Happy reading
******
Yuki menatap bingung kedua orang tua Al yang membawa dirinya ke rumah besar yang ia yakini adalah rumah orang tua Al. Al yang berada di belakangnya hanya diam saja tanpa menjelaskan sesuatu padanya, membuat Yuki geram ingin menjambak rambut Al sekarang juga.
"I-ini rumah siapa?" tanya Yuki dengan tergagap pasalnya ia setelah keluar dari rumah sakit ia ingin beristirahat di rumahnya, tapi mengapa saat ia berada di rumah mewah yang tak ia kenali sama sekali.
"Rumah Mama sama Papa, Mama tahu kamu cuma tinggal sendiri di rumah karena orang tua kamu tinggal di luar kota, makannya Mama mau kamu tinggal di sini saja, Mama tidak mau kamu sakit lagi," jelas Mama Maya membuat Yuki terkejut bukan main dan ia melotot ke arah Al meminta penjelasan sedangkan Al tak acuh kepada Yuki ia lebih memilih masuk terlebih dahulu meninggalkan Yuki dengan pemikirannya sendiri.
"Al bawa Yuki ke kamar, kamu sama pacar sendiri aja dingin. Kalau anak Mama masih dingin seperti ini lagi, tinggalin saja Al, Sayang. Mama bisa mencarikan jodoh lain buat kamu, sepupu Al juga ganteng-ganteng loh dan lebih ramah dari pada Al."
"Apaan sih Mah, gak usah jodoh-jadohin Yuki sama mereka," ucap Al datar tanpa kata ia membopong tubuh Yuki menuju kamar gadis itu yang sudah di siapkan oleh Mamanya.
"Pak turunin ih, malu di lihat orang tua Bapak." pekik Yuki yang sama sekali tidak di gubris oleh Al. Sedangkan Papa dan Mama Al yang melihatnya hanya bisa geleng-geleng kepala, di pancing dulu baru deh cemburu dan posesifnya keluar, dasar manusia tidak pekaan.
"Pak Al," teriak Yuki yang mulai kesal.
"Bisa diam gak sih," ucap Al dengan datar yang menurunkan Yuki di kasur.
"Kenapa saya di bawa ke sini sih Pak? Rumah saya bukan di sini."
"Mama yang minta, kamu dengar apa kata Mama tadi, kan?"
"Yuki udah sehat gak usah berlebihan gini deh, Yuki gak enak sama orang tua Bapak tau. Yuki udah biasa di rumah sendiri," kesal Yuki dengan mengerucutkan bibirnya membuat Al geram dan mengecup bibir Yuki agar gadis itu berhenti berbicara. Yuki mematung mendapat ciuman tiba-tiba dari Al, Al menatap dalam Yuki. Mengapa bibir Yuki terasa sangat manis? Al ingin lebih dari sekedar kecupan. Al melumat bibir Yuki secara perlahan, tidak mendapat respon dari Yuki membuat Al memperdalam ciumannya bahkan Yuki tidak sadar jika tubuh Al sudah menindih tubuhnya.
Yuki memukul dada Al ketika dirinya merasa kehabisan nafas, nafasnya terengah-engah menatap Al tajam yang masih berada di atasnya. "Brengsek, turun dari atas tubuh saya." ucap Yuki mendorong tubuh Al. Ia menghilangkan bekas ciuman Al dengan punggung tangannya membuat Al terkekeh
"Ternyata bibir kamu manis juga,"ucap Al enteng membuat Yuki tambah geram dan memukul dada Al tanpa henti ia kesal dengan Al, ia kesal dengan dirinya sendiri yang rak bisa mencegah Al untuk menciumnya padahal ia sudah berjanji pada dirinya sendiri jika semua yang ada di dirinya hanya untuk suaminya kelak, tapi sekarang bibirnya sudah ternodai oleh bos galak dan mesum seperti Al.
"Diam gak, atau aku akan melakukan lebih daripada sekedar ciuman." ucap Al yang mulai kesal dengan Yuki yang masih memukul dadanya.
"Keluar! Saya mau tidur," ucap Yuki ketus.
"Saya mau tidur di sini."
"Keluar Pak! Atau aku bakal teriak,"
"Teriak aja, paling kita langsung di nikahkan sama Papa dan Mama." ancam Al membuat Yuki tidak bisa berkutik. Gadis itu hanya bisa diam kaku saat tangan Al melingkar di perutnya.
"Bersikaplah sebagai calon menantu idaman dan calon istri yang baik," bisik Al mengecup basah leher Yuki membuat Yuki bergidik ngeri, kenapa hidupnya semakin aneh seperti ini? Keputusan keluar dari kantor Al mungkin hal yang tepat, tapi bagaimana ia bisa mengganti uang untuk membayar finalti yang ia lakukan. Arrggggghhh.... Yuki pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesif Bos
Fantasyfollow akun saya dulu bolehlah, sebelum membaca.. Punya bos galak tetapi posesif? Perkataan pedas tetapi terkadang romantis?. Terkadang ia bingung, mereka hanya sebagai rekan kerja bos dengan sekretarisnya. Tetapi perlakuan sang bos membuat hatin...