The Man in My Dream

1.7K 278 17
                                    

Semakin sering Kyungsoo memikirkan Chanyeol, semakin sering juga pria itu hadir dalam mimpinya. Dia tidak bisa mengatur apa yang akan dia mimpikan, tetapi ia hadir begitu saja. Ketika di usianya yang ke-tujuh belas, dia menyadari perasaannya bukan hanya rasa kagum tapi lebih dari sekedar itu.

Kyungsoo tumbuh menjadi gadis remaja pada umumnya. Begitupun dengan Chanyeol yang kini mulai mendekati kepala empat. Kyungsoo selalu heran bagaimana mungkin Chanyeol di usianya yang kepala empat masih tetap bugar.

Di tahun terakhir sekolahnya, dia mulai meningkatkan intensitas waktu belajarnya untuk memasuki perguruan tinggi. Itu membuat dia mulai jarang melihat Chanyeol. Sehun dan Baekhyun pun lebih sering menghabiskan waktu berdua, bukannya Kyungsoo tidak mau, hanya saja dia merasa lebih baik sendiri agar lebih fokus.

Terkadang disore hari ketika ia pulang dari perpustakaan, dia melihat Chanyeol turun dari mobil yang Kyungsoo yakini pulang kerja. Dari jauh pun tampak Jelas wajah Chanyeol mulai tumbuh bulu-bulu halus, iya menebak bahwa Chanyeol terlalu sibuk hanya sekedar mencukur jenggot dan kumisnya. Kyungsoo tersentak sejenak ketika Chanyeol menoleh dan melambaikan tangan.

"Apakah kau sibuk?" Tanya Chanyeol mendekat ke arah pagar rumah Kyungsoo.

"Tidak, Kyungsoo baru pulang dari perpustakaan" jawab Kyungsoo sambil memperlihatkan beberapa buku didekapannya.

"Mampirlah, makan bersama paman, ajak nenek juga. Sehun semakin sibuk dengan Baekhyun" wajah Chanyeol terlihat begitu tenang dan lembut, namun Kyungsoo yakin terdapat kesedihan dibaliknya. Yang Kyungsoo ketahui Sehun dan Baekhyun akan mengikuti test masuk kedokteran di UNS, maka dari itu mereka selalu belajar bersama. Kyungsoo mengerti walaupun Chanyeol senang Sehun serius dengan tujuannya tetapi ia juga sedih mulai jarang menghabiskan waktu dengan anaknya.

Kyungsoo pun menerima ajakan Chanyeol, dan memintanya untuk menunggu. Di dapur dilihatnya nenek mengambil beras untuk dimasak, buru-buru Kyungsoo menghentikannya dan menjelaskan pada neneknya bahwa Paman Chanyeol mengajaknya untuk makan malam bersama.

Ketika ia masuk ke rumah Chanyeol, dia mendudukan nenek di ruang tv kemudian menyusul Chanyeol di pantry dapur. Ia menawarkan bantuan dan bersikeras untuk membantu. Harus diingatkan lagi betapa kagumnya Kyungsoo akan pria di hadapannya ini, Chanyeol begitu pintar memasak meskipun dia seorang pria yang sibuk.

Kadang Kyungsoo terheran, mengapa Chanyeol masih memilih untuk tetap menduda. Dia pasti akan mendapatkan seorang wanita jika ia mencari, mengingat Chanyeol yang masih begitu tampan di usianya yang ke-tiga puluh sembilan. Jangan lupakan bahwa Chanyeol memiliki pekerjaan yang menjanjikan.

Kyungsoo mengingat cerita Sehun bahwa kedua orang tuanya menikah muda saat tahun terakhir kuliah. Tapi itu tidak masalah karena kedua kakek Sehun merupakan keluarga berada. Tapi perceraian tidak bisa dihindarkan ketika ibu Sehun memilih karirnya dibandingkan keluarga. Kyungsoo berpikir mungkin itulah yang membuat Chanyeol tidak terburu-buru untuk membangun rumah tangga kembali.

"Jadi kamu akan kuliah di jurusan apa?" Tanya Chanyeol di tengah acara makan malam mereka. Kyungsoo meminum airnya dan berdehem.

"Interior design" jawab Kyungsoo, ia tersenyum kecil. Chanyeol adalah insipirasinya yang membuat ia ingin memilih jurusan itu. Ia melihat bagaimana Chanyeol menggambar rancangannya membuat ia ingin memiliki sesuatu yang bisa ia nikmati dan tekuni.

"Oh, paman ada rekomendasi universitas untukmu dan mungkin bisa mendapatkan beasiswa juga" ungkap Chanyeol. Mendengar itu membuat Kyungsoo semakin bersemangat. Ia juga pernah berpikir untuk mencari pekerjaan sampingan saat kuliah selain mencari beasiswa.

Rasanya sangat menyenangkan ketika memiliki seseorang untuk berbagi cerita. Kyungsoo telah mengutarakan kepada orang tuanya, tetapi reaksi orang tuanya tidak seperti apa yang Kyungsoo harapkan. Itu hanya membuatnya kecewa. Namun Chanyeol justru membuat hatinya hangat ketika ia memberikan reaksi yang selama ini selalu ia ingin dapatkan dari orang tuanya.

Malam itu Chanyeol mengirim email daftar rekomendasi universitas serta form beasiswa yang Kyungsoo yakini beasiswa yang disalurkan dari perusahaan tempat Chanyeol bekerja. Kyungsoo dengan semangat mem-browsing universitas yang direkomendasikan oleh Chanyeol, dan semua itu adalah universitas yang memiliki jurusan interior design dengan akreditasi terbaik. Kyungsoo begitu senang  lalu membalas email Chanyeol dan mengucapkan terima kasih. Tidak lama Chanyeol membalas emailnya, namun terkejut ketika membacanya "anytime baby♡". Dengan jantung berdebar ia mengecek email yang ia kirim dengan balasan "thank you daddy♡". Wajahnya terasa panas, ia menenggelamkan wajahnya ke bantal. Ia tidak tahu bagaimana harus menghadapi Chanyeol esok hari.

Mengingat kejadian itu membuat ia merasa malu jika harus berhadapan dengan Chanyeol. Hari itu ia memilih berangkat pagi buta ke sekolah untuk menghindari Chanyeol. Kyungsoo harap Chanyeol akan lupa dengan email itu ketika mereka bertatap muka nanti.

Hari yang dinanti pun tiba, ia selalu mengecek ponselnya. Sekedar melihat pesan semangat dari orang tuanya, namun nihil. Kyungsoo berpikir apakah orang tuanya ingat bahwa mereka pernah memiliki anak. Disela kekesalannya ponsel Kyungsoo berbunyi, menandakan pesan masuk. Tertera nama paman Chanyeol di layar ponselnya, dengan pelan dan hati berdebar dia membuka kunci dan tertera pesan "fighting kyungsoo!". Hatinya menghangat membaca pesan dari Chanyeol. Mungkin harinya tidak seburuk itu, batin Kyungsoo.

Hari terakhir Kyungsoo melaksanakan ujiannya, setidaknya ia merasa berhasil menjalaninya. Sebelumnya Sehun telah mengajak Kyungsoo untuk pergi makan-makan bersama Baekhyun juga tentunya, ia merasa bersalah karena telah mengabaikan Kyungsoo. Tapi Kyungsoo tidak masalah, ia juga butuh waktu sendiri untuk belajar.

"Bagaimana ujianmu? Apakah lancar?" tanya Sehun ketika Kyungsoo memasuki rumahnya. Dilihatnya Baekhyun telah mempersiapkan pizza, pasta, ayam goreng dan soda di ruang tv. Ia melihat sekitar tidak ada tanda-tanda keberadaan Chanyeol, mungkin dia masih bekerja, pikirnya.

"Yah begitulah" jawab Kyungsoo seadanya, kini ia duduk di hadapan Baekhyun dan Sehun duduk di samping Baekhyun.

Hari itu ia habiskan untuk makan-makan dengan Sehun dan Baekhyun, meskipun percakapan lebih didominasi oleh Baekhyun dan Sehun menjadi pendengar setia yang baik. Hingga malam hari tiba, belum ada tanda-tanda kehadiran Chanyeol.

"Paman kemana?" Kyungsoo tidak bisa menahan rasa penasarannya. Sehun yang sedang membereskan meja pun menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah Kyungsoo.

"Ayah bilang akan pulang terlambat karena menjenguk temannya yang melahirkan" jelas Sehun kemudian membawa beberapa gelas ke wastafel.

Pikiran Kyungsoo kemudian membayangkan bagaimana seorang Chanyeol menggendong bayi. Pipi Kyungsoo bersemu hanya dengan membayangkan itu. Namun ia membuyarkan pikiran itu ketika melihat Baekhyun yang datang dari dapur dan duduk di sofa. Dengan asal Baekhyun memencet remot untuk melihat-lihat tayangan televisi, kemudian Sehun duduk di sebelahnya dan merangkul Baekhyun.

Tiba-tiba Kyungsoo jadi memikirkan apa yang telah Sehun utarakan perihal menyewa flat di dekat kampus jika nanti berhasil diterima di fakultas kedoktar UNS. Kyungsoo mengerti itu hanya akal-akalan Sehun agar bisa selalu berdua dengan Baekhyun, pasangan itu memang sedang dimabuk cinta. Namun Kyungsoo juga benar-benar dilema apakah dia harus menyewa flat juga mengingat rumahnya yang lumayan jauh dengan kota dan tentu biaya bus dan kereta yang tidak murah. Ia juga tidak tega meninggalkan neneknya yang sudah tua sendirian di rumah.

Ketika hal itu berkecamuk dipikirannya, pintu depan terbuka dan membuatnya menoleh ke sumber suara. Di ambang menampilkan sosok Chanyeol yang tengah menenteng tas kerja. Melihat itu tiba-tiba membuat hatinya menghangat.

TBC

Im Your GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang