Bagian 3

48 7 2
                                    

Motor hitam milik Rama baru saja berhenti di depan rumah Nada yang berwarna abu-abu dengan kesan yang minimalis. Masih tercium bau khas hujan dan aspal masih cukup basah karena hujan. Nada segera turun dari motor dan melepaskan helm milik Rama.

"Thanks," ucap Nada langsung berjalan menuju pagar rumahnya.

"Thanks, buat plesternya," ucap Rama yang masih berada di atas motornya.

Nada berhenti sejenak, dan melirik ke arah Rama. Dia hanya tersenyum mendengarnya. Setelah itu Rama segera melajukan motor hitamnya meninggalkan rumah Nada.

"Neng tadi di tanyain ibu," ucap Bi Ani pembantu rumah Nada.

"ASTAGFURULLAH BIBI, NGAGETIN AJA," kaget Nada ketika melihat Bi Ani yang tiba-tiba berada di belakang Nada.

"Eh atuh da hampura, bibi teh da gatau," ucap Bi Ani dengan logat sundanya.
(Eh ya maap, kan bibi gatau)

"Lagian neng Nada daritadi bengong ga masuk-masuk rumah,"

"Eh iya ya, yaudah deh bi aku masuk ya," ucap Nada yang kemudian masuk ke dalam rumahnya.

***

"Weisss Rama dateng noh," ucap Satira ketika melihat Rama yang sedang memakirkan motornya di depan Wakom.

"Tadi kata Mang Kokom lo balik lagi, napa dah?" Tanya Mario.

"Ada urusan gue," jawab Rama.

"Orang sibuk mah bebas," ujar Satira.

"Gimana nasib cewe yang tadi lo marahin?" Tanya Vano

"Tadi gue anter pulang," jawab Rama.

"BUSET, TAU AJA SAMA YANG BENING LO," rusuh Vano. "Kemaren aja lo jutekin tu cewe di hadepan banyak orang sampe badannya lemes,"

"Yang ada kalo dia disini abis sama lo semua," ucap Rama

"Disini?" Tanya Gibran.

"Pas hujan dia neduh disini," ujar Rama.

"Padahal mah gapapa atuh bray," celetuk Vano.

"Sialan lo, cewe mulu," ucap Mario.

"Alah lo ngomong begitu, kaya yang ngga cewe mulu," ucap Vano."Teu ngarti teu ngarti ka jelema jelema nu rariweh," lanjutnya mendramatisir.

"Bangsul, yang ribut daritadi siapa," ucap Mario.

"Aku kesel, aku kesel, aku kesel," ucap Vano yang semakin mendramatisir.

"Jiji gue Van, pergi jauh-jauh lo," ucap Satira melihat kelakuan temannya itu.

"Kalo gue pergi ntar lo pada rindu," ucapnya.

"Lo kaya gitu, gue sumpel mulut lo," ucap Rama.

"Tau heran gue, mahkluk apa sebenarnya lo?" Ucap Satira.

"Mahluk terkece tersegalanya se Bandung, atuh udah jelas," ucapnya sambil memperlihatkan kedua jarinya yang membentuk huruf v.

"Geleh maneh," ucap Satira.

"Gue masih kesel anying sama si Daffa, sotoy nya kaya Bu Suneng," ucap Vano. "Sotoy nya bawa-bawa keluarga lo lagi Ma"

"Sialan banget emang," ucap Rama.

"Ngga beda jauh dah sama kakanya," ucap Mario.

Terdengar notif yang berasal dari handphone Rama. Ia segera mengecek siapa yang mengirim pesan padanya.

INSIDIANTURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang