part 4

5.1K 358 68
                                    

Happy reading

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Yuki memejamkan matanya kala tubuhnya terasa sangat lelah, tak peduli sang bos melihatnya ia ingin segera merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Ini kesempatannya untuk tidur di saat lelaki bermulut tajam itu masih asik dengan komputernya. Yuki sebenarnya kesal saat Al mengatakan mereka akan lembur, tapi apalah daya mulut nyinyir nya masih kala dengan mulut pedas berlevel dewa milik Al. Yuki menjatuhkan kepalanya di meja kerja ruangan Al, di ruangan memang ada meja terkhusus untuk sekretaris, sengaja Al buat karena ketika ia membutukan Yuki maka Al akan menahan Yuki di ruangannya seperti saat ini.

"Yuki bantu saya mengecek laporan ini." ucap Al yang masih fokus pada layar komputernya.

Tak ada jawaban, tak ada nyinyiran seperti biasa membuat Al heran, tumben sekali ruangannya senyap tak ada suara omelan dari sekretarisnya.

"Yuki."

Dengan kesal Al melihat ke arah Yuki hendak mengomeli gadis itu, namun segera ia urungkan ketika melihat Yuki yang tertidur dengan posisi yang bisa di bilang tak nyaman. Al melonggarkan dasinya menggeser kursi kebesarannya dan berjalan ke arah Yuki yang tampak tenang dalam tidurnya. Al tersenyum kecil kala melihat Yuki seperti anak kecil ketika sedang tidur, imut dan menggemaskan di mata Al berbeda dengan Yuki yang biasanya.

" kamu seperti bayi kalau tertidur. " bisik Al pelan tak ingin menganggu tidur nyenyak Yuki. Tangan Al dengan pelan menyelipkan rambut yang menutupi sebagian wajah Yuki.

" Cantik. " ucap Al spontan.

Dengan gerakan pelan Al membopong tubuh Yuki masuk ke kamar pribadinya yang berada di ruang kerjanya. Mungkin malam ini mereka tak pulang karena mengingat Yuki yang teetidur dengan wajah lelah yang sangat kentara, ada rasa bersalah di relung hati Al kala mengingat ia sudah banyak menyuruh Yuki mengerjakan pekerjaan yang seharunya ia kerjakan. Al merasa kesal ketika mulut cerewet Yuki mulai membatahnya, ia anggap mulut Yuki adalah sebuah petasan yang membuat telinganya berdengung sakit.

"sstttt." Al mengelus punggung Yuki ketika gadis itu merasa sedikit terganggu karena Al membaringkannya dengan perlahan di kasur pria itu.

"Tidurlah kau lebih cantik ketika tidur, tidak cerewet seperti petasan yang akan membuat telinga ku sakit."

Setelah Al membaringkan Yuki, pria itu beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri yang sudah terasa sangat lengket, dan juga untuk menyegarkan tubuhnya setelah berkutat seharian dengan kertas dan komputer.

Al keluar dari kamar mandi dengan tubuh segarnya, ia melirik Yuki yang masih tertidur dengan nyamannya. Dengan langkah tegasnya ia menghampiri Yuki dan ikut berbaring di samping gadis itu tangan memeluk tubuh mungil Yuki dari belakang, merapatkan tubuhnya dan juga Yuki. Yuki yang sudah tertidur pulas merubah posisinya menjadi menghadap Al tangan mungilnya juga tanpa sadar memeluk pinggang Al dengan erat, membuat Al menahan nafasnya ketika wajah mereka berjarak sangat dekat sekali. Al menenggelamkan wajah Yuki di dada bidangnya bermakasud memberikan kenyamanan pada gadis itu.

"Good night, sekretaris bawel ku." gumamnya menutup mata karena tak bisa menahan kantuk di tambah wangi tubuh Yuki yang membuatnya ymnyaman luar biasa dan ingin segera terbang ke alam mimpi.

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Matahari sudah meninggi, gadis yang tak sadar berada di dalam dekapan seseorang itu menggeliat merasa ada yang aneh dengan perutnya seperti di timpa sesuatu yang sangat berat.

"Kyaaaaa, menyingkir tangan laknat." teriak Yuki menghempaskan tangan Al kuat.

"Berisik, saya masih mengantuk Yuki bisa tidak suaramu di rem."

"tidak bisa, mengapa aku bisa tidur bersama mu. Kau apakan aku semalam pak."

Al mendengus menatap Yuki tajam "Menurutmu apa yang di lakukan pria bersama wanita di atas ranjang."

"Aaaaa mama Yuki di perawanin sama bos iblis."

"Diam, telinga saya sakit mendengar teriakan kamu Yuki."

"pak Al mencari kesempatan salam kesempitan, modus."dengusnya.

"Ck, saya gak suka sama kamu, apalagi tubuh kamu kerempeng semuanya lurus gak ada yang menonjol dan menggoda."

Refleks Yuki menutup dadanya dengan kedua tangannya melihat ke arah dadanya sendiri lalu menatap tajam ke arah Al yang juga sedang memandangi dadanya.

"Apa lihat-lihat mau saya colok tuh mata, katanya gak kegoda tapi lihatin dada saya gak berkedip tuh mata."

"Dada kamu kecil."ucap Al datar.

"Coba bilang sekali lagi, biar saya cabein tuh mulut."

"Mandi sana, badan kamu bau iler. Jorok banget anak perawan ileran."

"Apa? Demi apa pak ? Serius saya ileran?"

"Tuh mata ada beleknya."

Yuki buru-buru membersihkan matanya, Al yang melihatnya hanya menahan tawanya melihat tingkah lucu Yuki ketika sedang panik.

"Gak ada. Bapak pembohong. Gini-gini walau saya gak mandi tetap wangi tau."

" Iya, wangi iler kamu."

"pak Al."

Tawa Al meledak saat mendengar kekesalan Yuki padanya, Ah paginya sangat indah saat ini ketika ia bisa membuat Yuki kesal dengan muka memerah menahan amarah.

"Apa? Cepat mandi siapkan saya sarapan."

"Beli aja deh, saya capek."

"masak sekarang atau..."

"kita negosiasi deh pak, saya gak usah masak tapi saya yang kerjain kerjaan bapak."

" saya gak mau tau cepat mandi dan masak untuk saya Yuki."

"tapi ini kantor loh pak, nanti saya di lihat pak stefan masak di kantor kan saya malu."

"ora urus Yuki." kesal Al.

"cepat."

"dasar bos kampret."

"Yuki."

"Iya, iya saya masak."

"Boleh nendang bos ke kutub selatan gak sih?"

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

Spam coment

banyakin vote biar besok up lagi😆😆😆

My Posesif BosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang