Jisung sedang menatap tokonya dengan bosan. Hari ini tidak banyak yang keluar untuk sekedar membeli kue, apalagi di terik matahari yang kian panas ini.
Harapannya hanya satu. Kesayangannya yang ia tunggu akan datang kemari, seperti janjinya kemarin.
Ia mengalihkan pandangannya ketika mendengar lonceng kecil yang ia pasang di pintu berbunyi.
Sebisa mungkin ia mencoba tersenyum kepada pelanggan, walaupun ia sangat tidak mood.
Mata kecil manisnya berbinar riang saat melihat siapa yang memasuki tokonya. Itu dia! Orang yang ia tunggu!.
"Hai Minho, mau pesan apa kali ini?" Tanya Jisung menyelidik. Ia yakin Minho akan memilih menu yang berbeda dari kemarin. Mungkin Minho ingin tau rasa dari tiap menu.
"Hm... Satu Crème brûlée. Dan saya ingin meminta extra note" Minho berkata ke pada Jisung yang terlihat kebingungan.
"Baik, satu Crème brûlée dengan extra note.Extra note nya apa?"
"Tolong hidangkan dengan senyuman. Karena senyumanmu itu mempermanis hidup saya" Minho tersenyum genit dan mengedipkan sebelah matanya kearah Jisung.
"Ishh, itu menjijikkan Minho" Jisung hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah Minho.
Tanpa disuruh lagi, Minho melangkahkan kakinya ke tempat duduk favoritnya di sana. Sebuah singletabledengan dua kursi yang menghadap ke arah taman di depan Cake Shop itu.
Jisung kembali ke meja Minho sambil membawakan sebuah piring kecil dengan hiasan manis dan menggugah selera.
Semangkuk kecil Crème brûlée ia letakan di meja Minho, sembari menunggu Minho yang sepertinya sedang melamun itu.
"Permisi pak, ada tambahan?" Tanya Jisung bercanda. Minho tersentak kaget. Dan langsung menyuruh Jisung untuk duduk didepannya.
"Hm..."
Minho menyendok kue cantik berwarna keemasan tersebut
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Creampada bagian bawahnya tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental. Caramelpada bagian atasnya terlihat cantik dengan warna coklat keemasan.
Ditambah lagi Carameltersebut di torch dengan sangat tepat, sehingga tidak terlalu gosong.
Minho memasukan sesendok potongan surgawi tersebut ke dalam mulutnya dan menggelengkan kepala.
"Kenapa enak sekali sih sung?!?!?" Minho bertanya dengan nada tinggi. Terlalu tidak percaya bahwa Jisung adalah seorang Baker yang handal.
"Aku tidak tauu. Kamu mau nyalahin aku karena kue buatanku enak?" Jisung kini memanyunkan bibirnya. Sedih akan Minho yang terlihat seperti orang marah tersebut.
"Sung, lebih baik kamu jadi istri saya saja. Supaya saya bisa makan ginian tiap hari"
