01. First

6K 37 0
                                    



Malam ini adalah acara from night setelah perpisahan di sekolah. Setelah lulus Clarita berharap banyak untuk bisa menata masa depannya. Seperti harapan untuk berkuliah, lalu setelahnya bekerja.

Namun kuliah hanya keingan orangtunya. Karena passion yang di milikinya hanya ada di modeling. Namun orangtuanya tak setuju. Padahal Clarita bisa menjadi model jika ada brand baru di butik, atau perusahaan keluarga.

Menikah? Itu belum ada dalam list kehidupannya untuk sekarang. Apa lagi pacaran, setelah di sakiti seperti ini.

Tepat seminggu sebelum acara ke lulusan Clarita putus dengan pacarnya, yaitu Kenzie. Laki-laki yang menemaninya dari dia kecil, hingga sebesar sekarang. Ternyata hubungan mereka tak semulus yang di bayangkan.

Kenzie yang biasa selalu bersamanya, jadi sering absen. Dan kenyataan yang membuat Kenzie tak bersamanya adalah berselingkuh, tidak ada pembenaran dalam perselingkuhan. Ia tak ingin menyalahkan salah satunya, karena yang berbuat berdua, bukan hanya seorang saja.

Bahkan mereka ketahuan berselingkuh, tepat di eniv yang ke enam tahun hubungan mereka. Padahal sebulan lagi umurnya yang ke delapan belas dia akan bertunangan dengan Kenzie. Nyatanya Kenzie sudah menyakitinya lebih dulu.

Tok tok tok

Suara ketukan menyadarkan Clarita yang sedang memakai gaun pestanya. Malam ini ia akan berdandan berlebihan. Karena ini pertama kalinya ia berpakaian terbuka seperti ini. Dengan punggung yang terekspos, serta belahan dada yang sedikit turun. Dengan belahan baju yang sejengkal dari atas lututnya, dengan warna merah maroon.

"Sayang, temen kamu datang tuh."

"Bentar Ma."

Clarita buru-buru mengambil sling bag miliknya dan berlari membuka pintu. Yang tak di hadapannya, tepat berada di depan pintu kamarnya.

"Mama tinggal ya, kayaknya kalian perlu ngobrol."

"Enggak Ma, ini udah mau berangkat. Temen aku udah mau jemput."

"Cla, dengerin dulu. Kamu salah paham."

Kenzie menyentuh pundak Clarita dan ingin membawanya ke pelukannya, sebelum Clarita mendorong tubuhnya yang hampir terjungkal.

"Jangan pernah sentuh tangan kotor lo, di tubuh gue!"

"Baby, please. Jangan kaya gini, dengerin aku dulu. Aku sayang banget sama kamu."

"Enggak, gue enggak mau denger lagi. Sekarang minggir, gue mau pergi."

"Ayo pergi bareng aku, kita pergi bareng-bareng ya," bujuk Kenzie. Namun ternyata sekarang Clarita benar-benar tak mau mendengarkannya dengan pergi begitu saja, setelah menginjak kakinya dengan hak lancip, lima cm miliknya.

Kenzie menjerit.

"Anjing! Sakit banget."

Kesempatan tadi membuat Clarita berlari menuju tangga buru-buru. Sambil mengecek ponselnya dan menghubungi orang yang akan menjemputnya.

"Lo dimana? Jemput gue sekarang."

"Gue udah di depan, baru nyampe."

POSITIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang