Masih diseputaran malam itu. Suara kebisingan lalu lintas kota masih terdengar pekat di telinga. Aku sedang berbincang hangat dengan gadis itu via vidiocall. Dan itu pertama kali aku melihat wajah aslinya meski hanya sebatas vidio. Karena memang sebelum-sebelumnya aku hanya melihatnya difoto. Nyatanya ia memang manis, alisnya kecil dan runcing, hidungnya yang mancung, serta bibirnya yang tipis. Tuhan, sungguh indah ciptaanmu.
Kami hanya berbincang tentang seputar tugasnya. Kemudian di tambah dengan guyonan-guyonan kecil yang ku sisipkan dalam percakapan itu. Gadis itupun terlihat girang dan terhibur dengan suasana yang tercipta. Terlihat beberapa kali ia menampakan gigi kecilnya sambil tersenyum lepas karena candaanku. Sesekali aku juga merayunya. "Ca, kakimu kenapa?" Tanyaku. "Eh kenapa? Ga kenapa-kenapa" balasnya dengan sedikit panik.
"Tapi bisa jalankan.?" Tulisku lagi. "Bisa donk" sautnya spontan. "Yok lah, kapan?" Sergahku kemudian.Iya kembali tertawa mendengar kata itu. "Ada-ada aja abang ni, kirain kenapa tanya kaki, taunya ngajak jalan" paparnya denga wajah yang malu-malu.
Hasratku memang ingin mengajaknya berjumpa, namun aku tidak tahu dengan cara apa aku bisa berjumpa. Mengajak dengan candaan yang tadi, malah ia mengalihkan topik pembicaraan ke arah tentang kuliahku.
Kameu berbincang sedikit lama. Malam pada rabu malam itu.Jam sudah menunjukan pukul 10:35, tak terasa sudah satu jam lebih kami bercakap-cakap. Ya, walau hanya via vidiocall, tapi rasa penasaran akan sosok seorang suster bernama oca itu sudah sedikit menemui titik terang. Aku mulai mengenali karakternya secara dekat. Dia orang yang lucu, cerdas dan juga asik. Namun ia juga suka tidur. Di beberapa waktu chatku hanya terabaikan karena ia yang mudah tertidur. Tubuhnya memang sensitif, kena kasur sedikit langsung rebahan. Tapi ia bukan seorang yang pemalas. Ia begitu piawai dalam menjalankan tugasnya. "Tidur hanya sebagaiself reward bagiku, setelah capek menjalani hari yang begitu melelahkan. Karena lelah itu butuh tidur bukan hibur" katanya.
Selang beberapa menit ia minta permisi untuk mengerjakan laporan "bang oca mau tulis laporan dulu ya, tulis tangan soalnya harus di kumpul cepat" katanya.
"Oh iya, tentu. Abangpun mau buat tugas juga ini" jawabku.
Obrolanpun berakhir dengan ucapan salam. Ia sudah kembali ke dunia laporannya, sementara aku juga sibuk mencari referensi untuk proposal skripsi yang sedang ku kerjakan.Bersambung..
#Bora
Banda Aceh, 16 November 2019