"Kau sudah menemukannya?" tanya Fernandez Miller, salah satu karib Axton yang telah lama berteman sejak duduk di bangku junior high school. Lelaki itu duduk di sebelah sofa Axton sementara suara musik menghentak di sekeliling mereka.
Kerlap-kerlip lampu warna-warni menyala, membuat suasana malam itu semakin heboh. Beberapa para pasangan berdansa dengan vulgar di dansa floor. Memeluk dan berciuman dengan panas.
"Tidak..." balas Axton menuangkan botol berisi alkohol ke gelas. Menenggaknya kemudian. "Thomas sudah mencarinya."
"Kurasa... kau harus melupakannya Axton," ujar Fernandez ikut menenggak minuman yang dituangkan Axton ke gelasnya.
"Aku yakin ia masih hidup Andez."
Kemudian Axton melirik ponselnya yang menampilkan wallpaper kemesraan dirinya dengan Evelyn. Di foto itu mereka terlihat bahagia dengan saling merangkul mesra dan gambar itu angelnya diambil dari atas kepala. Tentu saja Axton yang memegang kameranya.
"Entah dimana ia..." lirih Axton. Wajah temannya itu tampak kacau.
Fernandez menyandarkan punggung ke sofa. Ekor matanya melirik Axton. Temannya itu sekarang tengah mengusap wajahnya, mengerang. "Aku berniat melamarnya malam itu di hari ulang tahunku."
"Kau sudah menyiapkan segalanya dengan baik hm?"
Axton menggeleng akibat rasa pening mendera kepalanya. Ia kemudian menyandarkan kepala di sandaran sofa. Matanya menerawang hampa. "Ya. Dan seharusnya hari ini ia bersamaku di atas ranjang."
"Jika isi otakmu hanya tentang ranjang, maka kau bisa menghabiskan waktumu dengan gadis pirang itu."
"Apa maksudmu?"
"Ia sangat tergila-gila padamu. Kau bisa menuntaskan fantasimu tentang Eve dengannya." Fernandez melirik ke arah Chloe yang berjalan dengan gaun seksinya-mengekspos belahan dada juga paha mulusnya. Mengoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri, menghampiri Axton.
Gadis itu adalah teman senior high school mereka dan begitu terobsesi dengan Axton. Tapi pupus ketika Axton memacari Evelyn. Namun usai mengetahui kabar duka tentang Evelyn beberapa hari lalu, gadis itu kembali berusaha mendapatkan Axton kembali. Ia berharap bisa menggantikan posisi Evelyn di hati Axton.
"Hei Axton," sapa gadis itu. Tangannya terjulur pada sisi kepala Axton di sandaran sofa, mengurungnya.
Mata Axton menggelap memandangi gadis pirang itu.
"Sepertinya kau sedang mengalami hari yang buruk hm."
Fernandez menghela nafas melihat Chloe mulai menggoda Axton dengan jemari lentiknya. Bermain di sekitar pipi Axton. "Aku bisa menemanimu malam ini..."
"Dan kau..." Chloe menatap Fernandez dengan senyuman miring. "Bisa kau meninggalkan kami berdua?"
"Sayangnya aku tidak bisa." Fernandez menolak mentah-mentah pengusiran Chloe. Ia kembali asik menuang minumannya.
Sementara Chloe berdesis dan pada detik yang sama Axton menarik kepala gadis itu, menciumnya dengan panas.
Fernandez yang melihat itu hanya tersenyum sinis. Tegukan demi tegukan cairan alkohol itu menjalar di kerongkongannya.
Satu hal yang Axton tidak ketahui bahwa dirinya yang menjadi dalang dari kecelakaan kekasihnya. Evelyn Blossom.
Dan Fernandez bersumpah akan menemukan gadis itu lebih dulu daripada Axton. Lalu menghabisinya. Jika perlu mengirimkan jasadnya setelahnya kepada Axton agar lelaki itu bisa merasakan sesedih juga sehancur apa kehilangan orang yang memiliki andil penting dalam hidupnya.
***
bersambung...
gimana? masih penasaran buat nunggu episode selanjutnya? like dan komentarnya ditunggu ya hehe ^^
repost: 11 Januari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
End Game [complete]
Mystery / Thriller[Follow dulu ya sebelum baca :)] Evelyn Blossom gadis itu kehilangan sebagian memori karena trauma berat. Hingga seseorang menemukannya. Lalu identitasnya diubah begitu saja menjadi Milly Kincaid. Nama itu membawa bencana untuknya dan mengantarkann...