Chap 1.1: Kecelakaan

62.6K 1.7K 30
                                    

"Kau sangat cantik Eve. Aro pasti akan menyukai penampilanmu," puji Stella, Ibunya yang memegang bahu putrinya, lalu mengelus rambut panjangnya yang bergelombang akibat dicurly.

"Kau sudah menyiapkan hadiah untuk Aro?" tanya Raymond, ayahnya yang bersandar di sisi ambang pintu.

Evelyn Blossom. Gadis berusia 22 tahun itu tampak malu-malu dan enggan untuk menjawab pertanyaan sang Ayah. Tapi detik berikutnya, ia berkata pelan, "Aku akan memberikannya jika aku sudah bertemu dengannya, Daddy."

Rona tersipu di pipi Evelyn spontan membuat Stella tertawa. Ia lalu melirik suaminya di pintu yang memandang datar dan tampak tidak peduli, namun samar bisa Stella tangkap ujung bibir suaminya itu sedikit tertarik sebelum menghilang, meninggalkan mereka berdua setelah berkata, "Ya sudah. Daddy tunggu di bawah. Kita akan berangkat sebentar lagi."

"Biar Mommy tebak hadiah apa yang akan kau berikan untuk Aro." Stella memicingkan mata pada Evelyn membuat Evelyn mengigit bibir dengan kepala agak tertunduk, merona. "Aku akan memberikannya sesuatu yang tidak akan pernah dilupakannya Mom."

Evelyn kemudian menggandeng lengan Stella, berbisik pelan, "Dan Mom tidak perlu tahu."

Stella tertawa. "Kau akan memberikanya sebuah ciuman panas?"

"Mom!" pukul Evelyn pada lengan sang Ibu. Merengut namun rona panas di wajah sudah menjelaskan demikian bahwa itulah hadiahnya.

"Jangan lupa, Mommy melihatmu sedang mempelajari sebuah cara berciuman lewat ponselmu," usil Stella menggoda putrinya, membuat pipi Evelyn tambah memanas. Ia menatap Stella,"M-mom memergokiku?"

Stella tertawa lagi. Ia merengkuh putrinya dari samping, membenamkan kepala putrinya itu di dadanya. "Tentu saja."

Evelyn mendongak ketika jemari Ibunya mengelus pipinya. "Aro pasti akan menyukai hadiahmu sayang."

Senyum lebar tersungging di bibir Evelyn. "Ini adalah pertama kali aku melakukannya dengannya Mom." Lagi, Evelyn mendekap sang Ibu erat dan bibirnya masih memamerkan senyum, "Aro berkali-kali hampir menciumku, tapi aku selalu menghindarinya karena aku ingin menyiapkan hadiah ini di hari ulang tahunnya yang ke 26 tahun."

***

Raymond menyalakan mesin mobilnya. Stella duduk di sebelahnya dan Evelyn duduk di kursi belakang. Setelah itu mobil mulai berjalan. Tampak salju berjatuhan dan Evelyn mendongak menatap langit malam dari kaca mobil. Tidak ada benda-benda indah di atas sana.

Lalu tak berapa lama kemudian suara panik Stella terdengar, "Ada apa sayang?!"

"Remnya tidak berfungsi Stella!"

Pembicaraan itu dan laju mobil membuat Evelyn turut merasakan kepanikan. Ia maju ke depan dan bertanya cemas, "Mom, Dad, apa yang terjadi?!"

"Sial!" umpat Raymond di sela-sela kegusarannya. Kakinya berkali-kali menekan rem tapi tidak juga berhasil. Terlebih bola matanya membesar kemudian ketika melihat sebuah mobil hitam hendak melintas ke arah mereka.

"Raymond awas!" teriak Stella heboh beradu rasa takut. Disusul jeritan Evelyn, "Daddy!"

Lalu semua terjadi begitu saja. Hanya seperskian detik suara benturan cukup keras terdengar. Mobil Raymond sudah terbalik. Kacanya pecah. Begitu pula dengan mobil hitam. Asap mengepul di sekitar.

Darah merembes dari kepala Raymond yang tidak lagi sadar. Sedangkan Stella matanya terbelalak. Kaca mengenai sebagian wajahnya. Evelyn yang terluka berusaha keluar.

Beruntung pintu itu masih berfungsi.

Ketika tiba di luar dengan merangkak sebisa mungkin, ia berseru sarat rintihan, "To-tolong!"

"Seseorang tolong kami!"

Ia kemudian menangis histeris di tengah jalanan sepi. Begitu ketakutan melihat segalanya. Terlebih kondisi kedua orangtuanya yang tampak parah. Sudah seperti mayat segar. Tidak ada tanda-tanda kehidupan lagi.

***

bersambung...

jangan lupa tinggalkan like dan komentar ya. nanti kita ketemu lagi di episode selanjutnya hehe ^^

telah tamat 25 juli 2020
repost : 6 januari 2021

End Game [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang