Tiga Belas

377 44 15
                                    

"Tolong ceritakan semuanya, Ahjussi! Kami akan sangat berterima kasih kalau Anda mau jujur."

Taejun beralih menatap kakaknya yang masih mematung, berdiri tapi tak lagi melanjutkan langkahnya untuk pergi.

"Dan kau, duduklah kembali! Temani aku mendengar semuanya. Aku tahu kau juga penasaran kan?"

Heera tersadar dari lamunannya, sedikit melirik pada Taejun lalu kembali duduk di tempatnya tadi. Dia melipat tangan di dada, menatap tajam ke arah Pengacara Han.

Dengan lancar dan runtut Pengacara Han menceritakan semuanya. Siapa pengemudi mobil pagi itu? Bagaimana dia mendapat perintah dari Manajer Lee — tangan kanan kepercayaan Jongdae, hingga kenyataan bahwa pagi itu Jongdae sempat ke rumah sakit untuk menyampaikan permintaan maaf.

"Jongdae Hyung ke rumah sakit pagi itu?"

"Ya, dia langsung menuju ke rumah sakit sendirian. Sementara aku dan Manajer Lee 'menyelesaikan' urusan dengan kepolisian. Dia melihatmu, Nona. Kau sedang menangis di depan ruang operasi."

Ekspresi Heera sangat terkejut. Mendapati semua cerita tidak masuk akal ini. Sambil membayangkan betapa luar biasanya pengaruh Kim Jongdae hingga mampu membuat kepolisian bungkam, meski akhirnya mereka bisa mengajukan gugatan. Tapi tetap saja, identitas Jongdae bisa disembunyikan dengan begitu apik. Terlepas dari ingatan luar biasa Taejun yang bisa mengenali mobil sialan itu.

"Tapi pagi itu tidak ada satupun orang yang menemuiku. Anda jangan mengarang cerita!"

"Apa untungnya aku membuat kebohongan? Kalian berdua sudah tahu semuanya. Pagi itu Tuan Muda Kim memang benar ke rumah sakit, tapi saat tahu bahwa korbannya adalah adik teman kampusnya dia mundur untuk menemuimu. Dia lebih memilih kembali menemuiku dan Manajer Lee, meminta kami berdua mencari tahu semua tentang kalian."

"Jadi itu jawabannya bagaimana dia tahu tempatku bekerja?"

"Jangankan tempat, Tuan Muda Kim tahu jadwal pasti Anda mengajar dan bekerja di kafe. Dia tahu semuanya!"

Heera terdiam tapi di otaknya bermunculan banyak sekali pertanyaan. Jongdae benar-benar lelaki yang tidak bisa ditebak. Dia muncul tanpa disangka, memintanya untuk berkencan, memperlakukannya layaknya budak yang harus selalu menuruti kemauannya, lalu tiba-tiba dia berubah manis dan mengaku mencintainya, sekarang ada kenyataan dia terlibat dalam kasus tabrak lari adiknya.
Parahnya lagi, dia adalah dalang dari semua skenario yang membuat dirinya harus membuat kesimpulan yang salah.

"Noona...Noona..."

"..."

"Yaaakk Choi Heera!!!"

Heera tersadar dari lamunannya. Menoleh pada Taejun, "Hmmm?"

"Kau berhutang maaf padanya."

"Siapa?"

"Tentu saja Jongdae Hyung!! Astaga kau idiot sekali!!"

"Ke —kenapa aku harus meminta maaf? A —apa salahku padanya?"

"Heol! Kau sungguh idiot!"

Heera memukul kepala Taejun, "Kurang ajar sekali kau menyebut kakakmu idiot!"

--

Bip bip bip

Pintu apart terbuka. Mengetahui siapa yang datang, beberapa yang berada di ruang makan berkumpul mendekat ke sofa ruang tamu, bergabung dengan yang sudah disana lebih dulu. Mereka berenam memberikan tatapan yang sama, menuntut. Kecuali satu orang yang terlihat tenang, tanpa tergesa berjalan pelan ikut mendudukkan dirinya di sisi Junmyeon.

GRAVITY ❌ KJD ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang