chapter 23

2.7K 235 42
                                    

🌼
🌼

Setelah melarikan diri dari perdebatannya dengan New yang ingin mengantarkannya kerumah Off, akhirnya Gun sampai di rumah Off menggunakan taxi.

"Sawadee mae, pho" sapa Gun pada nyonya Dararat di ruang tamu bersama suaminya.

Gun memang sekarang sudah tidak canggung lagi dengan keluarga Off, bahkan Gun seenaknya saja masuk kedalam rumah. Meskipun begitu, Mae dan Pho tidak mempersoalkan itu karena jujur saja, mereka senang jika Gun sering berkunjung kerumah mereka. Gun sangat menggemaskan dengan tingkah polosnya saat diajari masak oleh Mae atau juga ketidak tahuannya yang selalu bertanya pada Pho soal pekerjaan.

"Sawadee kesayangan Mae." balas Mae sambil memeluk Gun yang menghampirinya.

"Jadi belanja atau tidak Mae? Phi Off bilang, Mae ingin Gun mengantar Mae berbelanja ya?" tanya Gun saat dia sudah duduk di antara Pho dan Mae

"Iya, Mae kira Pho ada pekerjaan hari ini. Jadi Mae meminta Gun menemani Mae. Tapi kenyataannya Pho dirumah, jadi nanti Mae akan pergi dengan Pho. Apa Gun ingin ikut? Atau dirumah saja dengan Off dan Tay?" jawab Mae dengan nada sayang sambil mengelus rambut Gun. Sungguh ini adalah hal yang Gun inginkan karena sudah lama dia tidak merasakan kasih sayang dari seorang ibu, karena inilah dia senang jika Mae menyuruhnya datang.

"Auh, ada Phi Tay disini?" tanya Gun dengan antusias

"Kau kenal Tay?" kini Giliran Pho yang bertanya dan menghentikan kegiatannya dari melihat laporan pekerjaan dari laptop di pangkuannya.

"Euh. Dia kekasih Phi New." ucap Gun polos sepolos polosnya.

"Ha? New ? Phi mu itu?" tanya Mae kaget

Gun hanya mengangguk tanda mengiyakan.

"Sangat kebetulan sekali, bukankah Tay pindah ke Korea. Bagaimana bisa?" tanya Pho penasaran dengan kisah cinta sahabat anaknya itu

"Entah, tetapi Phi New dan Phi Tay sudah sejak lama pacaran dan dulu sempat putus terus sekang kembali lagi, Gun tidak tahu tentang mereka."

"Yasudah, jadi ikut Mae atau dirumah dengan Off dan Tay?"

"Emmm. Gun dirumah saja, nanti kalau Gun ikut, Gun akan mengganggu kencan Pho dan Mae." ucap Gun dengan tawa renyahnya.

"Dasar anak nakal ya." ucap Mae sambil mencubit hidung Gun. Sedangkan Pho hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Yasudah naiklah keatas, Off dan Tay sedsng di kamar Off."

"Oke Mae, jangan lupa bawa es krim yang banyak untuk Gun, rasa coklat ya." ucap Gun yang mulai beranjak dari duduknya.

"Iya, kalau perlu satu pabrik akan Pho belikan untuk menantu Pho."

"Gun akan ingat-ingat janji Pho yang satu ini." jawab Gun diselingi tawa renyah sambil berjalan meninggalkan kedua suami istri itu.

.

Baru saja sampai di depan pintu kamar Off, Gun mendengar ada obrolan di dalam kamar tersebut. Gun yang jahil dan kepo, yang awalnya ingin mengetuk pintu, mengurungkan niatnya karena ingin tahu apa yang dibicarakan kedua orang tersebut. Alhasil,Gun menempelkan kupingnya di daun pintu agar lebih jelas mendengar apa yang mereka bicarakan.

"Ha? jadi New melakukan ini padamu karena itu? Oiih bisa gila aku."

"Kau kenapa sih Off? responmu berlebihan. Sekarang jelaskan padaku tentang Gun."

"kenapa namaku disebut sih?" gumam Gun pada dirinya sendiri.

"Oiih gimana aku harus mulai.
Oke, awalnya aku mendekati Gun hanya ingin membalas dendam pada New."

A ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang