Part 8

14.2K 220 1
                                    

Axelio menurunkan elusan nya ke pinggul Clarissa sampai mengelus pantat nya, kemudian meremas-remas pantat nya. Sedangkan Clarissa hanya melenguh kecil saat Axelio meremas pantatnya~~

Axelio pun meremas payudaranya, walaupum masih di luar kaos. Tapi karena kaos Clarissa yang tipis dan bra nya adalah model bra yang tipis tanpa kawat, sehingga membuat Axelio dengan mudah meremas-remas payudaranya. Kali ini Clarissa melenguh sedikit keras walaupun tidak melepas ciuman Axelio

Axelio meloloskan tangan kedalam kaos Clarissa mencoba melepas kait branya dari belakang. Setelah terlepas Axelio juga membuka bra dan kaos nya

Mereka pun bersender di sofa yang berada di ruangan Axelio sedangkan Clarissa hanya bisa pasrah. Axelio pun memposisikan tubuhnya diantara selangkangan Clarissa, dirinya pun membuka selangkangan Clarissa agak lebar untuk memudahkan menindihnya.

Axelio kembali melumat bibir Clarissa kali ini sambil meremas-remas payudaranya yang masih sangat kenyal itu. Sesekali ia mencium pipi dan lehernya, Axelio juga menjilat lehernya membuat Clarissa bergetar beberapa saat.

"Gw takut..." Clarissa melepaskan ciuman nya dan menatap Axelio

"Ruangan ini kedap suara dan pintu udah gw kunci, lo gak perlu takut..." Mendengar penjelasan itu, Clarissa pun mengangguk.

Mereka pun kembali berciuman, dan ciuman Axelio menurun kearah payudara kanan nya. Perlahan-lahan Axelio mengecup sekitar payudaranya, kemudian dijilat memutar mengecil hingga akhirnya sampai ke pentil. Ia menghisapnya sesaat, kemudian pindah ke payudara kiri untuk memperlakukan hal yang sama.

Kemudian, Axelio meremas-remas perlahan payudara Clarissa sambil kadang-kadang memutar-mutar pentilnya. Perlahan juga ia mengelus-ngelus paha dalamnya, sedangkan Clarissa kelojotan menerima serangan itu.

Axelio menyusupkan tangan kedalam celana dalam Clarissa. Ia pun langsung merasakan lipatan vagina yang diselimuti bulu-bulu halus dan sudah sangat basah disana.

Lalu, ia melepaskan rok yang dipakainya, Axelio sendiri juga membuka tuxedo dan celana panjang yang ia pakai. Sekarang mereka sudah sama sama telanjang, Clarissa pun terpanah melihat abs yang dimiliki Axelio

Axelio pun kembali menindih tubuhnya, dan kembali melumat bibir pink milik Clarissa itu. Sesekali Axelio juga mencium perut rata milik Clarissa

Tak lama, Axelio mengarahkan penis nya ke arah vaginanya. Clarissa pun menolak nya.

"Jangan..." Ucap Clarissa sambil menatap mata biru yang dimiliki Axelio

"Okayy, I will not do it" Ia mengelus pipi Clarissa dan kembali melumat nya cukup lama.

Tak lama, mereka memakai kembali pakaian. Dan Axelio menandatangani dokumen yang tadi diberikan Clarissa

"Nih, udah..." Memberikan dokumen itu padanya.

"Makasih, tapi pintu nyaa?" Clarissa menunduk malu mengingat hal yang baru saja mereka lakukan. Dirinya sangat yakin bahwa wajanya sekarang sudah seperti tomat.

"Oh iya" Axelio pun teringat bahwa pintunya belum ia buka. Akhirnya, ia mengambil kunci yang ada di tuxedo nya dan membuka kan pintu.

"Tunggu..." Ia memengang pergelangan tangan Clarissa

"Besok kan hari minggu, gue mau ngajak lo ketemu orang tua gue..." Ucap Axelio kembali seperti semula dengan nada dingin nya.

"Okee" Clarissa terpaksa mengangguk, agar segera keluar dari ruangan itu. Axelio pun membiarkan Clarissa kembali ke ruangan Leilani
_______________________________________

Aku kembali ke ruangan mama. Mama melihatku dengan tatapan tajam, menghampiri ku dan mengambil dokumen yang kubawa.

"Kemana aja sih kamuu?" Aku hanya menunduk dan mengigit bibir bawahku.

"Tadi, kedapur buat kopi..." Leilani melihat dengan sedikit tidak percaya. Tapi, dirinya tak memperdulikan itu dan langsung kembali ke meja nya. Mulai untuk bekerja kembali.

"Huft, untung mama gak nge intrograsi gue" Aku kembali ke meja sekretaris.

Aku baru ingat, bahwa besok Axelio akan membawaku bertemu dengan orang tua nya. Entah kenapa, aku bisa menyutujui itu.
_______________________________________

Sesampainya dirumah, aku langsung mencari baju yang bagus untuk besok. Ya, walaupun aku tidak bahagia dengan pernikahan yang akan terjadi. Tapi, gak seharusnya kan aku memakai dress yang jelek.
Tak beberapa lama, Hendra mengetuk pintu kamar.

"Masuk ajaaaa" Teriakku di dalam kamar. Hendra pun langsung memasuki kamar anaknya dan melihat nya sibuk mencari baju.

"Kamu mau kemana sih?" Aku membalikan badan, melihat papa yang sudah berdiri di ambang pintu.

"Tadi, Axelio mau ngajak aku ketemu orang tuanya besok..." Hendra membelalakan matanya tak percaya.

"Yang beneran? Wahh kayaknya dia emang tertarik ya sama kamu" Aku hanya menatap papaku itu dengan wajah yang datar tanpa ekspresi.

"Iya lah dia gercep, kalau enggak palingan juga udah dijodohin sama orang tuanya" Hendra mengangguk mengerti.

"Nah,untuk nyelamatin hidupnya.. dia ngorbanin aku" Lanjutku.

"Udah kamu tenang aja, nanti juga kamu lama-lama suka kok sama dia...toh,kalian udah cocok" Aku memutar bola mataku malas.

"Kalau bukan mama sama papa yang minta aku nikah sama dia, gak bakal aku nerima. Apalagi bakal tinggal serumah ewww" Ucapku.

"Ya udah terima nasib aja, papa juga gak bernai ngelawan kemauan mama kamu. Daripada papa yang diomelin, mending kamu aja deh"

"Dasar umat manusia, yang di deket aku tuh emang jahat semua,ngorbanin aku mulu. Udah sana papa keluar..." Aku menarik tangan papaku agar keluar dari kamar.

"Anak durhaka..." Gumam Hendra saat pintu kamar ditutup.
_______________________________________

Sedangkan, dirumah Axelio mamanya terus menanyakan jodoh anak nya itu. Hari ini seperti biasa, ia pulang larut malam. Membuat Afizhah semakin jengkel dan ingin segera menyuruh anak semata wayangnya itu nikah.

"Mana jodoh kamu? masih jadi jodoh orang lain?" Tanya Afizhah

"Aduuh kasihan nya anak ku satu ini, karir bagus tapi jodoh kok seret banget kayaknya" Ejek Doni

"Busyet..." Gumam Axelio saat diejek oleh papanya sendiri.

"Padahal kamu itu juga ganteng, kayak papa. Tapi masih jauh lebih ganteng papa, sih" lanjutnya sambil menyeruput kopi.

"Papa ini malah becanda, ini bukan waktunya becanda!" Afizhah menepuk punggung suaminya itu agar sedikit serius.

"Siapa yang becanda? emang papa Entis Sutisno, apa? bukan kan.." memutar bolanya malas melihat jawaban suaminya yang menjengkelkan.

"Baku hantam yuk pa" melototkan matanya ke arah Doni.

"Besok, aku bawa dia kesini" Ucap Axelio singkat, sambil melepaskan tuxedo nya.

"DIA siapa?" Tanya Afizhah dengan serius.

"Tri Retno Prayudati" Doni pun langsung melihat ke arah anak nya setelah sibuk memakan pisang goreng yang ada di hadapan nya.

"Wahhh beneran kamu mau bawa dia? tahu aja kalau papa ngefans sama dia" Axelio menghembuskan nafas.

"Cuma becanda pa, aku bawa futura esposa"

"Que? kamu mau bawa calon istri kamu besok?" Afizhah langsung mendekati anak nya itu dan mencoba melihat kebohongan dimata nya, tapi tidak ada tanda bohong disana.

"Yahh papa kira beneran bawa Tri Retno Prayudati beneran" Doni pun memasang wajah kecewa.

"Biarkan orang itu. Ya, sudah besok mama akan masak yang banyak" Ucap Afizhah dengan antusias.

 Young Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang