Pagi itu tepat pukul 06:30 di kamar kost tercinta. Dari semalam aku belum bisa memejamkan mata. Untuk saat ini aku memang mempunyai hoby baru yaitu membaca. Aku seakan lupa waktu saat membaca karya-karya dari penulis terkenal dan pemikiran-pemikiran mereka seolah meracuniku untuk terus membacanya sampai kadang aku kehilangan waktu tidur. Disamping itu aku juga sedang mengerjakan sebuah project vlog video untuk di ikut sertakan perlombaan yang di selenggarakan oleh Dinas pariwisata kala itu.
Kembali ku buka halaman facebook, dan ternyata gadis itu sedang online. Aku kembali menyapamya dengan sapaan hangat. "Selamat pagi suster cantik" tulisku untuknya. Hanya berselang beberapa detik, ia langsung membaca pesanku. "Selamat pagi juga gula arenku" balasnya. Aku terkejut membaca ini, mengapa ia memanggilku dengan nama itu.?. "Gula aren.? Kok gula aren sih ca.?" Tanyaku padanya. "Kan gula aren hitam manis kaya kamu wkwkwk" tulis wanita itu membalas pesanku. Aku yang tersenyum tersipu membaca ini seolah mengganggap kami semakin akrab. Sebelumnya ku kira ia adalah seorang gadis yang cuek dan sombong. Karena dari postingan-postingan dan fotonya, terlihat ia adalah salah satu wanita yang mempunyai cermin sosail dan media climber yang tinggi.
Sedikit ku jelaskan tentang cermin sosial dan media climber. Cermin sosial adalah sikap yang memandang orang lain terlalu rendah. Sedangkan media climber adalah bersikap soelah-olah di kaya padahal dia adalah sibat misqueen. "Som gasien peulemah kaya" begitu pepatah tua Aceh mengatakannya. Oke cukup, kita tidak membahasnya disini, hal ini akan ku tulis di lain waktu. Mari membahas gadis itu lagi.
"Selamat pagi buk suster, jangan lupa sarapan, karena sudah ku coba seperti kata orang awali pagi dengan senyuman, bertahannya cuma sampe jam lapan, wkwkwkkw" tulis ku lagi mengulang kata selamat pagi sebagai pelengkap gombalanku. Ia juga menanggapiku dengan hal yang sama. "Wkwkwkkw, iya iya gula arenku, kamu jangan lupa sarapan juga ya.." balasnya padaku dengan penuh perhatian. Ini semakin menarik, kami semakin akrab dan mulai terbuka akan satu sama lain, dan ku rasa ini bagus untuk langkah selanjutnya. Karan mulai saat itu aku sudah menaruh sedikit rasa untuknya. Jangan tanyakan dari mana rasa itu datang, yang jelas aku nyaman dengan karakter dan jokes ku yang masuk dengan nya.
Ini terjadi begitu saja, aku juga bertanya-tanya bagaimana bisa aku nyaman dengan orang yang belum pernah ku temui sama sekali. Dengan mengenyampingkan semua hal yang ada padanya dan aku hanya nyaman dengan hawa yang ia bawa dan karekternya yang kurasa cocok denganku.
Bersambung..
#Bora
Banda Aceh 03 November 2019