Bab 4

20.9K 1.5K 11
                                        

Seminggu kemudian...

Nadine sudah siap dengan kebaya putih yang ia kenakan. Ia duduk di samping Arsen. Arsen berdebar saat akan melaksanakan ijab qabul. Bagaimana pun ini pertama kalinya ia akan menikah beneran bukan syuting pernikahan. Dengan mengucapkan ini statusnya akan berubah. Sedangkan Nadine sendiri tak jauh berbeda. Selesai ijab qabul di ucapkan, Nadine mengambil tangan orang yang sudah sah menjadi suaminya itu dan menyaliminya. Arsen mencium kening Nadine. Nadine berdebar saat bibir milik Arsen menyentuh kulit keningnya.

Selesai melakukan ijab qabul mereka melakukan resepsi di hotel terkenal dan hanya mengundang beberapa tamu saja. Arsen sendiri sempat terpukau melihat penampilan Nadine yang memakai gaun. Cantik. Arsen sendiri tak tau dengan gaun itu. Karena saat mereka melakukan fitting. Mereka tak pergi bersama. Tapi sendiri sendiri. Apalagi kalau bukan karena Arsen yang sibuk.

Arsen tersadar dari lamunanya saat Nadine memanggilnya.

" Mas Arsen gapapa?" tanya Nadine.

Kini gantian Arsen yang berdebar. Mas Arsen?? Siapa yang berani memanggilnya seperti itu. Melihat Nadine di depannya dengan mengibaskan tangan miliknya.

" Kok lo manggil gue mas? "

" Mama yang nyuruh."

" Lo turutin??"

Nadine menganguk.

Selesai resepsi mereka selesai. Ben mengantarkan Arsen dan Nadine ke rumah barunya. Arsen sedikit terkejut melihatnya. Rumahnya benar benar mirip di fotonya sangat bagus. Hanya ada beberapa yang berbeda.

" Kamar gue dimana kak?" tanya Nadine dan Arsen bersama sama.

Ben berjalan ke atas. Dan menunjukan kamar mereka berdua. Kamar yang sangat luas. Di samping kamar itu sendiri ada ruangan untuk almari baju milik Arsen dan Nadine. Melihat hal itu nereka berdua paham sekarang.

" kita sekamar?" tanya Nadine memastikan.

" Iyalah.. Pengantin baru. Oh ya Sen, barang barang lo udah gue pindahain kesini semua kok. Piala penghargaan di lantai 3. " kata Ben. Setelah itu dia langsung berpamitan keluar.

" Makasih kak." Ucap Arsen tulus.

" aku harap kalian nggak macem macem seperti buat kamar sendiri sendiri. Ortu kalian pasti suka datang sewaktu waktu datang kesini karena mereka punya duplikat kunci. Kalian sendiri masing masing sibuk jadi nggak bakal ada waktu buat nyiapin kebohongan. nggak mau kena marah kan??" tanya Ben sebelum benar benar keluar.

Mereka berdua menganguk. Ben keluar dengan tenang. Arsen langsung melepaskan pakaiannya dan mandi. Nadine sendiri membersihkan make up berpuluh puluh kilonya. Setelah menurutnya bersih ia melepaskan gaunnya di ruangan ganti baju dan memakai jubah mandi.

Arsen keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di pinggannya. Nadine langsung memutar tubuhnya tak berani melihat. Melihat reaksi Nadine seperti itu Arsen menahan tawanya. Arsen langsung masuk ruang bajunya srdangkan Nadine pergi ke kamar mandi. Mulai mengisi air. Nadine menenangkan dirinya dengan merendamkan badannya. Ia tak menyangkan statusnya sudah berubah. Sejam di kamar mandi Nadine langsung keluar. Arsen sudah siap akan mendobrak karena Nadine tak keluar keluar.

" Gue kira lo bunuh diri di dalem. Ngapain nggak keluar keluar? " tanya Arsen kesal.

" Mandilah."

" Lama banget."

" Cewek memang mandinya lama." balas Nadine. Kini ia langsung mengangnti piyama mandi dengan kaos oversize. Setelah itu ia langsung mengeringkan rambutnya. Jadi jangan macam macam.

Arsen tidur. Nadine sendiri mengeringkan rambutnya dan membuat tugas tugas yang di suruh atasannya.

Arsen terbangun karena haus. Melihat laptop menyala dengan Nadine yang tertidur di atasnya, membuatnya laki laki itu mengangkat istrinya dan membaringkan di ranjang. Setelah itu ia menyimpan berkas di laptop

MY Aktor (PINDAH KE DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang