4.

7 1 0
                                    

Semenjak Icha sering telat dan Gevan sering sekali mangulur waktu bapak satpam untuk mengalihkan perhatiannya pada gerbang yang seharusnya di tutup.

sekarang Icha lebih sering dijemput oleh gevan untuk pergi ke sekolah, bukannya merasa tidak enak, hanya saja Icha jika harus berangkat dengan Gevan harus berangkat lebih pagi dan cuaca masih dingin.

"gue didepan,cepet."
  
yaampun jam berapa ini,bahkan Icha belum selesai mempersiapkan dirinya untuk pergi,

kemudian Gevan menelponnya

"ca,lo liat chat gue kan?!gue di depan. "

tanpa menjawab,Icha langsung bergegas berpamitan dengan orang tua nya, menghapiri gevan dengan muka benar benar asam, Icha tidak suka di bentak terlalu, apalagi ini masih pagi, hanya membuat suasana hati jadi rusak saja.

"Lama banget sih?lo ngerti yang namanya di tungguin ga sih?!" lagi lagi gevan mencetuskan dan merusak mood Icha lebih dalam lagi lewat omongannya.

Icha semakin tidak mengerti kenapa ada laki laki yang mulutnya sebawel ini.

tanpa senyum dan menatap laki laki yang ada di depannya itu,Icha langsung naik di jok belakang,dan gevan langsung melajukan motornya dengan tibatiba membuat Icha sedikit memeluk gevan.

disepanjang perjalanan menuju sekolah,Icha tidak membuka suara nya sama sekali, itu lah dirinya, sekali tidak mood, yang keluar dari mulutnya hanya Hm,Hm,dan Hm.

sesekali gevan mengajaknya berbicara,tapi tidak ada respon sekali pun dari nya.

'andai saja gevan bisa ngomong lebih halus dan lembut,pasti mood gue gabakal rusak sepagi ini.'  batinnya.

sampai disekolah,gevan segera memarkirkan motornya.

"besok besok,kalo emang jemput gue cuma bikin lo emosi,lo perlu jemput gue lagi." ucap icha setelah melepaskan helm,ucapannya ketus namun datar,membuat gevan sedikit kaget terkejut dan heran.

/DEG!/

"caca" panggilnya

tanpa jawaban,icha hanya menengokkan kepalanya

"tunggu"

tanpa menunggu,Icha malah terus melangkah menuju kelas melewati koridor koridor

dari belakang ada gevan yang terus mencoba mensejajarkan langkahnya,

devan yang sadar, temannya yang super duper nyebelin itu sedang marah padanya,devan langsung mencoba memberikan apapun yang biasanya dia suka.

"ca sarapan"

Icha lagi lagi tidak merespon ajakan Gevan,tapi tanpa basa basi gevan langsung menarik lengan kanan Icha segera menuju kantin

sesampainya di kantin,Icha malah putar balik menuju kelas

"ca mau pesen sendiri?"
"ga"
"terus lo mau kemana?"
"kelas"
"ca lo belum sarapan"
"lo juga"
"ya makanya ayo sarapan"
"lo aja"
"lo harus sarapan. Ca,inget ga sih terakhir lo ga sarapan, sakit lo mulai lagi, gue pusing ca,gue harus ngapain, kalo bisa tukeran, gue aja deh yang sakit biar gue gaperlu cemas mikirin kesehatan lo."

mendengar itu,Icha langsung duduk dan nurut mengikuti kata Gevan,

sebelum meninggalkan icha yang duduk masih dengan muka asam, gevan sempat mengusap usap kepala nya dan mengecupnya kemudian pergi memesan sarapan.

Icha tetap tidak merespon apa apa

mood nya terlalu buruk pagi ini...

my pope.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang