.

5.7K 613 50
                                    

Part 2

(y/n) POV
Setelah Mikasa dan Annie menyuruh kami untuk segera pergi karena merasa ada yang mengikuti kami. Kami segera berlari meninggalkan Annie dan Mikasa dan mengandalkan mereka menyelesaikan masalah penguntit itu.

Sesampainya di restoran yang dituju, aku melihat mobil yang terasa familiar.

"Hah, hah, hah, gila, hah, dasar penguntit gila," kata Sasha sampai terengah-engah. "(y/n) bagaimana jika ternyata itu adalah bawahan Levi?"

Historia langsung bergidik ngeri mendengar pertanyaan Sasha. Dan, Ymir langsung menenangkan Historia.

Aku langsung menatap horror ke Sasha.

"Itu... Tidak mungkin. Jika, dia melakukannya aku akan membuat Levi menyesali perbuatannya," kata ku setengah tidak yakin karena mobil yang terasa familiar di mataku tadi.

Dan, itu adalah pemikiranku 2 jam sebelumnya.

Sebelumnya, ketika kami semua ketahuan pergi ke tempat yang dilarang oleh masing-masing pasangan kami. Kami langsung di introgasi, awalnya aku berusaha membela teman-teman ku tapi sayangnya suami clean freak ku ini datang kesini. Dan, membawa bukti foto-foto dari Jean, Berthold, dan orang yang disewanya.

Suami gila, clean freak, setres, eh tapi ganteng sih.

Terserah lah yang penting aku harus menyelamatkan diri dulu dari suamiku ini!!

Author POV

Kini (y/n) sedang seperti anak kucing yang kehilangan induknya. (y/n) menatap Levi dengan makna tersirat 'maafkan aku'.

Sedangkan Levi sendiri menatap tajam (y/n) dengan buas seakan akan ingin menerkamnya kapan saja.

"Ya, karena kau tidak mengizinkan ku pergi ke sana jadi aku sedikit berbohong kepada mu," kata (y/n) sama sekali tidak menatap Levi. "Ini gila," pikir (y/n) saat ini.

Levi hanya menatap (y/n) dengan tajam. Kemudian, mengetukkan jarinya dimeja. "Hm,"

(Y/n) merasa dia ingin menjelaskan alasan yang sesuai skrip rencana kebohongan itu apabila Levi tidak mengetahui tentang skrip itu. "Seharusnya kami juga tidak masuk ke jebakan batman para laki-laki sialan itu," kata (y/n) dalam hati.

(y/n) kembali mengingat 2 jam sebelumnya, ketika mereka para wanita terdiam melihat skrip itu. Mikasa yang biasanya membela dirinya dan kawan-kawannya diam tak berkutik ketika melihat Eren marah. (Dasar pasangan bucin).

"Ah, benar juga,"kata (y/n) sambil menepuk tangannya. "Apa kau tahu Levi? Di waterboom tadi sangat mengasyikan. Disana banyak wahana bermain. Aku benar-benar puas loh disana, oh, dan disana tadi cukup sepi kok, kau tidak perlu cemas. Da, aku menyukai saat bermain perosotan disana, aku seperti terbang loh," kata (y/n) berusaha mencairkan suasana. 

(y/n) menatap Levi dengan takut-takut. Levi benar-benar hanya diam dan menatap (y/n) dengan intens. 

(y/n) menghela napas panjang lalu mengucapkan,"Levi? Aku minta maaf ini tulus dari hati paling dalam,". Lalu, (y/n) menatap mata Levi,"Aku minta maaf Levi telah membohongimu dan kesalahan ku yang lain juga,". (Y/n) berusaha menggapai tangan Levi yang langsung ditepis kasar oleh Levi.

Levi langsung mendekap tangannya sambil memalingkan wajah. 

(y/n) terkejut dengan reaksi penolakan Levi. Ia tak menyangka jika Levi bereaksi seperti itu. (y/n) langsung menahan rasa tangisnya. (y/n) bukanlah seorang wanita yang mudah menangis oleh karena pria, akan tetapi untuk kondisi seperti ini (y/n) benar-benar ingin mengeluarkan air matanya. (y/n) menggigit bibirnya dan mengepalkan tangannya agar air matanya tidak tumpah.

"Tch,"

Seketika air mata (y/n) mengalir perlahan. (y/n) menghapus air matanya dengan paksa. Dan, berdiri berjalan memasuki kamar. 

GREP

Tangan (y/n) ditahan Levi yang masih duduk di posisi yang sama. 

"Duduk,"

(Y/n) merasa perintah Levi mutlak dituruti. Dari suaranya tampaknya Levi ingin membicarakan hal ini dengan serius. Setidaknya ini masih mending daripada Levi hanya mendiamkannya saja. 

"(y/n), sebagai suamimu aku benar-benar kecewa dengan diriku sendiri dan kau juga" Kata Levi serius dalam nada ucapannya tersirat bahwa ia benar-benar kecewa. Ia menatap (y/n) tanpa berkedip membuat (y/n) merasa bersalah. 

"Apa...kau tau apa yang aku ucapkan kepada ayahmu ketika aku meminta izin untuk melamarmu dan menikahi mu?"

(y/n) memandang Levi dengan raut muka penuh dengan tanda tanya.

"Aku bilang, aku mungkin bukanlah pria yang sempurna untuknya. Bahkan harta kekayaan ku pun tidak akan mampu membeli kebahagiannya. Karena itulah aku akan menyerahkan jiwa ragaku untuknya untuk masa sekarang dan masa depan,"

(y/n) terdiam menatap Levi, begitu juga dengan Levi membalas tatapan (y/n) sambil memegang tangan (y/n) dengan erat.

"Hari ini kau berbohong padaku, kau bilang akan pergi ke tempat wisata tapi nyatanya kau pergi ketempat yang lain. Saat aku megetahui hal ini, aku langsung bertanya-tanya pada diriku... tidak... aku ragu padaku sendiri. Apa aku bisa menepati perkataan ku kepada ayahmu atau tidak,"

(y/n) menundukkan kepalanya. Ia tidak menyangka Levi seserius itu dengan perkataannya saat itu. 

"Aku tanya kepadamu (y/n) istriku, apa kau tidak bahagia denganku? Apa kau merasa terkekang karena ku?" 

Levi menatap intens (y/n) dengan suara serak baritonnya yang mengandung ketakutan, cemas, dan lain-lain. (y/n) sendiri benar-benar speechless dengan pertanyaan Levi. Ia tidak menduga jika Levi mengatakan hal ini. 

"Levi, tidak, tidak ada sekalipun tindakanku saat ini bermaksud membuat mu serperti ini. Aku benar-benar bersalah Levi. Hikss, Levi aku bahagia kok dengan mu. Maaf kan aku, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Levi, maafkan aku, aku benar-benar minta maaf,"

Levi segera pindah posisi duduknya, ia langsung pindah ke sebelah (y/n) ia segera mengelus-ngelus punggung (y/n).

"Levi, apakah kira-kira ada yang bisa kulakukan untuk menembus kesalahan ku?" tanya (y/n) dengan air mata berlinang menatap Levi dan memeluk Levi manja.

Levi langsung menjawab, "ada,"

"Apa itu?"

Levi langsung tersenyum sambil mengelus punggung (y/n),"kau harus mengurangi jatah menonton drakormu dan menambah waktu untuk bersih-bersih rumah dan kantor."

(y/n) hampir menolak itu tapi ia teringat ini adalah hal yang harus ia korbankan karena kebohongannya. "Apa ada lagi?"

Levi mendekatkan bibirnya ke telinga (y/n) dan berbisik,"tambah jatahku menjadi 5 kali dalam seminggu,"

(y/n) langsung sweetdrop mendengarnya. Ia benar-benar menyesali keputusannya. Ia juga merasa tidak sanggup melakukannya karena tiap Levi melakukannya ia seperti bintang buas yang kelaparan. 

"Hanya itu saja dan ayo kita lakukan sekarang," kata Levi sambil tersenyum nakal ke (y/n) dan menggendong (y/n) ke kamar.










Note: Maaf ya updatenya kemaleman. Terima Kasih yang telah menunggu dan yang telah vote dan komen. :)

My Wife Is My Secretary (Levi x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang