Ungkapan

115 44 3
                                    

Hai! Ini udah masuk chapter 10 tapi masih belum ada kritik, saran, dan juga vote. Sedih akutuh gaes😢 jadi aku mohon dicerita abal-abal ini aku mau kalian ngesuport aku dengan cara komen, kalian bebas mau komen kaya gimana. Karena satu komen dari kalian sangat berarti dari aku😢


Setelah kemarin menghabiskan satu hari penuh dengan April dan Razan. Sekarang mereka bertiga masuk sekolah, karena gak mungkin kan terus-terusan libur. Kebetulan pagi ini sangat cerah, maka dari itu Syakila memutuskan untuk berangkat lebih awal. Takutnya terlambat lagi, udah mau kelas 3 SMA. Masa terus-terusan terlambat, kan malu sama pak Tomi. *Eh

Jam tujuh kurang lima menit, Syakila sampai di gerbang sekolah.

"Cepet masuk neng!" Seru Pak Satpam yang kumisnya lebat kaya hutan sumatera.

"Hosh.. hosh..." nafasnya naik turun, ia berlari dari jalan tempat angkotnya berhenti, ke depan gerbang sekolah yang menjorok ke dalam.

Ngerti gak sih? Author bingung nih.

Syakilapun berjalan melewati koridor, disana ia melihat guru-guru sedang bersiap-siap Apel pagi. Buat kalian yang gak tau, APEL pagi itu nama lain dari upacara. Biasanya di sekolah yang sudah menerapkan sistem full-day akan melaksanakan Apel pagi disetiap harinya.

"Syakila cepat ke kelas sekarang." Ucap Pak Tomi saat melihat Syakila yang malah asyik melamun sambil melihat kearah lapangan. "Iya pak, santuy atuh pak." Katanya sambil mencium tangan Pak Tomi, yang biasanya menunjukan hormat kepada guru, inget hormat! Bukan cinta.

Kalau laki-laki yang cium tangan perempuan baru cinta wkwk - gak jelas author.

Itu juga nyiumnya kalau di tempat romantis thor, kalau di sekolah sih bisa jadi cinta atau hormat -Syikila

Setelah berpamitan, Syakila melanjutkan langkahnya untuk segera ke kelas. Saat sudah sampai di depan pintu, ia mendengar suara orang menangis. Ditambah dengan keadaan kelas yang heboh, tidak seperti biasanya. Kalau udah bel masuk biasanya Ketua murid akan memimpin doa dan juga melanjutkan kegiatan literasi sambil menunggu guru-guru selesai Apel-nya. Karena penasaran yang tinggi Syakila membuka pintu dengan keras.

"Hei, ada apa sih?" Tanyanya ketika melihat segerombol murid perempuan yang sedang mengelilingi meja Ica. Ia pun menghampiri teman-temannya.
"loh ica kenapa nangis?" Tanyaku kaget. Ica itu bisa dibilang perempuan stronger, jadi heran aja kenapa bisa si ica nangis sesegukan gini.

"Huaaa kila." Ujarnya lalu memeluk Syakila yang baru saja datang.

"Kenapa?"

"Hiks tadi sebelum gue masuk kelas hiks,, teru lewat perpus hiks di kanopinya gu-gue denger mereka hikss mau jahatin lo hiks." Ceritanya sambil menangis sesegukan.

"Terus kamu kenapa nangis," tanyaku bingung.

"Hiks,, hikss,, dia tau gue denger hikss,, terus ngebentak gue supaya gue tutup mulut." Katanya lagi sambil menangis dengan kencangnya. Woah! Aku tau sekarang kenapa si Ica nangis gini. Karena di bentak! Dia pernah cerita sama aku kalau dia phobia sama yang namanya bentakan. Meskipun dia udah sabuk hitam dikarate, tapi ya namanya juga perempuan pasti memiliki ketakutan tersendiri. Kaya Ica dia phobia sama yang namanya di bentak. Terus April phobia sama mati lampu. Terus Neneng phobia saat naik motor. Sedangkan aku sendiri? Phobia sama buaya. Buaya darat maksudnya, haha.

"Tapi Ca, mereka itu siapa?" Tanya Abel penasaran.

"Gilang CS." Jawabnya sambil mengelap ingusnya.

"Jijik sia Ica." Kata Asep yang kebetulan lewat segerombolan perempuan-perempuan Cantik. Kata si April sih.

"Terus ya la, si siapa gitu gue gak tau namanya. Dia mau baperin lo terus kalau udah baper di tinggalin. Tapi, si Gilang kayak yang gak suka gitu pas denger temennya bilang kaya gitu." Ceritanya udah tenang.

Kami saling berpandang. Hening beberapa detik hingga si Asep menyeletuk,

"Naksir kali si Gilang makanya dia gak suka pas temenya bilang kaya gitu." Ujarnya berpendapat.

"Assalamualaikum."

"Kalian ngapain? Pagi-pagi udah ngegosip." Seru Pak tomi yang kebetulan sekali mengajar pelajaran Seni Budaya di kelas Kila dua jam.

"Waalaikumsalam." Seru semua murid.

"Ini loh pak, katanya si Gilang CS mau nyelakain Kila. Kan kita gak terima tuh." Adu Neneng.

"Benar?"

"Iya pak nih si Ica sampe nangis, takut Kila kenapa-napa." Jelas Asep

"Benar begitu Ica? Kamu tidak mengada-ngada?" Tanya Pak Tomi sekali lagi memastikan.

"Iya pak."

"Atas dasar apa Gilang CS menyakiti Kila?"

"Yang saya denger mereka dendam sama Kila karena salah satu temannya dipermalukan oleh Kila di depan umum pak."

Lah kapan aku berurusan sama adik kelas, gumamku pelan.

"Syakila ikut saya ke Ruang BK. Dan kalian kerjakan soal ini. Bagikan satu bangku satu." Ujarnya memenrintah.

✨✨

"Benar begitu Gilang Aditama." Ujarnya dengan tatapan menusuk. Ia tidak menjawab, dan terus menatap Syakila yang berada di depannya .

"Jawab!" Sebelum menjawab, Gilang mendengus dengan keras.

"Iya! Lagi pula gak jadi. Mana mungkin saya menyakiti kakak saya sendiri." Ujarnya sambil terus menerus menatap wajah Syakila yang sedang menatapnya juga.

"Tak sudi aku mempunyai adik menjijikan sepertimu." Ujar Syakila sambil melihat Gilang dari ujung kepala sampai kaki, seolah-olah menilai. Dan melayangkan tatapan mencemooh.

Gilang yang melihat kelakuan Syakila seperti itu kepadanya geram, tidak pernah ada seorangpun yang berbuat lancang seperti itu kepadanya! Wajahnya memerah, kuku-kukunya memutih. Terlihat sekali bahwa ia sedang menahan emosi yang siap meledak kapan saja.

"Berani sekali." Ucapnya menggeram.

"Kenapa? Tidak terima? Memang begitu kenyataannya. Kau mahluk sampah, sama seperti keluargamu. Mereka semua sampah masyarakat." Ujarku sambil menyeringai.

"Saya permisi pak. Lagian itu hak mereka mau menyakiti atau apapun itu. Tapi yang jelas mereka gak bakal bisa berbuat semaunya kepada saya." Pamitku lalu pergi meninggalkan ruang bk dengan senyum terlihat jahat mungkin?

✨✨

Aku buat part ini 900 kata. So aku ngemis banget kritik, saran dan juga vote dari kalian semua.

Ig: @hldzia

Why Me ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang