Chap 02

1.4K 156 0
                                    

Dan kini sudah larut malam, Akano belum juga pulang. Aku mencoba pergi untuk mencarinya, dan berharap dia baik baik saja.

"Akano..." Teriak ku setelah melihatnya sedang di hadang oleh dua preman.

Aku segera berlari dan berdiri tepat di depannya.

"Kau tidak apa apa Kano? Apa ada yang terluka? Apa yang sudah mereka lakukan padamu?" Ujarku dengan penuh kekhawatiran.

"Siapa kau? Berani beraninya menganggu!" Tutur salah seorang preman itu.

"Aku kakaknya, apa yang kalian inginkan dari adikku?" Ucapku dengan tegas.

"Oh jadi kau kakaknya. Kalau begitu ajari adikmu sopan santun! Berani beraninya dia melemparkan botol bekas minumnya ke arah kami.

Disuruh minta maaf dengan benar dia malah terus berkicau dan membuat kita jadi sangat marah."

"Aku mewakili adikku meminta maaf yang sebesar besarnya."

"Berlutut."

"Apa?"

"Berlutut dan meminta maaf, kau fikir kami mau memaafkannya begitu saja setelah adikmu terus menghina kita dengan mulut kotornya itu."

Tanpa berfikir panjang aku segera berlutut dan memohon maaf atas kelakuan adikku.

Dua preman tersebut tertawa puas melihat aku melakukan apa yang di perintahnya. Salah seorang preman itu menginjakkan kakinya di kepalaku.

"Katakan sekali lagi dengan keras, kita tidak mendengarnya." Ucap preman tersebut.

"Tolong maafkan atas kesalahan yang sudah adik ku perbuat." Teriakku.

"Karena kau sampai berlutut seperti ini, baiklah aku akan memaafkannya. Tapi lain kali kalau ini terulang lagi. Aku tidak akan segan segan menghajarnya."

Aku segera menyusul Akano yang sedang berjalan pulang.

"Kano jawab pertanyaanku, bagaimana bisa kau berurusan dengan preman tadi. Apa yang kau fikirkan."

"Itu bukan urusanmu."

"Bagaimana bisa itu bukan urusanku! Aku ini kakakmu yang bertanggung jawab atas kamu. Kano kau dengar aku tidak!"

Akano hanya diam dan terus jalan hingga sampai rumah, semua perkataan ku di abaikan olehnya.

"Kenapa kau berisik sekali sih! Aku tidak butuh kau, dan kau tidak perlu cape cape mengurusi ku.

Aku tidak pernah menganggapmu sebagai kakakku, aku membenci mu, sangat membencimu.

Aku berharap tidak pernah memiliki seorang kakak, aku ingin kau mati dan menghilang dari kehidupan ku."

"Braaak!!!"

Akano membanting pintu kamarnya dengan sangat kencang, dia benar benar tidak perduli lagi denganku.

Aku masih berdiam diri di depan pintu kamarnya, semua perkataannya tentu saja menyakitiku.

Setiap hari selalu menahan diri dan menelan bulat bulat makiannya.

Aku menghela nafas panjang dan mulai bicara lagi dengan Akano.

"Akano, kakak minta maaf sudah marah marah padamu disepanjang jalan. Kakak sangat khawatir denganmu, maafkan kakak ya Kano...

Tapi bisakah kau ceritakan pada kakak apa yang sebenarnya terjadi padamu?

Sudah berapa bulan kau menjadi seperti ini? Kau jadi sangat membenci kakak, kalau kakak ada salah tolong katakan.

Story Of Azuka (Ended) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang