Bab Satu

13.7K 402 12
                                    

Sinta POV

Astaga... astaga astaga astagaaaaaa… Hari ini Kak Tasha balik ke Jakarta! Kak Natasha pulang setelah ENAM TAHUNNNN! Aku kangen banget sama Kak Tasha, apalagi Kak Tasha benar-benar tidak menelepon ke rumah, bahkan tidak memberi kabar apapun!

Memang sih, aku dan Rama sudah diadopsi di keluarga Mahendra dan memiliki keluarga yang luar biasa besar dan harmonis, bahkan kami tidak pernah kekurangan kasih sayang! Tapi, tetap saja Kak Tasha satu-satunya kakak yang sedarah dengan kami.

Dad dan Mom, orang tua angkat kami, sangaaaat suka sekali berpergian. Tapi selalu rutin tiap harinya menelepon menanyakan kabar. Kak Rega, anak tertua keluarga Mahendra, sibuk sekali dengan pekerjaannya sebagai pengacara. Apalagi dia berencana untuk menjadi pengacara luar biasa terkenal. Teman-teman aku banyak sekali yang membicarakannya, entah karena ketampanannya atau karena prestasinya. Astagaaa....

Kak Rega punya kembaran, Kak Reta. Tapi sayangnya tiga tahun yang lalu Kak Reta juga pergi menyusul Kak Tasha. Sedangkan adiknya Kak Rega dan Kak Reta, yaitu Kak Arya, sedang sibuk-sibuknya kuliah kedokteran di Jerman. Jadi, walaupun keluarga kami luar biasa besar dan harmonis, tapi rumah besar yang kami tempati sangat sepi!

Oh, ada yang tertinggal. Kak Tommy. Dia itu tunangan Kak Reta, dan juga sahabat plus partner in crime Kak Rega. Dia juga tinggal di rumah ini dan sudah seperti keluarga. Dan... Kak Flo, tunangan Kak Rega yang memang tidak tinggal di rumah ini tapi sudah kami anggap sebagai keluarga. Sayangnya, dia tidak ada di sini tapi ada di suatu tempat bersama Kak Tasha.

Aku bingung, Kak Tasha itu memberikan pengaruh apa sih kepada Kak Reta dan Kak Flo, sampai-sampai semua orang harus menunggu?!

Ah, aku tidak peduli lagi. Yang penting, hari ini Kak Tasha pulaaaannnnggggg!!! AKU KANGEN BANGET KAK!!!

"Iya iyaaaa! Makanya lu buruan selesaiin make up dan urusan lu. Kita kan mau jemput Kak Tasha! Lama lu!" Omel Rama yang berdiri di depan pintu.

"Hei. Jangan jaim deh, lu juga seneng banget kan Kak Tasha pulang?" Kataku membalas ucapan Rama.

Rama nyengir dan langsung mendekat ke arahku yang masih sibuk duduk di meja rias. Rama menatapku lekat-lekat dari cermin dan tersenyum. Senyum khas Rama. Kalau aja Rama bukan saudara kembarku, mungkin aku akan jatuh cinta sama Rama.

Rama itu... luar biasa mempesona! Bahkan hanya dengan lirikannya saja, ratusan wanita di sekelilingnya dalam radius lima puluh kilometer pun akan terbang melayang. Baik, tampan, pintar, atletis... Yah walau dia tipe yang sedikit bandel. Tapi semua itu yang membuat Rama menjadi pujaan di SMP, SMA bahkan di kampus!

"Lu udah cantik, tanpa make up sekalipun!" Puji Rama.

Aku langsung menyubit perut Rama. Rama meringis kesakitan. Kalau aja aku bukan kembaran Rama, jelas aku sudah menutup mukaku dengan bantal karena tidak kuat menahan malu.

"Astaga Ram, jangan gombalin gue! Ga mempan! Udah ah, berangkat yuk." Kataku lalu menarik tangan Rama keluar dari kamar.

"Gue ga gombal! Gue serius Sinta! Mana mungkin sih gue bilang lu jelek?! Kita kan kembar identik. Ngatain lu, ya berarti ngatain diri gue sendiri lah."

Aku langsung berhenti melangkahkan kaki menuruni tangga. Aku berbalik dan melotot menatap Rama. Ha! Jadi pujian dia tadi itu punya arti lain toh. Rama hanya nyengir dan menampilkan tanda peace pada jari tangannya.

"Pede kebangetan lu!" Kataku lalu meninggalkan Rama dan setengah berlari menuruni tangga dan berjalan ke arah pintu keluar.

Rama terus memanggil namaku, tapi aku cueki.

"Sorry deh, gitu aja marah." Kata Rama yang berhasil menyusulku dan membukakan pintu mobil.

"Ga marah kali. Hahaha..." Kataku sambil tertawa, Rama langsung manyun.

Loving You #4 : Rama & SintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang