Bagian 5

40 3 2
                                    

Nada sedang menunggu taksi di depan sekolah. Earphone nya masih terpasang di telinganya. Taksi yang tak kunjung datang membuat Nada menghela nafasnya.

Motor ninja yang berwana biru tepat berhenti di hadapannya. Yang membuat kening Nada mengerut.

"Lo anak SMA ini?" Tanya pemilik motor tersebut.

"Ya," Nada menjawab.

Seseorang tersebut melepas helm full face nya dan berjalan menghampiri Nada.

"Lo tau Rama?" Tanyanya.

"Kenapa?" Tanya balik Nada.

"Balik nanya lagi," ucapnya.

"Apaan sih gajelas," jutek Nada.

"Gue Roy," Roy mengulurkan tangannya kepada Nada.

Apa banget sih, Nada membatin.

Bugghh

Satu tonjokkan tepat berada di ujung bibir Roy. Karena keadaan yang tak siap membuat ia tersungkur jatuh ke tanah.
Roy mengusap ujung bibirnya. Nada yang berada disana kaget karena sebuah adegan yang secara tiba-tiba.

"BERANINYA LO DATENG KE SEKOLAH GUE HAH?!" Teriak Rama setelah mengetahui keberadaan Roy.

"Wah wah, udah mulai aja nih, apa kabar? Udah lama ya," ucap Roy dengan senyum miringnya.

"Pergi lo, ini bukan tempat lo," tegas Rama.

"Santuy bro gue kesini cuman mau minta tanggung jawab doang," ucap Roy

"Gue ga akan pernah ikutin apa yang lo suruh," ucap Rama.

"Gue juga mau ketemu sama seseorang disini," ucap Roy semakin jadi.

"Cabut gak lo?!" Rama mencengkram kerah jaket milik Roy.

"Eh eh udah," Nada menghentikan aksi keduanya.

"Kenapa lo masih disini?" Tanya Rama.

"Gue nunggu taksi," Nada menjawab. "Udah ya jangan berantem disini,"

"Boleh juga ni cewe," ucap Roy.

"Lo sentuh dia, mati!" Tegas Rama.

"Oh jadi lo udah ada pengganti nih?" Tanya Roy yang membuat Rama semakin emosi. "Gue kesini mau ketemu sama Ele--"

"Kalo lo ga cabut juga, gue bakal bikin hidup lo lebih sengsara!" Rama semakin terbawa emosi, namun ia harus menahannya.

"Ga akan pernah! Gue tunggu ntar malem di tempat biasa," ucap Roy kemudian ia memasangkan helm fullface nya dan langsung pergi menggunakkan motornya.

"Lo diapain sama dia?" Tanya Rama kepada Nada yang mematung di tempat.
Terlihat jelas raut muka Nada terlihat kaget.

"Gue duluan," Nada langsung melangkahkan kakinya menghindari Rama.

"Rama!" Panggil Elena dari arah belakang Rama.

Merasa nama nya terpanggil, Rama menolehkan kepalanya ke belakang.

"Ada apa?" Tanya Rama.

"Lo udah gila ya?!" Kesal Elena.

"Maksud lo?" Rama menaikkan satu alisnya.

"Gue liat lo berantem sama Roy, gue gasuka ya!" Ucap Elena.

"Gasuka? Setelah lo ubah semuanya dulu, baru sekarang lo bilang gasuka?" Ucap Rama datar.

"Cukup Ma, gue gamau ungkit-ungkit lagi," ucap Elena.

"Jangan lari dari masalah, gue benci orang yang kaya gitu," ucap Rama yang kemudian pergi meninggalkan Elena yang terdiam termakan oleh omongan pedas Rama.

***

Rama memasuki area pemakaman. Ia masih menggunakan pakaian seragamnya yang sudah tidak beraturan. Jaket hitam kebanggaannya ia pegang di tangan kanannya. Ia berjalan menuju batu nisan yang selalu ia datangi.

"Rama kangen sama mama," ucapnya sambil mengusap batu nisan tersebut.

"Rama mau ikut mama aja, aku cape
ma,"

"Rama butuh mama, yang tenang disana ya ma," ucap Rama menahan tangisannya.

"Rama pulang dulu,"

Disinilah tempat dimana Rama merasa paling rapuh. Sikap nya akan keluar. Tidak ada Rama yang galak, ketus, dan dingin. Hanya disini tempat Rama mencurahkan tentang hidupnya.

Ia bangkit dari posisinya dan hendak pergi meninggalkan area pemakaman tersebut. Hari sudah semakin gelap, ia menaiki motor hitamnya dan melajukannya.

***
"KELUAR LO BANGSAT," Teriak Rama. Sekarang ia berada di dalam gedung yang sudah tidak terpakai.

Tak lama kemudian datang seorang cowo yang mengajaknya kesini.

"Datang juga lo," ucap Roy dengan senyum penuh arti.

"Gue ga punya banyak waktu buat adu bacot sama lo," Ucap Rama penuh penekanan.

Rama melangkahkan kakinya mendekat ke arah Roy. Dada nya kini sudah menggebu-gebu menandakan emosi ia sedang naik.

Brrukk

Rama berhasil menendang bagian dada Roy menggunakkan satu kakinya. Karena Roy yang belum bersiap ia langsung terjatuh kerena tendangan Rama yang keras.

"Ck lemah lo," Rama tersenyum miring.

Roy langsung berdiri. "Gue ga akan pernah nyerah,"

Bugghh

Satu tonjokan mengenai hidung Rama yang kini telah mengeluarkan darah.

"ANJING," Rama kemudian menonjokan ke arah perut Roy. Dan memukul ke arah bibir Roy. Yang membuat Roy mundur beberapa langkah.

"Jangan pernah ikut campur hidup gue!" Tegas Rama. "Dan gue mau kasih tau, jangan pernah datengin Elena lagi,"

"Tapi kayanya dia masih suka sama gue," ucap Roy yang membuat Rama emosi.

"Ck, ngga sadar diri lo," ucap Rama.

"Gue bakal buktiin semuanya ke lo," ucap Roy yang kemudian meninggalkan Rama.

VOTE KOMEN MAKASI🚀
MENGHARGAI KARYA ORANG NGGA ADA SALAHNYA KOK💛
Next? Komen ya


















INSIDIANTURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang