Melting Me Softly

1.3K 86 8
                                    

" sudah ? " tanya Harry menatap Lala.

"  hmmm " gumam Lala setelah menyimpan gelas minumnya.

Jari Harry maju menyeka sisa saus pasta yang menempel di sudut bibir Lala.

Lala menegang. Tatapannya bertemu dengan tatapan Harry. Harry masih seperti yang dulu. Memperhatikan dirinya layaknya seorang Baby.

" merasa lebih baik? "

" hmmm " lagi lagi Lala menggumam.

Harry tersenyum melihat Lala " sepertinya kamu kenyang dan mulai mengantuk. Daritadi hanya menggumam. Istirahatlah "

Ingin beranjak, tapi Lala menarik sedikit ujung piyama Harry. Entah bagaimana cara meminta pada Harry. Lala sekarang ini tidak ingin di tinggal sendiri.

" kenapa ? " Harry mengelus puncak kepala Lala yang masih memeganginya

Kepala Lala mendongak. Menatap Harry dengan wajah puppyeyes. Menggigit bibir bawahnya menahan kata kata yang ingin keluar dari mulutnya

Harry menaikkan salah satu alisnya. Menangkup pipi Lala , membungkuk mensejajarkan wajahnya dengan Lala.

" aku bukan cenayang jadi katakan apa yang membuatmu sampai menahan kalimat itu di bibir manismu ini "

" kamu tidur dimana ? " kata Lala pelan

" di ruang tv , mungkin " Harry mengelus pipi Lala dengan ibu jarinya.

" mmm jangan tinggalkan aku sebentar saja. Aku takut aku akan mimpi itu lagi. " pinta Lala dengan malu

Harry menghentikan pergerakan jarinya. Menatap Lala lama kemudian menegakkan tubuhnya. Bajingan itu sungguh kurang ajar hingga membuat Lala ketakutan sampai sekarang.

" kalau kamu keberat--"

" ayo. Lets sleep " Harry memotong kalimat Lala. Tangannya terulur mengajak Lala berdiri dari sofa.

Lala menerima uluran tangan Harry. Menyatukan tangan mereka menjadi sebuah genggaman. Mereka menuju tempat tidur yang serba merah itu.

Mereka mengambil posisi masing masing. Lala di sisi kiri sedangakan Harry di sisi kanannya. Suasana canggung menyelimuti mereka.

Tidak ada yang bersuara. Hanya ada suara deru nafas mereka dan suara jam dinding. Harry dengan pelan menarik selimut hingga batas dada mereka.

Lala menatap langit langit kamar Harry. Sementara Harry menoleh melihat wajah Lala dari samping. Selama setahun Harry pergi , baru saat ini lagi Harry berani melakukan hubungan dekat dengan Lala.

Saat mencium Lala tadi , Harry sudah tidak berfikir apakah dirinya akan di tampar atau di maki, ternyata tuhan memihaknya. Lala memberikan respon padanya. Mungkin pengaruh ketakutan Lala yang mendominan sehingga dirinya beruntung kali ini.

Sisi kiri Harry bergerak. Lala menghadap kiri memunggungi Harry. Rambut indahnya tergerai menutup bantal dikepalanya.

Leher jenjangnya terekspos. Nafas Lala teratur sehingga badannya bergerak sesuai ritme.

Harry bergerak ingin memastikan Lala telah terlelap atau belum. Mengintip dari belakang tubuh Lala. Mata lala terpejam menandakan dirinya sudah tidur.

Dengan pelan tanpa ingin mengusik tidur Lala, Harry menyingkirkan helai rambut yang menempel di pipi dan kening Lala. Harry menyadari sejak dulu sangat susah mengontrol dirinya ketika dekat dengan Lala. Memberikan kecupan kecupan ringan di pipi , dikening , dan menenggelamkan wajahnya diceruk leher Lala yang beraroma Vanila.

Vanila menjadi favoritnya sejak bertemu dengan Lala. Pantas saja Lala menyukai aroma itu, ternyata sesuai namanya. Dan ingatkan , penthouse nya sengaja Harry menggunakan aroma Vanila dan Mint , karena aroma itu adalah kesukaan Vanila.

Run to You ( V A N I L L A )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang