Pernikahan.
Suatu ikatan yang menyatukan pria dan wanita dengan janji suci yang mereka lisankan.
Menyatukan dua insan yang terselimuti oleh suatu perasaan berasmakan cinta dan kasih sayang.Pun setiap orangtua pasti menginginkan putra-putri mereka melangsungkan pernikahan dengan segera, apalagi saat catatan usia telah berada para taraf yang cukup matang.
Begitu pula dengan ibu Eunbin. Nyonya Kang Hyesoo tak henti-hentinya menghujani Eunbin dengan sejuta pertanyaan seputar pasangan dan pernikahan.
Saat ini SMA Jungbae sudah memasuki libur musim panas, jadi untuk beberapa minggu ke depan Eunbin tidak ada aktivitas mengajar. Ia pun memutuskan untuk menginap di rumah kedua orangtuanya.
Niat Eunbin menginap tak lain untuk melepas penatnya namun ia harus membuang jauh angan-angannya itu. Sang ibu justru mendesak dirinya untuk segera mencari calon suami.
Ibu Eunbin menghampiri sang putri yang tengah memakan salad buah di depan televisi bersama Tuan Kang Mandoo, ayah Eunbin.
“Eunbin-ah, kapan kau akan membawa calon suamimu kemari. Kau selalu saja sendiri tiap berkunjung ke rumah.” komentar Ibu Eunbin begitu mendudukkan diri di samping sang putri.
Eunbin menghentikan suapannya, tenggorokannya mendadak penuh seolah terisi sepiring makanan sekaligus.
“Eomma bagaimana aku akan membawa calon suami? Kekasih saja aku tidak punya.”
“Kalau begitu carilah, kau sudah berumur untuk melaksanakan pernikahan. Apa eomma yang harus menjodohkanmu dengan seseorang?”
Ayah Eunbin yang sedari tadi mendengar keluh kesah sang istri turut mengiyakan.
“Apa yang dikatakan ibumu benar nak. Dengan memiliki suami, akan ada seseorang yang menjagamu, eomma dan appa tidak akan merasa khawatir saat kau tinggal seorang diri di apartemen.”
Eunbin meresapi setiap perkataan sang ayah. Kedua netranya memperhatikan sang ibu, ia merasa tak tega saat melihat wajah sendu menghiasi wajah cantik wanita yang telah melahirkannya. Kedua mata indah yang selalu menatapnya teduh kini mulai berkaca-kaca.
Sebesar itukah keinginan ibunya untuk menikahkannya?
“Baiklah, aku akan berusaha. Bersabarlah sebentar lagi eomma.”
***
Eunbin melangkahkan kaki perlahan menyusuri jalan setapak di taman kota. Setelah berbagai argumen dengan sang ibu seputar pernikahan, ia lantas mengambil mantel dan pergi keluar dengan alasan ingin membeli camilan di toserba terdekat.Gadis itu memilih untuk duduk pada salah satu bangku taman. Didepannya mengalir Sungai Han yang begitu diagungkan oleh warga Seoul dan seluruh Korea Selatan. Orang-orang berlalu lalang dengan pancaran bahagia seolah tak ada beban di pundak mereka.
Eunbin kembali menghela nafas untuk kesekian kalinya. Wajahnya muram, pekat bagaikan langit malam. Hingga seorang pria tanpa seijinnya tiba-tiba mendudukkan diri seraya menyodorkan kopi hangat.
“Hei seonsaengnim, apa kau memikirkan murid-muridmu hingga wajahmu berubah menyeramkan seperti itu?”
Eunbin menoleh lantas mendengus kesal saat mengetahui siapa pria yang kini duduk disampingnya dengan begitu santai..
“Astaga, kau mengagetkanku Cho! Seperti hantu saja.” omel Eunbin lalu menerima kopi dari Kyuhyun. Ia menghirup aroma kopi sebelum meminumnya. Begitu menenangkan.
“Bagaimana bisa kau menyamakan temanmu yang tampan dengan hantu? Ckck”
Eunbin tidak menghiraukan gerutuan Kyuhyun. Atensinya teralihkan pada sepasang suami istri muda yang tengah bermain dengan putrinya tak jauh dari tempat mereka duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Cho Kyuhyun) Black or White [END]
FanfictionKarena kesalahanku, aku membuat hal yang putih menjadi abu-abu. Yang kutakutkan, kau akan mengubahnya menjadi hitam. Final Part : December 13th, 2019