Gadis lelap

3 1 0
                                    

Pada malam itu chat kami berakhir tanpa kata selamat tidur dan mimpi indah. Kembali ku buka laptop pemberian pamanku yang ku pakai sehari-hari untuk menyelesaikan tugas kuliah. Pamanku adalah sesosok yang baik, ia suport penuh atas keinginan keponakan-keponakannya. Tak jarang juga ia memberikan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan kuliah sekalipun. Kami berasal dari keluarga menengah kebawah, dan alhamdulillah hanya dia yang mempunyai taraf hidup layak diantara semuanya. Dan aku berjanji atas semua kebaikannya, akan ku buat ia bangga suaru hari nanti karena telah memiliki keponakan sepertiku. Amin..

Kita kembali pada suster cantik bernama Oca. Pagi yang indah telah menyapa, aku menyapanya dengan dajak yang biasa ku tulis dalam bentuk ucapan selamat pagi. Turutku selipkan sepatah do'a agar ia dilindungi oleh yang maha kuasa dalam menjalani harinya nanti. Ia juga membalasku dengan mesranya "selamat pagi juga gula arenku" paparnya via tulisan.
Tak banyak yang dibincangkan kala itu. Seperti biasa, kala pagi datang kami sibuk dengan aktivitas masing-masing. Oca sibuk dengan kegiatan magangnya, dan aku sibuk dengan dunia memburu gelarku.

Pada siang hari, kami juga menempatkan untuk saling menyapa. Ya, walau terkadang hanya aku. Tapi aku maklum ia sangat sibuk melayani pasien-pasien dengan segala bentuk karakternya. Kurasa ia adalah salahsatu suster idaman orang-orang kala sakit. Karena aku sendiri merasa sangat nyaman dengan perlakuan bahasanya yang sopan ditambah dengan suara manja ala dirinya.  Dia juga sosok yang penyayang, aku tau dari sikapnya yang kadang suka menangis kala hanya menontn sebuah drama. Dari situ aku petik satu hal lagi yang positif tentangnya. Betapa harinya sangat lembut dan mudah tergores oleh hanya sekedar drama.

Malam kembali melambai. Di ufuk timur terlihat bulan yang tersenyum aduhai. Kembali ku sapa susterku "Oca, bagaimana harimu.? Apakah menyenangkan.?" Tulisku. "Ada hal yang menarik yang perlu kita bahas malam ini.?" Tambahku lagi. Aku langsung ke intinya saja, karena menurutku pertanyaan seputar sudah makan atau sedang apa itu sudah tidak relefan lagi. Terlalu membosankan untuk mencairkan suasana.

"Iya abang, tidak ada yang menarik hari ini. Masih sama seperti kemarin. Yang ada hanya lelah" jawab sang suster.
"Baiklah ca, semoga lelahmu menjadi lillah kelak" balasku dalam penuh harap.
"Terimakasih abang, semoga saja" balasnya lagi. Aku juga menanyakan tentang karya ilmiah yang sedang ia kerjakan. Tapi ia tak menjawabku lagi. Bahkan chatku terbengkalai lama disitu.
Mungkin karena lelah, jadi ia tertidur pikirku. Setelah beberapa jam kemudian, tepat jam 21:35 ia kembali menyapaku. "Bang maaf, Oca ketiduran" tulisnya.
"Oh iya, tidak apa-apa ca, abg mengerti kok Oca lelah" balasku cepat. Kemudian aku memilih untuk menelfonnya via vidiocall.

#bersambung

#Bora

Banda Aceh, 15 November 2019

"Ocaku"Where stories live. Discover now