



Menjelang waktu istirahat makan siang berakhir, koridor kelas dua SMA Akitakatta mendadak heboh dengan aksi Miya Atsushi—playboy ulung dambaan para gadis di sekolah yang datang menemui Seiru di kelas Ayaka. Cowok rupawan itu mengumbar senyuman seraya mengulurkan sekuntum Mawar ke hadapan Seiru, membuat gadis-gadis yang menyaksikan adegan tersebut menjerit histeris bahkan sampai ada yang gigit jari merasa iri.

"Hinata Seiru, kan?"

Seiru terpegun sejenak. Bukan cuma kaget karena tiba-tiba dihampiri cowok ganteng dan dikasih bunga—tapi ia juga tak menyangka kalimat yang diucapkan cowok itu akan langsung membuatnya melayang di udara.

"Pulang sekolah ini aku menunggumu di rooftop. Ada yang mau aku katakan. Jadi jangan sampai terlambat, ya." Begitulah kata sang Casanova, sebelum kemudian melengkungkan senyuman maut dan berlalu pergi meninggalkannya.

Kerumunan gadis yang memenuhi lorong seketika menyingkir memberi jalan pada sang Raja, bak sebuah adegan film dimana pertunjukkan seru akan mulai menunjukkan hilalnya.

Beberapa saat setelah kehebohan mereda, satu persatu anak pun bubar meninggalkan lorong hingga tersisa Seiru dan Ayaka saja.

"Nee, Aya-chan. Yang barusan itu, kan …," belum sempat Seiru menyelesaikan kalimatnya, Ayaka sudah mengangguk seolah tahu apa isi pikiran gadis itu.

"Ya, Miya Atsushi. Setter handal dari tim voli Akitakatta," timpal Ayaka.

"Ah, aku baru ingat!" seru Seiru sambil meletakkan kepalan tangan kanannya di atas telapak tangan kiri, "aku pernah melihat dia main ke rumah Shota, sewaktu itu aku juga menjenguk adiknya Shota—Natsuki yang sedang sakit. Oh pantesan seperti tidak asing." Kemudian Seiru mengetuk-ngetuk dagunya dengan ujung jari.

"Yah, pada dasarnya hampir tidak ada yang tidak mengenal Miya di sekolah ini," tambah Ayaka seraya menyilangkan tangan di depan dada, "dia sangat populer karena kehebatannya dalam bermain voli. Saat masih kelas satu, dia sudah masuk tim reguler dan membawa nama sekolah hingga tingkat nasional. Bukan kah itu luar biasa? Ditambah lagi dengan perawakannya yang tinggi dan wajahnya yang rupawan. Para gadis selalu mengecapnya sebagai pacar idaman. Hari-harinya selalu dikelilingi banyak penggemar."

"Oooh, berarti dia itu populer sama seperti Tomoki-kun?" tanya Seiru dengan tampang polos.

Mendengar nama 'Tomoki', entah mengapa raut Ayaka berubah masam seketika. "Ya kurang lebih mereka itu satu spesies."

"He?" Kepala Seiru miring ke kanan.

"Sudah sama-sama mulut buaya, ditambah lagi tahun ini mereka berada di kelas yang sama. Kiamatlah dunia," sambung Ayaka mendengkus pelan, "mereka tuh klop, satu server, sepemikiran. Dan kalau keduanya bekerja sama, aku tidak tahu lagi bakal sekacau apa." Ayaka tiba-tiba tersentak dengan perkataannya sendiri, "eh?! 'Bekerja sama'?" ucapnya lirih, lalu menoleh ke arah Seiru. Dilihatnya Seiru sudah senyam-senyum seperti orang gila menatap bunga mawar di tangannya.

"Walau bagaimanapun, bunga ini cantik," kata Seiru, lalu berpaling menatap Ayaka seraya menyengir bahagia, "ini pertama kalinya aku mendapat bunga dari cowok ganteng seperti Atsushi-kun. Rasanya senang sekali...!"

Ngenes banget! Ayaka terdiam dengan mata membelalak. Yah, meski ia juga tahu kalau selama ini Seiru memang tidak pernah dekat dengan cowok manapun. Tapi tetap saja mengakui hal itu secara terang-terangan agaknya cukup memalukan. Untungnya Ayaka sudah mengenal Seiru dari lama. Dan kepolosan sahabatnya itu memang sering bikin geleng-geleng kepala.

༺ [J] 𝐂𝐋𝐎𝐒𝐄𝐑 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang