Part 12

9.7K 138 2
                                    

Akhirnya Axelio mengantarkan ku pulang untuk mengganti baju seragam dan mengantarkan ku lagi ke sekolah. Dalam perjalanan aku terus memutar lagu favorit ku dan Axelio tak disangka kami mempunyai selera lagu yang sama. Aku terus bersenandung, terkadang di ikuti juga oleh Axelio. Sesampainya di depan sekolah, aku bersiap untuk turun dari mobil.

"Clarissa..." Aku mengurungkan niatku turun dari mobil, karena Axelio memanggil ku.

"Do you like sleeping?" Tanya nya. Sedangkan aku mengangkat alisku sebelah tak tau kenapa ia bertanya begitu.

"Yeah, why?" Axelio tersenyum.

"Great, me too! Wanna do it together tonight?" Aku tak menjawab dan langsung keluar dari mobil.

"Why not" ucapku di depan jendela mobil, setelah itu aku langsung berjalan menuju sekolah.

Saat di lorong kelas, aku bertemu sahabat-sahabat ku. Mereka langsung merangkul ku dengan senyuman yang mengandung sesuatu.

"Kenapa? Traktir?" Ucap ku pada mereka.

"Eeee...bukan. Gue mau tanya, itu siapa dah yang nganterin lo sekolah?
Ganteng buedddddd...muka nya maskulin gitu" Kata Kirana sambil tersenyum gak jelas.

"Iyalah...kenalin kita dong woy, punya saudara ganteng gak dibagi-bagi" Sambung Zeline.

"Kali aja kan dia kepikat ke gue dan jadi pacar gue" Aku tersenyum tak ikhlas. Entah kenapa aku tidak suka saat mereka membicarakan Axelio seperti itu.

"Udah-udah jangan ribut napa, emang itu siapa lo sih?" Tanya Jovanka.

"Emmm. ..eh btw kalian kok bisa tahu?" Alihku.

"Yaiyalah orang kita tadi dibelakang pager sekolah dan pas di belakang lo. Jadi tahu siapa yang nganterin lo sekolah" Ucap Zeline dengan antusias.

"Pertanyaan gue belum lo jawab, pantek" Jovanka mendengus kesal.

"Kepo banget sih, nanti suatu saat kalian juga tahu itu siapa" Aku tersenyum dan pergi ke kelas.

Di saat pelajaran, aku benar-benar tidak tahu apa yang diomongkan oleh guruku. Karena fikiran ku terfokus pada hal lain, yaitu memikirkan pernikahan ku dengan Axelio sebenarnya aku tidak peduli soal itu tetapi entah kenapa aku mulai memikirkan acara, tema,gaun bahkan undangan pernikahan. Yah, walaupun nanti yang datang mungkin hanya rekan kerja Axelio dan keluarga kita berdua saja.

Kring ...kring...

Waktu yang ku tunggu pun datang setelah 3 jam pelajaran akhirnya istirahat juga. Aku pun pergi ke kantin bersama sahabat-sahabat ku itu.
_______________________________________

Kenzie, Raka dan Alex sudah berada di kantin sejak tadi karena mereka bertiga nyekip pembelajaran.

"Woy, gue punya challenge nih buat kalian berdua. if you breathe it means I'm handsome" Kata Raka dengan antusias.

"Oke!" Alex dan Kenzie pun menahan nafas mereka sampai beberapa menit.  Kenzie pun mengaku kalah sedangkan Alex masih kekeh dengan tindakan nya itu. Wajah Alex pun semakin pucat.

"Alex, breathe bro. Your face is almost blue!" Kenzie menepuk pundak Alex. Ia pun bernafas dengan terburu-buru.

"HAHAHAHA ngakak anjeng" Raka pun terkekeh melihat kelakuan kedua teman nya itu.

"Thanks bro. Akhirnya kalian menganggap gue ganteng Hahahaha" Alex pun menjitak kepala Raka

"Challenge apaan sih itu babi! Bisa mati gue kalo gak napas!"

"Tapi lu lakuin juga bego!" Jawab Raka.

Aku, Jovanka, Kirana dan  Zeline pun memesan makanan. Kami duduk di seberang dari meja Kenzie.

"Hai Clarissa...nanti nonton pertandingan basket gue ya... Jam 11 gue main dilapangan atas, jangan lupa!" Ajak Kenzie dan aku pun mengangguk mantap.

"Pasti gue lihat. Kurang 2 jam lagi" Ucapku sambil mengacungkan jempol.

"Kalau gitu gue pergi dulu, bye~" Kenzie pun pergi meninggalkan aku dan sahabat-sahabatku.

"OmG!!! Lu doang yang diajak?! Kita kagak?! Sad bat dah hidup gue...where is my prince?" Ucap Kirana dengan wajah murung.

"Kayak nya hidup lo dikelilingi cogan-cogan melulu dah Clar. Tadi pagi dianter cogan, sekarang diajak nonton pertandingan basket sama cogan sekolah" Kata Zeline membuat ku terkekeh.

"Yaiyalah, Clarissa kan cantik dan kalem...gak kayak kalian, mana ada cogan mau sama cewek petakilan kayak kalian berdua" Sahut Jovanka.

"Et..et..et hati-hati ya kalau bicara sama majikan. Lu juga, mana ada cowok mau sama cewek judes kek lo" Ucap Kirana yang disetujui oleh Zeline.

"Enak aja kalo ngomong nih handuk hotel, emang para cowok aja tuh yang belum kenal kepribadian gue secara baik. Yah, manusia itu emang kebiasaan nya lihat orang cuma dari cover padahal mereka belum tahu gimana sisi aslinya orang tersebut" Jawab Jovanka santai.

"Udah-udah jangan ribut. Kan bentar lagi kita nonton pertandingan basket, jangan sampai energi kalian habis cuma buat bacod aja disini. Oke" Kata ku sambil terus melanjutkan makan.

Setelah 2 jam, akhirnya aku dan sahabat-sahabatku keluar dari kelas menuju lapangan basket. Disana sudah ada Kenzie dan tim nya, ia terlihat sedang mempersiapkan pertandingan. Saat itu, Kenzie menoleh ke arah ku dan memanggil namaku.

"Clarissa!" Kenzie menjulurkan lidah dan menarik mata nya kebawah seperti anak kecil yang sedang mengejek. Aku terkekeh melihat kelakuan Kenzie itu.

"SEMANGAT!!!" Aku mengepalkan kedua tanganku dan mengangkat nya ke atas. Ia pun berjalan mendekat ke arahku.

"Kalau gue menang, lo harus pulang sama gue. Gimana?" Tantang Kenzie.

"Oke..." Aku mengangguk mantap.

"Great..." Ia mengacak-acak rambut ku dan langsung berlari ke tim nya meninggalkan ku.

"WTF DUDE...gue gak salah lihat kan" Gumam Kirana

"Kayak nya ini real deh, kita gak salah lihat kok" jawab Zeline sambil memasang wajah terkejut.

"I was thinking that if you dating with Kenzie that would definitely be a cute couple" Kata Jovanka padaku sedangkan aku hanya tersenyum mendengar itu.

Pertandingan pun dimulai sampai beberapa jam, Kirana dan Zeline tak henti-hentinya memberikan semangat pada tim sekolah kita. Mereka berdua terlalu excited. Pada akhirnya pun pertandingan dimenangkan oleh sekolah kita dan itu pertanda bahwa nanti selepas pulang sekolah aku akan pulang bersama Kenzie.

"Hahaha see...I win, you have to go home with me" Katanya.

Setelah jam sekolah selesai, aku melihat awan yang mendung. Saat ini aku sedang menunggu Kenzie yang belum keluar dari kelas, tak lama hujan turun deras. Aku melihat kucing kecil yang kehujanan, karena merasa kasihan aku pun memayungi kucing itu.

"I will take you to a safe place" gumam ku sambil terus mengelus-elus kucing itu. Tak lama Kenzie jongkok dihadapan ku dan menggendong kucing itu dipangkuan nya. Tak lupa ia juga menyaut payung ku dan memayungi diri kita berdua.

"Lo ngapain jongkok sambil mayungin kucing ini dah..." Aku pun tersenyum dan terkekeh.

"Tadi nya mau naruh tuh kucing di tempat aman, tapi karena lucu gue malah ngelus-ngelus aja" Kenzie menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan ku.

"Yaudah gue taruh nih kucing dulu, terus kita pulang" Setelah itu Kenzie pun mengantar kan ku pulang tepat sampai di depan rumah.

 Young Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang