Bulan demi bulan, hari demi hari, menit demi meni telah Syakila lewati. Dan detik ini tak terasa kelas dua belas sudah di hadapkan dengan berbagai macam ujian. Dan untuk minggu sekarang SMA ERLANGGA sedang melaksanakan TryOut, kelas dua belas.
Yakali kelas satu_-
Ada loh nanti pas 2021, wle :p -Author
Serah lu deh thor
Oke bck topik!
Hari terakhir ia berhadapan dengan komputer untuk mengisi soal-soal memusingkan ini! Sungguh ia ingin segera lulus. Ia sudah mual dengan ulangan-ulangan seperti ini, meskipun kata orang ia pinter. Tapi kan, ia juga manusia biasa! Sepinter-pinternya yang pinter pasti enek juga kalau tiap bulannya di hadapin sama ulangan! Inget hei kalian, orang pinter juga manusia.
Kringg..kringgg
"Oke, yang sudah matikan komputernya. Silahkan pulang, ingat! Langsung pulang." Kata Pak Tomi, yang kebetulan pengawas di lab tempat Syakila ulangan.
"Iya pakk!"
Semua siswa berdesakan untuk mengambil sepatu,mereka nampaknya sudah tak sabar ingin pulang, lalu rebahan. *Eh
Mungkin di benak kalian ada pertanyaan 'kok sepatunya di buka? ' jawabannya karena udah peraturan! Supaya lantai Lab komputer tetap bersih. Maklum lab komputer kan agak luas, jadi kalau setiap hari dibersihinkan capek juga. Mana Lab nya kan bukan satu tapi ada empat! Elite banget kan sekolahku?
Oke stop bicara yang gak penting! Karena sekarang Syakila sedang pusing. Mungkin karena gak sarapan tadinya? Tapi itu gak mungkin! Biasanya juga kalau tidak sarapan Syakila baik-baik saja kok. Tapi, di dunia ini gak ada yang gak mungkin kan? Baiklah stop berpikir yang aneh-aneh! Itu membuat kepala Syakila semakin pusing, ia tidak mau jatuh dari tangga karena sekarang posisi Syakila akan turun ke lantai bawah lalu pulang untuk mengistirahatkan kepalanya yang sudah terlalu banyak mikir soal-soal TryOut tadi.
"Buruan dong turunnya jangan pada berantem, nanti jatuh berjamaah gimana?" Kata Syakila ketika melihat teman-temannya yang malah merusuh di tangga. Bukannya turun! Gak tau apa ini kepala kaya mau meledak saking pusingnya.
"Yaelah kil, kalau jatohkan kebawah." Ucap si Asep menyebalkan seperti biasa.
"Ish! Buruan deh. Aku pusing banget ini mau pulang."
"Yo wes silahkan turun terlebih dahulu. Hei kalian minggir princes mau lewat," kata Gio mengintrupsikan orang-orang untuk kesamping dulu, dan itu membuatku malu!
"Gio gak boleh gitu! Malu tau." Ucapku ketus.
"Hayu atuh kil, mau pulang gak?" Tanya Neneng. "Katanya pusing, dari pada pingsan disini mending aku antar sampai parkiran yuk!" Ajaknya lalu menuntunku menuruni tangga. Baik sih tapi kan kalau seperti ini kaya nenek yang harus di jaga selembut mungkin. Tapi tak apalah, yang penting segera pulang lalu rebahan.
Sesampainya di parkiran, Neneng menawarkan untuk pulang bareng tapi aku tolak. Kasihanlah rumahku sama dia beda jalur.
Jadi lah tinggal aku sekarang di parkiran seorang diri. Gak seorang diri juga sih ada banyak orang yang mau pulang, hehe.
✨✨
Menyebalkan sekali! Sudah sepuluh menit aku menunggu angkutan umum tapi masih belum ada yang lewat dengan jalur searah kerumahku. Pusing di kepalaku semakin menjadi-jadi.
Nebeng ke Razan? Katanya sih kencan dengan April. Aku gak tau kabar percintaan mereka seperti apa karena jika ditanyapun keduanya seolah menutup-nutupi dengan cara mengalihkan obrolan, dasar.
"Syakila kenapa belum pulang?" Tanya seseorang yang mengagetkanku.
"Astagfirullah, ish bapak ngagetin tau!"
"Kenapa belum pulang?" Kanyanya mengulangi pertanyaan tadi.
"Gak ada angkot yang lewat pak."
"Naik."
"Hah? Beneran pak?" Tanyaku cengo. Yaiyalah cengo! Wong ini yang ngajak Pak Tomi girls! Pak Tomi yang ganteng ituuuuu.
"Iyalah bener! Cepet deh naik. Saya antar kamu pulang sekarang sebelum pikiran saya berubah lagi." Jawabnya agak judes.
"Wah makasih loh pak jadi merepotkan begini, hehe." Kataku lalu segera membuka pintu mobil Avanza milik Bapak Tomi yang terhormat ini.
"Pasing saltbate nya." Katanya sekali lagi memerintah, langsung saja aku turuti. Takut kala gak dituruti malah gak jadi diantar pulang. Mana ini kepala masih nyutnyutan lagi nyerinya makin menjadi-jadi.
"Pak bisa gak mampir dulu ke apotek?"
"Ngapain?" Tanyanya gak berbobot.
Mau pup pakkk teriak Syakila dalam hati.
"Beli obat pusing pak."
"Loh kamu pusing? Mau sekalian saja saya antar ke klinik?" Tanyanya yang terlihat agak sedikit khawatir, ngarep gak papa kali kan? Asal jangan sering-sering aja, hehe.
Biasa kalau ke orang ganteng kan sekalipun guru tetep mau.
"Gak usah pak, mau langsung istirahat aja dirumah." Ucapku menolak ajakan baiknya dengan halus.
"Kalau gitu nanti kita mampir ke restoran dulu, kamu bekal pesannya. Saya tau kamu belum makan. Jadi sebelum minum obat jangan lupa makan."
Yaampun perhatian banget, gimana kalau baper? Gimana kalau nanti berharap banyak? Ah si bapak ini mah! Bisa banget buat hati Syakila jungkir balik kasur. Yaiyalah kalau jungkir balik genteng sakit! Nanti mati.
Hehe bercandaa Authornya ✌
"Iya pak. Makasih loh pak sudah mengingatkan. Saya jadi baper, eh?" Katanya nyeleneh.
"Bagus dong kalau baper." Ujarnya ikut nyeleneh
Aku tak membalas lagi perkataanya, karena nyatanya ini kepala makin pusing.
✨✨
794 kata
@hldzia*
Maaf deh kalau Gaje, hehe 😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me ?
FanfictionHidup Syakila baik-baik saja dengan sang Bunda. Tapi, ketika ajal menjemputnya Syakila terpaksa pindah dari kampungnya untuk memulai hidup yang lebih baru di kota kembang, Bandung. Setahun di Bandung, hidupnya biasa saja. Ditahun berikutnya ketik...