masih diwaktu yang sama, di malam yang dingin gerimis kecil menyapa, dalam kehangatan selimut aku masih saling berkabar lewat whatsaap dengan suster ocaku. sedikit membuka basa-basi yang biasa, berkenalan lebih dekat kurasa tidak ada salahnya dalam membangun kedekatan emosional kami. "Oca tinggal dimana?" tanyaku. "di Lueng Bata" jawabnya sederhana. " Oca asli orang sini(Banda Aceh)?" tanyaku lagi. "oh bukan, asliya Aceh Utara" jawannya, "kamu bang tinggal dimana?" tambahnya lagi. seketika aku terkejut karena ia memanggilku dengan kata "abang". "aku berasal dari Aceh selatan ca, disini aku tinnggal di Prada Utama" tulisku.
karena penasaran mengapa ia memanggilku dengan sebuthan "abang" sementara ia belum mengenalku secara dalam dan mungkin saja usianya terpaut jauh di atasku. "tumben manggil abang" sindirku. " sebelum manggil sayang jadi panggil abang dulu" tuisnya yang di sertai emot tertawa. aku jug tak ingin kalah darinya, jadi ku balas gombalanya itu " duh.. ca, hujan-hujan lo ini, jadi anget donk" balasku spontan.
disis lain ia membalas chatku yang lain. " oh di selatan, beda kutub lah kita" tulisnya. "tapi walaupun berbeda kita memiliki kesamaan" tambahnya lagi. "apa itu kesamaannya?" tanyaku lagi. "sama-sama sendiri" balasnya lagi dengan emot tertawa. aku jadi bingung tapi bahagia, suasana hati mendadak riang membaca hal itu, dan itu artinya ia masih sendiri.
tanpa berfikir panjang, dikarenakan aku juga telah lama dalam dunia kesendirian ini, jadi kuputuskan untuk mengajaknya "mari berdua" dengan ku tambahkan seikat bunga dan pelukan dalam bentuk emoticon. saat itu jantung berdebar kencang, aku gugup, dalam dingin nya malam keringatku mulai membasahi tubuh. aku melepaskan selimut yang ada di badanku dan menghidupkan kipas angin, sangking hangatnya suasana. yang benar saja, aku tidak pernah seberani ini sebelumnya. ku kunci layar handphone, dan bersembunyi di balik selimut itu lagi. meski hanya sebatas chatingan tapi ia berhasil membuatku salah tingkah.
bunyi whatsapp masuk sudah terdebgar melalui nitofikasinya. terlihat di layar handphone yang menyaa, ia membalasku "boleh juga". aku senang senang bukan kepalang, ia menerimaku begitu cepat. aku masih mempertanyakan ini mimpi ataukah nyata sambil mencubit tanganku. Aku merasakan sakitnya cubitanku sendiri dan itu artiya aku sedang tidak bermimpi..
bersambung..
#bora
12 November 2019