36❤️

290 10 0
                                    

Hanya ini satu satunya cara yang bisa membuatmu menetap walau kau bersedih terus, maaf... Aku egois, tapi percayalah semua aku lakukan agar tidak kehilanganmu.
-Ando Prakasa.











✨✨✨











Gue jadi sering pulang malam untuk cek keadaan gue, dokter bilang gue harus di rawat, tapi gue selalu menunda itu, apa yang bakal gue bilang ke Mikha? Hari ini pun gue pulang malem lagi, berjalan di lorong rumah sakit ini, memikirkan alasan gue pulang malam, DUKK.. "aduh" gue gak sengaja menabrak seseorang, "ah maaf maaf" ucap gue dan membantunya "Risa?!" Gue kaget, gue kenal perempuan itu, begitupun perempuan itu "A-Ando??". "Gimana kabar Lo?" Tanya Risa, ya dia mengajak gue berbicara di dekat rumah sakit, "seperti yang Lo liat" jawab gue dingin, mengingat kenangan pahit yang terjadi antara gue sama Risa, ya dia mantan pacar gue, perempuan yang membuat senyum gue menghilang dan berubah 180°, perempuan yang membuat gue terpuruk dan gak percaya namanya cinta sejati, dialah Risa, "Maaf Do.." ucapan dari bibir Risa, heh, udah muak gue denger kata maaf itu ribuan kali, "gue bener bener minta maaf Do..." Kali ini Risa menghadap ke gue, "gue mau pergi ke Surabaya, sebelum kesana gue mau ngulurusin semua masalah kita, dan beruntung gue ketemu Lo disini, Please maafin gue, gue tau gue gak layak terima maaf Lo, tapi setidaknya gue udah minta maaf, gue mau pergi ke Surabaya tanpa beban Do..." Gue terdiam, "kapan Lo pergi?" Tanya gue, Risa menoleh, "dua hari lagi" jawabnya, "mana nomor Lo?" Tanya gue, dia menatap gue tak percaya, tapi segera memberi nomornya.












Dalam perjalanan pulang ke rumah gue sudah memikirkan cara supaya bisa rawat inap di rumah sakit, gue harus sembuh, harus. Dan gue tau resiko yang bakal terjadi, kali ini gue harus kehilangan Mikha. Tapi sesudah penyakit gue hilang seratus persen dari tubuh ini, gue bakal dapetin Mikha lagi, gue janji.
Gue menelepon Risa untuk ke sekolah, gue memutuskan buat Mikha kecewa, marah sama gue dan meninggalkan gue. "Do Lo gila ya?!" Leo sedikit berteriak begitu gue menceritakan rencana gue, "itu sama aja kalo Lo jelasin penyakit Lo ke Mikha, tapi Do, gue yakin kalo Lo jujur Mikha gabakal menjauh dari Lo, gue rasa dia bukan orang yang kayak gitu Do" panjang Lebar Leo bersuara, "gimana kalo sebaliknya? Gimana kalo dia menjauh dari gue selamanya? Gue gak bisa dapetin dia lagi, dan biarpun gue udah sembuh apa dia masih mau sama gue??" Tanya gue, memikirkan hal itu saja membuat hati gue sakit, "Mikha gak sejahat itu Do, gue yakin" Leo masih berusaha, "gue cuma takut gak bisa kembali sama dia Leo.." jawab gue lelah, Leo menghembuskan nafasnya, "oke itu pilihan Lo, gue cuma gamau Lo nyesel aja ntar" Leo meninggalkan gue.





Semua rencana gue berjalan lancar, melihat Mikha nangis mengiris hati gue Maaf... Hanya itu yang bisa gue ungkapkan, Maaf Mikha, gue harap Lo tahu kalo gue melakukan ini supaya Lo gak pergi terlalu jauh dari gue, Mikha pergi dari Rooftop, gue mengejarnya, tapi gue lihat Mikha memeluk Rangga, tangan gue mengepal, Rangga tahu keberadaan gue, memberi isyarat lewat matanya yang seakan berkata gue yang urus, gue memilih diam hingga Rangga membawa Mikha pergi... Kaki gue lemas, gue terjatuh, air mata gue turun... Sakit hati yang dalam... Maaf Mikha.. maaf...








"Do.." gue menoleh ke sumber suara, Rangga. "Leo udah jelasin ke gue. Untuk saat ini Mikha sama gue ya. Gue ijin sama Lo, gue janji gabakal apa apain, cuma anter dia pulang aja" "apa yang gue lakuin salah?" Gue bertanya pada Rangga, "salah. Tapi gue tau maksud Lo... Gue bantu sebisa mungkin" gue mengangguk "thanks... Untuk sementara gue titip Mikha" lalu Rangga pergi. Gue masih duduk disini, di rooftop, "Lo cinta banget sama cewek itu" Risa menghampiri gue, "sampe melakukan itu... Kalo gue jadi Mikha, gue jelas marah Do.. Lo harus cepat cepat jelasin ke dia, sebelum Lo kehilangan dia" saran Risa, gue meliriknya, "Lo bakal gue maafin kalo udah menyelesaikan tugas dengan benar" jawab gue, Risa pun duduk di samping gue, "gue merasa jahat, merebut cowok orang, Mikha bakal benci banget sama gue, Lo harus janji, kalo Mikha benci sama gue, please bilang kalo gue gak sejahat itu" ungkap Risa, gue mengangguk, Risa sebaik ini, tapi kenapa dulu dia begitu jahat?. Risa orang pertama yang buat gue mengenal apa itu cinta, orang yang membuat gue bisa masuk organisasi OSIS, orang yang membuat gue bertahan selama dua periode, dia juga orang yang membuat gue begitu hangat, ramah, namun dia juga yang membuat gue menjadi orang yang dingin, ketus dan merubah gue 180°, "Do... Kemarin Lo ngapain dirumah sakit?" Tanya Risa, "gue punya penyakit" jawab gue jujur, Risa kaget, "sakit apa?" "Leukimia" jawab gue singkat, dia semakin kaget, "sejak kapan do?? Apa jangan jangan ini alasan Lo nyuruh gue melakukan hal yang buat Mikha marah sama Lo??" Tanyanya lagi, gue mengangguk, "Do..." Gue tersenyum, "gue gak mau kehilangan dia sama kayak gue kehilangan Lo dulu" gue mendengar isakan Risa, dia menangis.











"Gue... Gue gak nyangka perjuangan Lo segininya... Maafin gue Do.... Maaf... Maaf udah buat Lo sakit hati Do...." Dia menangis lebih kencang, menyesal, dulu gue punya penyakit yang sama, Leukimia, tapi udah di sembuhkan, dan ternyata itu gak 100% dan sekarang penyakit itu ada lagi, Risa yang waktu itu berstatus pacar gue, mengetahui penyakit gue pun mundur teratur, gue pikir dengan gue memberitahu ini dia akan mendukung gue untuk sembuh, menyemangati gue, tapi dia malah pergi dan menyisakan bekas yang dalam, gue gak mau itu terjadi antara gue dan Mikha, kali ini. Untuk kali ini gue gak mau kehilangan dia, cukup dengan dia gak tau penyakit gue, gue gak mau terlihat lemah, dan menjijikan nantinya "gue jahat Do... Lo seharusnya gak maafin gue" masih dengan isakannya Risa berbicara, "udahlah, semua udah terjadi, dan karena Lo, gue ketemu sama Mikha, Thanks.." jawab gue, "tangisan Lo gak berguna, yang gue butuhkan, Lo bantu gue sekarang" lanjut gue, Risa mengangguk, "gue janji, dan kalau Mikha berniat pergi seperti apa yang gue lakuin dulu, gue bakal buat bagaimanapun caranya supaya dia balik sama Lo. Gue janji, Lo harus sembuh Do.. buat ambil Mikha lagi" jelasnya, gue mengangguk mantap, dan tersenyum.












Dirumah, Mikha tidak mau menerima maaf gue.. dia pergi ke kamar, gue hendak mengejar tapi telepon masuk, dari Dokter yang akan merawat gue, "halo dok?"
"...."


















Wahh gimana nih?? Kasian juga si Ando, penasaran? Bintang dulu dong.. btw maaf ya aku akhir akhir suka lama up nya hehehe, soalnya suka ada kendala tiap mau post, so enjoyyyyyyy.
Chan61.

First Love-Brandon SalimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang