Bab Lima

4.9K 328 3
                                    

Rama POV

"Ram, lu dipanggil tuh sama dosen pembimbing lu." kata Kevin yang baru aja menghampiri gue yang lagi sibuk makan di kantin.

"Buat apa?" tanya gue ga peduli.

"Kayaknya gara-gara nilai lu. Bersyukurlah lu dapet dosen pembimbing yang bener-bener membimbing!" kata Kevin yang mengambil alih mangkok bakso gue.

Gue mengambil tas gue lalu langsung berjalan pergi meninggalkan Kevin dengan utang bakso. Dari jauh gue bisa mendengar suara Kevin yang berteriak kesal. Toh, dia juga yang habisin baksonya.

Gue mengetok pintu ruangan dosen pembimbing gue, tapi karena ga ada yang menjawab, gue langsung memutar kenop pintu dan masuk. Gue menutup pintu kembali, dan saat gue berbalik, gue kaget setengah mati karena ada seorang cewek yang juga sama kagetnya tepat berdiri di depan gue dengan setumpuk kertas yang sukses terlempar semua!

Cewek itu mundur selangkah tapi malah terpeleset akibat kertas-kertas yang berserakan. Refleks, gue menangkap cewek itu tapi sayangnya, gue bukan membantu tapi malah ikut jatuh terpeleset kertas! Ga keren banget!

Gue segera membuka mata saat mendengar ringisan cewek yang sukses gue timpa di bawah gue ini. Gue menggeser tangan gue ke samping dan menahan berat badan gue dengan kedua tangan gue yang ada di samping kepala cewek itu. Saat mata gue bertemu dengan mata cewek itu, gue terpaku seketika.

Cewek ini punya mata cokelat muda yang sangat indah. Bulu matanya panjang, hidungnya mancung, bibirnya tipis dan bahkan pipinya merona merah.

Cantik.

PRANGGG...

Gue dan cewek itu langsung memutus eye contact dan melihat ke arah sumber suara.

Great! Sebuah guci antik dan pujaan dosen pembimbing gue pecah karena ga sengaja saat terpeleset tadi gue menyenggolnya. Guci kesayangan itu pecah berhamburan di lantai. Gue bisa merasakan cewek ini menegang hebat, begitu juga gue. Semua terjadi begitu cepat!

"Ram, bisa lu bangun dulu?" tanya cewek itu.

Dia tau nama gue???

Gue langsung bangun berdiri dan membantu cewek itu berdiri dan membereskan kertas-kertas yang berhamburan. Pikiran gue masih kemana-mana karena guci antik dan pujaan dosen pembimbing gue pecah. GUCI ANTIK DAN PUJAAN DOSEN PEMBIMBING GUE PECAH!

Gue ga masalah dengan ganti rugi, yang bikin masalah adalah guci itu satu-satunya dan ga terganti! Guci itu antik dan PUJAAN dosen pembimbing gue. Itu artinya, gue dalam masalah! Dosen pembimbing gue itu mantan preman. Gue sih yakin gue ga akan kalah kalau adu otot sama dosen gue itu, tapi masalahnya gue di posisi yang bersalah!

Baru aja semua kertas terkumpul, seorang pria tinggi dan besar yang dari tadi gue mohon-mohon dalam hati untuk ga datang malah masuk ke ruangan dan melihat ke arah guci antik dan pujaannya itu.

Gue hanya bisa menelan ludah. Gue mungkin udah ga peduli dengan nilai-nilai gue yang hancur, tapi bukan artinya gue mau bikin masalah dengan menghancurkan barang orang lain. Gue udah bermasalah ditambah dengan masalah lain, sama dengan MASALAH BESAR!

"Pak Leo, maaf saya memecahkan guci kesayangan Anda."

Gue langsung menoleh ke cewek yang berdiri di sebelah gue. Gue yakin Pak Leo, dosen pembimbing gue, juga menoleh ke arah cewek itu.

"Saya... saya baru saja selesai memeriksa semua tugas paper yang Anda minta, tapi tidak sengaja saat saya membawa semua kertas-kertas ini, saya... saya terpeleset dan tidak sengaja menyenggol guci kesayangan Anda. Saya benar-benar minta maaf." Kata cewek itu menaruh semua kertas-kertas yang tingginya satu meter ke lantai dan menunduk meminta maaf.

Loving You #4 : Rama & SintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang