.

3.4K 416 74
                                    

HUEGHH

Mata Levi langsung terbuka mendengar suara muntahan dari kamar mandinya. Levi langsung menuju ke kamar mandi dan melihat (y/n) muntah.

Mata berair (y/n) menangkap dari pantulan kaca sosok Levi. Levi menguncir rambut (y/n) agar rambutnya tidak terkena muntahannya.

HUEGHH HOK UHUK UHUK

Levi memijat tengkuk (y/n). Setelah merasa mualnya mereda (y/n) berkumur-kumur. Levi keluar dari kamar mandi mengambil air hangat untuk (y/n).

(Y/n) sendiri terduduk lemas di pinggir kasur. Tak lama kemudian, Levi datang membawa air hangat serta obat anti mual.

"Besok kita ke dokter," kata Levi sambil memijit punggung (y/n). "Tapi, kau harus kerja Levi," jawab (y/n) lirih. Hati Levi langsung terasa tersayat mendengar suara lirihan istrinya itu. Ia seperti merasakan penderitaan (y/n) saat ini.

"Kau lebih penting," jawab Levi sambil mencium kepala belakang (y/n). 

(Y/n) tersenyum. "Aku sudah mendingan, ayo tidur lagi,"

Levi mengangguk, ia menyelimuti (y/n) terlebih dahulu barulah menyelimuti dirinya. Tak lupa memberikan kecupan di dahi (y/n) dan mengelus punggungnya.

*****

"(Y/N), sayang, bangun dulu,"

(Y/n) terbangun, ia merasakan kepalanya sangat sakit dan pusing. (Y/n) nyaris jatuh dari kasur seandainya tidak ditahan oleh Levi.

"Sarapannya di kamar saja," kata Levi yang telah membawa nampan makanan untuk (y/n). Levi menyadari jika tangan (y/n) bergetar ketika menyuapkan makanan masuk ke mulutnya. Levi langsung mengulurkan tangan membantu (y/n).

"Aku bisa sendiri kok," tolak (y/n). Ia merasa terlalu merepotkan Levi.

Levi mengernyit. Ia tak mengerti kenapa (y/n) menolaknya padahal jelas-jelas kelihatan sekali jika istrinya membutuhkan bantuan.

Tiba-tiba (y/n) merasakan rasa mual lagi. Ia reflek menahan mulutnya agar tidak terbuka. Levi menyadari hal itu langsung menggendong (y/n) ke kamar mandi.

"Brat, apakah sudah mendingan?" tanya Levi lembut. (Y/n) mengangguk lemah. Levi langsung mengambil outer dari lemari pakaian (y/n).

"Ayo pergi ke dokter,"

*****

Selagi menunggu giliran, (y/n) melihat seseorang yang menarik perhatiannya. "Levi, Levi, lihat deh pria berambut putih itu,".

Levi menoleh ke arah yang (y/n) tunjuk. "Ah, iya, rambutnya putih. Apa dia buta?"

(Y/n) memukul pelan Levi, "dasar, jangan ngomong kayak gitu lah,"

Levi mendecakkan lidahnya, lalu kembali fokus ke hpnya. Walaupun (y/n) berkata seperti itu kepada Levi, sebetulnya ia juga penasaran kenapa laki-laki itu menutupi matanya dengan kain hitam.

"Mrs. Ackerman!"

"Ah itu sudah dipanggil, ayo Levi,"

(Y/n) dan Levi memasuki ruangan tersebut. Dokter tersebut tersenyum.

"Ada keluhan apa?"

"Ah, begini, dari 2 hari yang lalu saya muntah dan merasa mual. Tapi, baru semalam rasanya saya muntah hebat,"

Dokter tersebut mengangguk-angguk penuturan (y/n). "Sudah berapa lama tidak haid?"

"Sekitar 2 bulan yang lalu, tapi dokter saya tidak yakin kalau itu hamil. Selama kami melakukan 'itu' kami selalu menggunakan kondom,"

Dokter tersebut kembali mengangguk, lalu melirik ke arah Levi. Levi memiliki tatapan kelewat tajam langsung mengisyaratkan kepada dokter tersebut untuk tetap meng usg (y/n).

'Buset dah suaminya' pikir dokter tersebut.

Dokter tersebut tetap tersenyum dan tetap meng usg (y/n).

(Y/n) sendiri deg degan. Ia sangat berharap ia hamil, tapi mengingat mereka selalu menggunakan kondom harapan itu terjadi sangat kecil.

"Hm?" Sang dokter tersenyum.

"Mrs. Ackerman, silahkan lihat di monitornya,"

(Y/n) dan Levi kompak melihat ke arah monitor. "Seperti yang terlihat di monitor, bentuk wajahnya udah terlihat ya,"

(Y/n) dan Levi menatap lekat monitor tersebut. Dokter tersebut tersenyum melihat ekspresi pasutri ini. Mereka berdua tersenyum lebar ralat maksudnya istrinya aja. Suaminya mah kagak.

"Ta, tapi tunggu sebentar kok bisa?" tanya (y/n) heran. "Seingatku tiap kali kita melakukannya terus menggunakan kondom,"

"Brat, nanti kujelaskan dalam mobil," bisik Levi. (Y/n) langsung menatap Levi. Ia langsung mengerti. Nih, lakinya pasti pernah bablas. Atau selalu?

*****

Ehem, jadi gini...

Karena saya bukan dokter ataupun mahasiswa fk, tolong dimaklumi jika penjelasan/pertanyaan peran 'dokter'nya salah ya. Terima kasih....


My Wife Is My Secretary (Levi x reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang