"Na ini minum dulu," ucap Elena memberikan botol mineral.
"Ada apaan sih?" Tanya Tessa kebingungan.
"Gue baru nemu spesies baru," jawab Nada setelah menghabiskan setengah mineralnya
"Spesies?" Tessa memasang wajah bingungnya.
"Spesies cowo teraneh, yang ribetnya ngelebihin cewe," kesal Nada mengingat kejadian tadi di kantin.
"Dia berantem sama Rama," ucap Elena.
"HAH? DEMI APA LO?!" Ribut Tessa.
"Berisik Tessa," ujar Elena.
"Sumpah? Ketemu Rama dong?" Tanya Icha polos.
"Goblok, ya kalau berantem pasti ketemu lah gimana lo," malas Elena.
"Gimana ceritanya?" Tanya Tessa
"Dia duduk di tempat yang biasanya mereka dudukin," Elena menjawab.
"WAH PARAH SIH NA," Ribut Tessa
"Dibilangin jangan berisik," dumel Elena
"Terus-terus?" Tessa semakin penasaran
"Gue usir balik dia lah, orang gue dapet tu tempat duluan," jelas Nada.
"Sumpah, Na itu tuh gaboleh di dudukin," ucap Tessa
"Ribet ah, males gue ngurusin begituan," malas Nada.
"Eh Na, ntar pulang sekolah anter gue ke perpus ya mau balikin buku," ucap Elena. Nada menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
***
Nada dan Elena baru saja keluar dari perpustakaan. Mereka terburu-buru keluar dari sekolah karena hari ini langit tampak mendung.
"Yah Na gue di jemput supir gue," ucap Elena melihat supirnya yang sedang menuggunya.
"Yaudah gapapa kali," ucap Nada.
"Yaudah, hati-hati ya Na gue duluan," ucap Elena meninggalkan Nada.
Nada segera keluar dari sekolah nya. Dan ia berjalan sedikit untuk mendapatkan angkot atau pun taksi. Ia tidak bisa memesan lewat ojek online untuk pulang, karena batre di hpnya itu habis.
Tak ada satu pun angkot ataupu taksi yang lewat, ia berharap agar hujan tidak cepat turun. Tetapi langit sudah semakin gelap. Dan tiba-tiba hujan datang sangat deras. Ia segera berteduh di dekat warung yang tak jauh darinya.
"Neng duduk aja dulu disini, hujannya gede," ucap penjual warung tersebut
"Iya pak," Nada duduk di kursi panjang yang terbuat dari kayu tersebut.
"Anak SMA Bakti ya neng," tanya penjual warung tersebut.
"Eh iya pak," Nada menjawab ramah
"Kenal sama Rama atuh?" Tanyanya kembali
"Tau aja pak, bapak kenal?" Tanya Nada
"Pasti tau atuh, dia kan sama teman-temannya teh suka nongkrong disini," ujarnya. "Panggil mang Kokom aja, ga enak di panggil bapak," ucap Mang Kokom tersenyum ramah. Nada menganggukan kepalanya paham.
Tempat nongkrong?, Batin Nada.
Tak lama kemudian datang motor hitam, lalu terparkir didepan warung itu. Dan pemilik motor itu langsung berjalan menuju warung.
"Mang yang lain daritadi belom kesini?" Tanyanya.
"Belom den" jawabnya, "mang masuk dulu ke dalem yah,"
Kemudian ia duduk di kursi yang di duduki Nada juga. Sedari tadi Nada tidak memperhatikan siapa yang datang ia hanya menundukan kepalanya.
Rama menyadari ada seseorang yang tengah duduk di sebelahnya. Berpakaian sama dengannya. Dan terdapat logo sekolahnya juga di bajunya.
Kaya kenal, batin Rama.
Nada mendongkakkan kepalanya dan menengok ke arah samping kanannya. Dan ia terkaget saat melihat seorang cowo tengah melihat kepadanya.
"Lo?!" Kaget Nada. "ngapain liat-liat hah?!"
"Mata gue, ya terserah gue lah," Ucap Rama datar.
"Ya tapi lo liatin gue," kesal Nada.
"Jangan geer," ucap Rama. "Pergi sana, gabaik cewe ada disini,"
Karena kesal Nada bangkit ingin meninggalkan warung itu sekarang. Sudah kedua kalinya ia di usir olehnya.
"Mau kemana lo?" Tanya Rama
"Katanya suruh pergi gimana sih lo?!" Kesal Nada.
"Yakin?" Tanyanya lagi.
Nada terdiam sejenak, hujan masih saja deras. Ia kembali duduk di sebelah Rama namun ia tetap menjaga jarak.
"Sial banget gue, ketemu lo lagi," dumel Nada.
"Siapa juga yang mau ketemu sama lo," ucap Rama.
"Gatau ah puyeng gue," kesal Nada. "Itu luka di muka lo, ga di obatin?" Tanya Nada.
Rama hanya meliriknya acuh. Nada meraih tas nya kemudian mengambil sesuatu di dalamnya.
"Nih plester buat lo, ntar bisa infeksi bahaya," ucap Nada memberikan plester berwarna coklat tersebut.
"Gausah," tolak Rama.
"Yaudah kalo ngga--"
"Siniin," ucap Rama langsung mengambil plester tersebut dari tangan Nada
"Dasar," ucap Nada.
Rama hanya mengambil plester tersebut. Ia tidak memakai kan ke mukanya.
"Kalo udah di kasih tuh di pake, percuma," ujar Nada.
"Ntar aja," ucap Rama.
"Yaudah," ucap Nada.
Mereka kembali terdiam menikmati hujan yang cukup deras. Terdiam memikirkan pikiran masing-masing.
"Lo biasa disini?" Nada mulai bertanya.
"Heem," Rama hanya berdehem sebagai jawaban.
"Baru kali ini gue nemu cowo kaya lo, kirain cuman di novel-novel doang," ucap Nada.
"Lo gaboleh lama-lama disini," ucap Rama mengalihkan percakapan.
"Gue juga gamau kali," ucap Nada.
"Lo pulang naik apa?" Tanya Rama.
"Gatau, hp gue lowbat jadi gabisa pesen ojek online," jawab Nada.
"Gue anter lo pulang," ucap Rama.
Nada sempet kaget mendengar ucapan dari Rama yang terkenal badboy di sekolahnya itu.
"Gaada penolakan," ucap Rama.
VOTE KOME MAKASI🚀
MENGHARGAI KARYA ORANG NGGA ADA SALAH NYA KOK💛
Next? Komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIDIANTUR
Dla nastolatków"seharusnya aku tak menunggu, seharusnya aku langsung merelakan" Rama Raksa Rahadja, namanya mengekspresikan sikap sang pemilik nama. Galak, Tegas, dan banyak yang bilang menakutkan. Ia dapat berubah sikap yang sebaliknya jika bersama orang terdekat...