17] Unexpected Person

196 37 9
                                    

Pukul 11.40 kami terlibat kontak senjata dengan pasukan Veltron sekitar 500 meter dari taman. Aku dan sepuluh orang yang tergabung dalam pasukan elit dibawa pimpinan profesor kini dihadang oleh empat cyborg dengan senjata laser mereka. Kami masih bertahan dengan bersembunyi di balik bangunan.

"Pak, jika terus seperti ini kita akan kehabisan amunisi!" teriak pria botak bernama Carl dari bangunan yang berada di sisi kanan kami.

"Baiklah. Lemparkan bom waktu dan bersiap untuk maju dan menyerang!" kataku sambil mengeluarkan bom waktu.

Kami menghujani para cyborg dengan bom waktu, dan segera menembaki para cyborg satu per satu hingga tidak tersisa. Kami terus melanjutkan perjalanan kami menuju WTC.

"Ed, masuk!" suara profesor terdengar melalui earphone.

"Ini Edward, ada apa profesor?" balasku.

"Bagaimana keadaanmu, apa kau baik-baik saja?" tanya profesor.

"Cukup baik. Kami terlibat kontak senjata dengan beberapa cyborg tapi kami bisa mengatasinya tanpa korban. Sekarang sedang menuju kearah WTC melalui jalan utama." jawabku sambil terus berlari.

"Bagus. Kami berhasil menghancurkan detector sisi timur dan terus bergerak menuju detector selanjutnya. Teruslah mengalihkan perhatian para cyrborg dan kami akan segera menghancurkan semua detector." 

"Baik profesor!" jawabku tegas. Kemudian komunikasi kami berakhir.

Jalanan dan bangunan-bangunan disekitar kami terlihat begitu sepi.  Kami terus berlari hingga tiba dipersimpangan jalan yang cukup terbuka.

"Berhenti!" kata Carl sambil mengepalkan tangan kanannya dan mengintip dari balik tembok.

"Sial!" umpatnya.

"Ada apa?" tanyaku yang berada di posisi ketiga dari Carl. 

"Aku melihat dua tower laser dan sekitar sepuluh cyborg." jawabnya.

"Pak, terlalu beresiko untuk melawan mereka apalagi dengan kondisi jalan yang cukup terbuka. Tower itu akan menghabisi kita dalam sekejap." kata seorang wanita di belakangku.

"Kau benar terlalu beresiko." aku melihat kebelakang dan menatap wanita berkulit hitam dengan potongan rambut pendek. "Siapa namamu?" tanyaku.

"Aku Veronica, pak." jawabnya.

"Baiklah Veronica, apa kau punya rencana?" tanyaku.

"Ya pak. Kita gunakan smoke untuk melintasi jalan dengan begitu kita masih bisa meminimalisir pandangan dari tower laser sementara aku membunuh para cyborg bedebah itu. Smoke ini hanya bertahan 60 detik, sedangkan jarak kita untuk sampai diseberang kurang lebih 100 meter. Itu berarti waktu kita tidak banyak" jawabnya.

"Apa kau yakin ini akan berhasil?" tanyaku ragu.

"Aku yakin pak!" jawabnya tegas.

"Baiklah. Keluarkan smoke kalian!" perintahku.

"Oke, lemparlah smoke kalian dan saat asapnya mulai keluar berlarilah secepat mungkin dan sisanya serahkan padaku." kata Veronica dan kami langsung melemparkan smoke kami.

"1 2 3.. sekarang!" teriak Carl sambil berlari menuju seberang melewati asap yang mulai memenuhi separuh jalan.

"Ayo ayo berlarilah!" teriak Veronica sambil menembaki cyrbog satu persatu.

Kami pun berlari secepat mungkin. Terdengar suara pengisian daya laser pada tower yang menandakan bahwa mereka siap menembak kami yang sementara mencoba memasuki gumpalan asap putih. Dengingan laser memenuhi telinga kami. Ada yang mengenai jalan ada yang melewati kepala kami. Aku mendengar suara tawa Veronica yang berhasil menjatuhkan para cyborg.

EARTH IN 2150Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang