Chap 10: Kejutan Pahit

30.1K 977 33
                                    

"Anda Milly Kincaid?" tanya Thomas yang berjaga di pintu ruang kerja Axton.

Milly yang tampak ling lung akibat tidak terbiasa dengan luasnya setiap area di gedung ini lantas menatap Thomas. Ia tadi diperintahkan untuk menuju ke lantai ini. Tepatnya lantai 30. Semburat senyum tipis dipamerkannya. "Kau teman Andez?"

Thomas berdeham ketika meneliti penampilan Milly dari atas sampai bawah secara terang-terangan. Gadis itu mengenakan dress peach tanpa lengan namun panjangnya melewati lutut. Juga sepatu converse. Padanan yang cukup aneh. Terlebih masker bunga-bunga yang menutupi sebagian wajah gadis itu.

"Saya bukan teman Tuan Andez."

"Lalu?"

"Anda tidak perlu tahu siapa saya. Mari saya antarkan anda bertemu dengan Tuan Ax. Karena Tuan Ax sudah menunggu anda sejak tadi."

"Terimakasih. Jadi Tuan Ax adalah teman Tuan Andez?" tanyanya pada Thomas ketika Thomas membuka pintu dan mempersiapkannya untuk melangkah ke dalam.

Namun alih-alih pertanyaan itu terjawab, Thomas justru membatu di tempat. Begitu pula dengan Milly. Jika muka Milly sudah memerah seperti kepiting rebus, maka lain halnya dengan Thomas yang masih tampak tegap dan tenang, walau ia merasa tidak nyaman.

"Axton..." desah Chloe dengan wajah merah padam terbakar gairah. "Hentikan..."

"Ini yang kau mau bukan?" Axton dengan tatapan tanpa minat, masih sibuk memainkan jemarinya di inti Chloe, bergerak dengan tempo cepat.

"T-tuan Ax," dehem canggung Thomas, mengintrupsi aksi mereka. Axton lantas menoleh, melepaskan cekalan di kedua tangan Chloe yang dikurungnya di atas dan pada detik yang sama sebuah tamparan tak ayal mendarat di pipinya. Cukup nyaring.

Chloe baru saja menamparnya demi menjaga martabatnya. Itu membuat pipi Axton terasa kebas.

Milly spontan menutup mata sejenak. Begitupula dengan Thomas.

Wajah Chloe memanas dan tampak kesal. "Dasar menyebalkan!" makinya pada Axton.

Axton menggerakkan rahangnya, mengusap pipinya itu dengan satu tangannya yang bersih. Kemudian mengeluarkan sapu tangan di kantongnya, melap sisa cairan Chloe di jemarinya.

Sedangkan Chloe, buru-buru merapikan pakaiannya. Lalu berlalu melewati Milly dan Thomas. Tapi sebelum itu ia berhenti dan memandang galak ke arah Thomas dengan nafas cepat akibat emosi. "Thomas ingatkan kepada Tuanmu untuk tidak melakukan hal itu padaku. Kau harus mengajarkan Tuanmu untuk bersikap lebih baik lagi!" kilahnya kesal.

Lalu Chloe menoleh ke arah Axton yang tidak menampilkan ekspresi apapun. Menghentakkan kakinya sebelum membanting kencang pintu kerja Axton.

"Kau boleh keluar Thomas."

Thomas mengangguk walau agak kikuk tapi Axton tampak tidak peduli. Sekarang fokus Axton tertuju pada Milly. Gadis itu tampak tidak nyaman berdiri di sana.

"Duduklah," ujar Axton kepada Milly ketika terdengar pintu tertutup.

Milly lantas mengikuti Axton yang telah merapikan kancing kemejanya kembali. Lalu bersamaan saat Axton duduk, meletakkan jasnya ke sandaran sofa, Milly pun mendaratkan bokongnya di sofa nyaman itu.

Mereka saling berhadapan untuk beberapa detik sebelum Axton berdiri. "Sebentar." Menuju ruangan rahasia yang terbuka otomatis di dinding, menampakkan sebuah kamar di sana.

Selama sesaat Milly menunggu.
Dan tanpa sepengetahuan gadis itu, Axton tengah mengirim pesan kepada Thomas lewat ponselnya.

Lalu detik berikutnya, ketika Axton datang dan membawa sebotol alkohol juga dua gelas, bola mata Milly melotot sempurna. Lelaki itu meletakkan gelas dan botol itu di meja. Kemudian duduk dan kali ini berada di sebelahnya. Mulai menuangkan cairan itu dan memberikannya kepada Milly.

End Game [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang