Bab Empatbelas

4.6K 296 3
                                    

Sinta POV

Gue terus memasang senyum terbaik gue di samping Edo, tunangan gue. Entah berapa banyak orang yang menyalami kami mengucapkan selamat, tapi yang jelas gue lelah harus terus tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

Edo bukan orang yang jahat. Dia orang yang baik. Umur kami berbeda sepuluh tahun, dan bagi gue, dia terlalu ... sempurna. Dan, gue tidak mencintai dia sama sekali.

Ini kali kedua gue bertemu Edo. Dia baik dan itu membuat gue merasa sangat bersalah. Tapi gue tidak bisa sama sekali menolak perintah orang tua gue.

Gue dan Kak Galih hanya anak panti asuhan. Orang tua kami meninggal karena kecelakaan dan kami sebatang kara. Kami hanya beruntung diangkat sebagai anak. Lebih tepatnya, hanya Kak Galih seorang. Kak Galih adalah anak yang luar biasa, dan siapa yang tidak menyukainya? Tidak ada! Karena itu, papa dan mama yang tidak mempunyai anak, langsung mengangkat dia sebagai anak untuk meneruskan perusahaannya.

Tapi, Kak Galih memohon agar gue juga diangkat sebagai anak di keluarga itu. Gue ini tidak sebanding sama Kak Galih. Aku ini sama sekali tidak sebanding! Jadi, papa dan mama dengan terpaksa menyetujuinya dengan syarat gue tinggal di asrama. Apa boleh buat? Mulanya Kak Galih menentang keras, tapi gue tidak tega kalau Kak Galih terus-terusan hidup di panti asuhan kami yang semakin terpuruk.

Gue berusaha keras untuk selalu menjadi yang terbaik. Demi Kak Galih, dan demi kedua orang tua angkat gue. Tapi, hanya Kak Galih yang melihat usaha gue. Sampai akhirnya Kak Galih meninggal, dan meninggalkan gue seorang diri dengan orang tua yang tidak menyukai gue sama sekali.

Gue yang kembali ke rumah karena sudah menyelesaikan sekolah gue, hanya bisa patuh dengan apa yang diminta oleh orang tua gue. Mereka sudah mengeluarkan banyak uang untuk gue dan Kak Galih. Setidaknya hanya ini yang bisa gue lakukan untuk membalas budi mereka. Pernikahan bisnis.

Semua serba sulit, tapi gue bisa menahan semuanya kan?

"Sinta! Lu cantik banget! Selamat ya pertunangannya!" seru Kak Reta.

"Terima kasih Kak!" kata gue tulus.

"Gue ga nyangka, lu malah mau melangkahi gue dan Reta. Selamat ya." Kata Kak Rega.

Gue hanya bisa tersenyum dan menjabat tangan Kak Rega.

"Hai. Aku Natasha, kakaknya Rama dan Sinta. Selamat ya atas pertunangan kamu." kata seorang wanita yang belum pernah gue temui.

Ramah.

"Terima kasih, Kak!"

"Kamu benar-benar mematahkan hati adikku ya?" bisik Kak Natasha.

"Maksudnya?" tanya gue pelan.

"Jangan lupa undang aku ke pesta pernikahan kalian ya!" pinta Kak Natasha.

Gue hanya mengangguk.

Loh? Kok Rama tidak ada???

"Kamu mencari siapa?" tanya Edo.

Aduh. Mana mungkin gue bilang kalau gue sedang mencari Rama? Akhirnya gue hanya menggeleng. Apa Rama tidak datang ya?

Gue dan Edo berpisah. Kami beramah tamah dengan para undangan yang.... tidak gue kenal. Akhirnya Kak Reta datang mendekat dan mengajak gue mengobrol.

"Rama tidak datang. Dia... sepertinya kaget karena lu terlalu mendadak." Jelas Kak Reta.

Gue hanya bisa tersenyum kecut. Jadi benar-benar tidak datang ya? Padahal gue kira, setidaknya gue bisa menemui Rama untuk yang terakhir kalinya sebelum gue harus dipingit atau apalah istilahnya itu selama satu bulan ini sebelum hari pernikahan gue.

Loving You #4 : Rama & SintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang