"Baiklah, Albus, Minerva. Aku rasa kita telah mencapai tujuan kita. Dan, Aku sarankan untuk kita segera kembali ke Hogwarts", Severus Snape angkat bicara dengan ekspresi datarnya dan memberikan tatapan dingin yang ia tujukan kepada Myrina. Ia telah merasa bosan dan sangat kesal untuk berlama - lama dengan obrolan yang menurutnya tidak penting. Myrina yang mendapatkan tatapan dingin Severus Snape justru memberikan balasan berupa senyuman dan tatapan lembutnya yang lagi - lagi membuat Severus Snape menaikkan alisnya.
"Aku rasa Potion Master kalian telah bosan, Albus", ledek Myrina dengan tertawanya yang renyah dan justru makin menyebalkan menurut Severus Snape.
"Kau benar, Artia", kata Albus sembari tersenyum dan menatap jenaka Potion Masternya yang memang telah nampak kesal itu. Namun masih berusaha untuk tidak menunjukkan ekspresi apapun.
Disaat Myrina dan ketiga tamunya berdiri dan hendak berangkat ke Hogwarts tiba - tiba pintu rumah yang mereka gunakan untuk berpindah dari rumah sakit ke rumah Myrina terbuka dengan kasar dan menimbulkan bunyi keras. Seolah - olah ada yang membuka pintu itu dengan kencang dan membantingnya. Membuat ketiga tamu Myrina menoleh ke arah pintu itu karena terkejut. Bahkan Severus Snape dan Minerva McGonagall telah menggenggam tongkat mereka dengan erat. Siap untuk melontarkan mantra kapanpun itu. Namun, tak terlihat apapun atau siapapun berdiri di depan pintu tersebut dan serempak mereka menoleh ke arah Myrina yang telah berdiri dengan tenang.
"Apakah kamu tidak melihat bahwa Putri sedang ada tamu?", Ucap seorang pria muda. Kedatangannya tidak disadari oleh para tamu dan membuat mereka mengalihkan pandangan kepada pria muda tersebut. Namun ketiganya justru mengerutkan keningnya terheran, tidak terkecuali Severus Snape yang mampu menyembunyikan ekspresinya dengan sangat sempurna. Pasalnya Ia sangat mirip dengan Pryamus, kepala pelayan Myrina, hanya saja saat ini dihadapan mereka seolah adalah Pryamus versi muda. Ia berbadan tegap, rambut hitam klimisnya tergerai sepanjang punggung dengan berpakaian serba hitam dan topeng yang menghiasi sebagian wajah serta mata kanannya. Meskipun tertutup oleh topeng Minerva McGonagall menilai bahwa pria itu sangat tampan dengan manik mata berwarna hitam kecoklatan mirip dengan milik Myrina. Ah. Hanya saja sorot mata pria muda itu sangat tajam dan dingin sedangan mata Myrina lebih sendu dan lembut. Minerva McGonagall menaksir usianya tidak berbeda jauh dengan Severus Snape.
"Apakah pria ini anak kepala pelayan tadi? Sangat mirip. Dan juga tampan." Batin Minerva McGonagall bahkan Ia tidak mampu mengedipkan kedua matanya saat menatap pria muda itu yang membuat Albus Dumbledore menyenggol lengannya dengan kasar dan seketika Minerva McGonagall bersemu merah dengan senyum malu.
Tiba - tiba dihadapan mereka telah berdiri seorang pria muda yang juga mengenakan pakaian serba hitam dan mantel hitam panjang. Ntah bagaimana caranya, Ia muncul begitu saja seolah - olah Ia bisa muncul dan menghilang sesuka hati. Ia nampak sangat marah dan tatapan tajamnya tertuju pada Myrina yang justru nampak sangat tenang.
"Kau. Kau, berhentilah, ikut campur, dan mengacaukan Kehendak Langit." Katanya terbata penuh amarah dengan mukanya yang merah padam sembari menunjuk - nunjuk Myrina dengan jari telunjuknya.
"Aku tak melakukan apapun."
"You did, Artia." Katanya penuh penekanan dan napasnya terhela dengan kasar. Ia nampak mulai menetralkan kembali emosinya. Tatapan tajamnya masih tertuju pada Myrina. Mengabaikan keberadaan ketiga tamu Myrina yang menyaksikan keributan itu dengan bingung dan pria muda bertopeng yang berdiri tepat di belakang Myrina.
"Aku ingatkan padamu, Artia. Kau bukanlah Yang Maha Kuasa, penguasa seluruh langit dan bumi beserta alam semesta ini. Jadi berhentilah ikut campur dalam hidup dan mati para manusia itu, Artia." Ucapnya se-dramatis mungkin dengan mengangkat kedua tangannya tinggi - tinggi ke atas dan menatap langit - langit rumah Myrina.
"Ohhh. Aku hanya melakukan tugasku sebagai dokter. Jika kau ingin tahu." balas Myrina terlalu tenang.
"Dan, kau Pryamus! Harusnya kau menjaga "Putri" mu ini dengan baik. Jangan biarkan Ia bertindak sesuka hatinya." mengabaikan penjelasan Artia dan sembari menatap pria muda bertopeng itu.
Ketiga tamu yang sadar akan panggilan pria muda ini langsung menoleh lagi ke arah pria muda bertopeng secara bersamaan dan pandangan mereka bertubrukan dengan tatapan Pryamus, lalu ke pria muda itu lagi, dan akhirnya berhenti ke Myrina. Myrina yang menyadari pandangan aneh dari tamunya itu dan ekspresi konyol mereka hanya tertawa dan memberikan isyarat bahwa Ia akan menjelaskannya nanti.
"Bukan salahku, Pryamus. Ia hanya meminta tolong dan meminta kesempatan untuk hidup sedikit lebih lama lagi. Aku tidak tega." Myrina langsung membela diri saat tahu Ia ditatap tajam oleh pria muda bertopeng itu dan memasang muka memelas padanya yang ternyata adalah Pryamus.
"See, Pryamus. "Putri" mu benar - benar menyenangkan." ucap pria muda dengan sarkasmenya
"Jangan, Anda ulangi kembali, Putri. Semuanya akan menjadi lebih buruk lagi." ucapnya tenang namun penuh kegetiran sembari menatap ke arah Myrina. Setidaknya itu yang bisa ditafsirkan oleh tamu - tamu Myrina.
"Baiklah. Aku mengerti." jawabnya dengan menganggukkan kepala dan kembali duduk di sofa.
"Dan sebaiknya kau kembali. Pekerjaanmu masih banyak bukan?" lanjut Myrina.
Sadar bahwa pembicaraannya dengan Artia Myrina akan sia - sia -karena ini bukan yang pertama kali baginya- pria muda tadi memutuskan untuk pergi namun saat Ia mengedarkan pandangannya tatapan matanya jatuh pada Severus Snape dan sekilas melihat ke arah Minerva McGonagall dan Albus Dumbledore.
"Apakah Ia Malaikat Pencabut Nyawa baru?", tanya pria muda itu tanpa mengalihkan pandangannya dari Severus Snape dan langsung membuatnya mendapat tatapan tajam Severus Snape.
"Mereka adalah tamu ku. Dan mereka penyihir.", jawab Myrina singkat.
"Ah. Penyihir. Para manusia dengan bakat khusus. Tapi penampilanmu benar - benar mirip seperti Malaikat Pencabut Nyawa.", ucapnya dengan menatap Severus Snape dari atas ke bawah dan kembali ke atas lagi disertai keseringaian mengejek kepada Severus Snape. Pernyataan pria muda ini membuat Severus Snape mengernyitkan dahi namun Ia enggan menanggapi cuitan pria muda yang tidak dikenalnya itu. Dan jelas, Severus Snape enggan membuat masalah ditempat orang lain.
"Pergilah. Sebelum aku justru mengirimmu kembali ke akhirat.", usir Myrina dengan seringaian mengerikan membuat pria muda tadi menelan ludahnya dengan berat.
Sesaat kemudian pria muda itu pergi meninggalkan Myrina, Pryamus dan para tamunya begitu saja dan menghilang di depan para tamu Myrina menyisakan gumpalan seperti berwarna hitam. Dan membuat Minerva McGonagall menatap takjub.
**********
Balik gaess wkwkwk.. Udah lama banget nggak update.. I'm sorry yaa.. Hehehe
Semoga kalian suka *luv*
29 Desember 2019
23.56
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated To Love You
Fantasy"Professor, apakah pernah ada yang mengatakan kepada Anda sebelum ini? Bahwa, untuk seorang laki - laki yang tidak pernah tersenyum, Anda memiliki mata yang sangat indah?", Ungkapnya dan tersenyum tulus sembari menatap dalam - dalam mata hitam onyx...