37❤️

305 6 0
                                    

Sekarang saatnya... Maaf aku membuatmu seperti ini, tapi percayalah, ketika sudah tiba waktunya akan aku pastikan kau bahagia selalu di dekatku..
-Ando Prakasa





✨✨✨







"Halo dok?"
"Kapan mulai rawat inap Ando? Penyakit kamu sudah tidak bisa di sembunyikan lagi"
"Segera dok, mungkin besok"
"Baiklah, lebih cepat lebih baik, agar kita bisa tuntaskan penyakit ini Ando"
"Baik dok.."

Telepon dimatikan, gue tak sadar ketika menelepon Mamanya Mikha berdiri di samping sofa, sial. Baru dari kamar mandi. Gue lupa kalo tadi Mamanya Mikha mau ke kamar mandi, apa dia dengar? "Dokter? Siapa yang sakit nak?" Tanya Mama dan duduk di sebelah gue, akhirnya gue pun menceritakan semuanya, sampai rencana gue pun gue ceritakan, Mama syok pasti, juga menangis, "lalu bagaimana Mikha nak??" Tanyanya sambil terisak, "Maaf Ma... Ando bakal balik kalo Ando 100% sembuh, Ando janji gak bakal nyakitin Mikha lagi... maaf Maa..." Mama memeluk gue, erat, "kamu harus kuat nak... Arumi tahu ini?" Tanya Mama, gue mengangguk, "Mama juga bakal bantu kamu Nak, kamu janji kan akan kembali pada Mikha?" Tanya Mama, gue mengangguk "Maafin Ando, karena sekarang Ando nyakitin Mikha Ma... Maaf ya.." Mama mengangguk, "Mama mewakilkan Mikha untuk memaafkan kamu, asal janji tadi harus kamu tepati".






Pagi ini, gue sudah mengemas pakaian, bersiap untuk rawat inap di rumah sakit, tadi malam Mikha tidur bersama Mama, gue tahu dia kecewa, sakit hati, gue sadar itu gue salah, Papa juga menelpon gue menyakinkan tentang rencana gue ini,  Papa awalnya menolak ini semua, namun dia akhirnya menerimanya. Gue turun ke bawah untuk sarapan, gue melirik Mikha, matanya sembab, bengkak, habis menangis, gue yakin dia menangis seharian, Maaf Mikha, gue jadi orang yang sangat jahat sekarang, Maaf... Selesai sarapan tidak ada obrolan diantara kami, baik Mikha dan Mama juga, gue meminta pak Yon untuk mengantarkan kami, dijalan pun tak ada pembicaraan sama sekali, "kakak memang jahat Mikha... Kakak gak becus jadi suami yang hanya bisa buat kamu nangis, tapi kakak janji, kakak bakal buat kamu bahagia, untuk kali ini maafin kakak" ucap gue, Mikha menangis lagi, gue memeluknya walau ada pemberontakan kecil, gue tetap memeluknya erat, "I Love You..." Ucap gue di telinganya, dia masib menangis, "kenapa kakak begitu... Kenapa?!!" Katanya, "maaf... Maaf maaf sekali Maaafff...." Kata gue, "berhenti nangis, kakak gak tega liat kamu begini, okey... Maafin kakak..." Gue menahan air mata ini, gue gak mau menangis di hadapan Mikha, "untuk kali ini kak... Jangan ulangi" jawab Mikha, gue mengangguk, ada rasa lega Mikha memaafkan gue tapi ada rasa sedih juga karena sebentar lagi gue bakal bener bener meninggalkan Mikha, gue bakal bener bener jadi pria brengsek.








Pagi ini di sekolah, gue ke ruangan kepala sekolah, buat urus sekolah gue karena gue bakal pindah, gue juga memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai ketua OSIS dan menyerahkan semuanya ke Rangga, setelah mengurus semuanya gue berjalan lesu ke lorong kelas, gue melewati kelas Mikha, gue lihat dia dari kaca sedang belajar, Maaf Mikha... Kalo bukan karena penyakit ini gue gak bakal buat Lo begini, Maaf.

Gue pun ke rooftop, dan menelepon Risa,
"Halo Do?" Jawab Risa
"Ayo kita mulai, begitu Mikha meninggalkan gue, Lo bakal gue maafin" kata Gue
"Do... Lo seriusan? Ini pasti bakal sakit banget buat Mikha, Lo tega?" Tanya Risa
"Gue gak tega Sa. Tapi gue gak mau bener bener kehilangan dia karena penyakit ini" jawab gue
"Do jangan bodoh!! Kalo Lo jelasin semua ke Mikha dia bakal terima Lo. Gue yakin itu, Mikha bukan tipe orang kayak gue, please Lo jangan begini Do.. ini juga buat kebaikkan Lo" jelas Risa
"Stop Risa! Semua gaada yang tau kedepannya, intinya kalo Lo mau gue maafin cukup lakuin yang gue bilang, gue tau resiko apa yang bakal gue dapatkan" lalu gue mematikan telepon, gue gak mau lagi denger apapun, gue sekarang cuma takut kehilangan Mikha, yah walau sekarang gue bakal menjauh dari dia, tapi gue yakin ketika gue kembali dengan sehat Mikha bakal menerima gue.








Gue pun pulang kerumah dan mengemas semua pakaian, barang barang gue, Mama Relin menatap ke Gue yang sedang mengemas, "Maaf Ma.." ucap gue Mama Relin menangis, "banyak sekali beban kalian Nak. Cepat sembuh, supaya Mikha tidak begitu sedih Ando.. Mama doakan yang terbaik, Hiks... Ini udah jadi pilihan kamu, Mama harap kamu sama Mikha masih bisa bersama" ucap Mama Relin, gue mengangguk lalu memeluk Mama, "cepat kembali Nak... Mama gatau lagi Mikha akan bagaimana jika kamu tak ada" gue mengangguk, gue pastikan setelah sembuh akan kembali, buat Mikha.








Pak Yondra mengantarkan gue ke bandara, "Pak. Saya titip Mikha ya, tolong kalo dia mau pergi kemanapun di jaga" ucap Gue, "baik tuan, saya mendoakan supaya tuan cepat sembuh dan kembali kesini segera" jawab Pak Yon dan gue mengangguk, setibanya di bandara Mama Arumi dan Papa sudah disana, Mama menangis, gue memeluknya "sudah.. Ayo Ma.." ucap Papa, Gue sekeluarga pergi ke Australia untuk perawatan gue, "Mikha, gimana Do?" Tanya Mama, "Ando ngga tau Ma.." jawab gue, "udahlah Ma.. Ando udah urus semuanya, sekarang kita harus berdoa buat kesembuhan Ando dan sekarang itu dulu yang harus kita pikirkan" jelas Papa.












Gue dan keluarga pun pergi, lalu hp gue berdering, gue melihat Risa yang menelepon gue, "halo Sa."
"Do. Hp Lo matiin sekarang, gue udah lakuin apa yang Lo suruh ke gue, dan Mikha sekarang lagi cari Lo. Lo janji sama gue Do. Lo harus cepet sembuh, dan balik buat Mikha.." jelas Risa, membuat gue sedikit sakit hati, kasihan Mikha, dia pasti sedih, "thanks Sa. Lo gue maafin, maaf ngerepotin Lo, doain gue ya." Jawab gue. Maaf Mikha... Semua gue lakuin ini supaya tidak kehilangan kamu selamanya. Suatu saat, ketika gue kembali gue harap Lo mau terima gue lagi. Tolong tunggu gue kali ini.

















Oke kali ini agak pendek, semoga kalian suka, jangan lupa bintangnya yahh... Love u all
Chan61.

First Love-Brandon SalimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang