Part 7

14.8K 217 15
                                    


     Aku pun segera mandi dan mengganti pakaian ku yang sudah berada diatas kasur. Saat sudah siap, aku segera turun dari tangga menuju meja makan yang sudah ada mama dan papa disana. Mereka melihat ku yang sudah rapi.

"Kamu mau kemana?" Tanya Leilani

"Mau jalan jalan dong, ternyata guru-guru ada rapat mendadak" Dengan sumringah, aku mengambil roti yang ada dimeja. Mengoles selai coklat ke rotiku dan memakan nya.

"Nggak!! kamu ikut mama aja ke kantor, hari ini sekretaris mama gak masuk. Jadi kamu bantu mama" Jawab Leilani membuatku langsung mengerutkan bibirku.

"Mama mah selalu deh!! itu kan pekerjaan nya mama, kenapa aku ikut juga!" Jawab ku.

"Ya udah sih, bantu aja mama kamu disana...kan palingan cuma ngalihin telefon klien sama fotocopy doang. Sama ketemu Axelio sebagai pendekatan...." Sahut Hendra. Aku langsung membelalakkan mataku.

"Nah ya itu bener kata papa kamu, sambil mendekatkan diri sama calon suami...toh, nanti saat udah nikah kamu akan kesana terus nganterin makanan buat Axelio" Leilani dan Hendra pun terkekeh membuatku semakin naik darah

"Ishhh tau ah!!" Aku pun memakan roti ku dengan asal-asalan.

Yup, akhirnya aku ikut mama pergi ke kantor dan membatalkan rencana ku pada teman-teman. Saat sampai di kantor, aku masih terus mengerucutkan bibirku kesal. Aku memasuki ruangan mama dan langsung duduk di meja sekretaris.

"Jadi, aku harus ngapain sekarang? aku kan belum tahu apa-apa! aneh banget sih mama" memutarkan bola mataku malas.

"Ya, makan nya biar sekalian mama ajarin kamu...biar nanti bisa" Dengan santai mamaku duduk di kursi nya, aku hanya menghembuskan nafas.

"Nanti kalau ada telfon dari klien kamu pencet ini, nanti otomatis terhubung ke sambungan telfon mama..." Leilani memberi tahu cara nya. Sedangkan aku hanya mengangguk saja.

"Ngerti mamaaaa~" Nada ku pun sedikit mengejek, tapi tak duhiraukan oleh mamaku.

"Kalau gitu mama pergi dulu, mau ke ruangan nya Axelio...kamu ikut?" Aku pun sedikit berfikir. Daripada ketemu sama cowok sialan itu, mending aku disini dan bersantai-santai.

"Enggak ah....aku disini aja" Leilani pun meninggalkan ruangan nya menuju ruangan bos nya itu.

Dirinya mengetuk pintu dan dipersilakan masuk oleh Axelio

"Silakan duduk" Axelio menutup laptop nya dan bersiap mendengarkan apa yang akan dikatakan Leilani

"Jadi, begini...saya ingin membicarakan tawaran anda soal menikahi anak saya" Ia mengangguk dan tatapan nya menjadi serius.

"Lalu bagaimana?" Leilani sedikit gugup karena mata Axelio yang tajam itu.

"Clarissa menerima tawaran anda itu dan sekarang dia ikut, apakah boleh? untuk membantu saya karena sekretaris saya tidak masuk hari ini" Axelio mengangguk dan tidak mepermasalahkan itu.

"Silakan saja" Leilani mengangguk dan langsung keluar dari ruangan bos nya itu.
_______________________________________

Setelah setengah hari, aku hanya meindahkan telefon klien. Dan itu sangat membosankan, tak lama Leilani kembali dan menaruh beberapa dokumen di depan ku.

"Kamu anterin nih ke ruang Axelio" aku mengerutkan kedua alis ku.

"Enggak ah, aku gak mau keruangan nya...kenapa gak mama aja sih?" Ucapku.

"Ya, daripada kamu cuma santai-santai mending kamu anter dokumen ini dan minta tanda tangan ke Axelio"  Aku pun berusaha untuk mengelak.

"Aduuuh aku mules nih maa..tilet dimana ya?" aku pun berdiri dari kursi dan bersiap untuk keluar dari ruangan Leilani. Tapi dengan cekataan Leilani menarik baju belakang ku.

"Alasan aja kamu, udah cepet anterin itu dokumen" Dengan tatapan kesalnya Leilani mengambil dokumen itu kembali dan mengasihkan nya.

"Sekarang banget ya? Nanti aja kenapa sih, santuy aja lah" Jawabku yang masih terus mencari alasan membuat Leilani naik darah.

"IYAaaaaaa Clarissaaaa, Cepetannnn" Melihat nya yang sudah kesal, akhirnya mau tak mau aku harus pergi ke ruangan pria sialan itu.
_______________________________________

ia ,pun mengetuk pintu dan saat sudah dipersilakan masuk. Dirinya menaruh dokumen itu di meja, sedangkan Axelio masih terus sibuk dengan laptop nya.

"Nih, cepetan tanda tangan..." Axelio melihat sekilas Clarissa yang berdiri di pinggir meja nya.

"Lo gak pernah diajarin sopan santun ya?" Ia semakin kesal karena Axelio mengatakan itu.

"Eh lu gak inget apa? lu ngajak gw nikah diumur segini!terpaksa deh gue nerima lo!" Clarissa pun asal menceplos tanpa mempertimbangkan omongan nya.

"Jadi lo berfikir itu salah gue?" Tanya Axelio dengan nada yang dingin.

"Iyalah...semua harapan gue nih dimasa depan lo rusak tau gak, padahal setelah lulus sekolah gue mau keliling dunia dan ngehabisin waktu sama temen dimasa muda" Cerocos Clarissa yang tidak ada henti-henti nya.

"Apalagi nih ya, gue tuh pingin nikah sama orang yang gue cinta...ahhh pokok nya cuma gegara lu dong! semuanya hancur harapan gue"

Dengan berani Clarissa nyerocos sambil menunjuk-nunjuk. Seumur hidup Axelio tidak pernah ditunjuk seperti itu oleh wanita lain dan dinarahi seperti itu. Tapi, entah kenapa saat ini dirinya membiarkan wanita yang di depan nya ini berlaku seperti itu padanya.

"Salah gue yaa? Mmm... iya sih" Axelio berlangkah maju ke arah Clarissa

"Eh, mau ngapain lo?" ia mundur beberapa langkah. Dan tau kalau akan terjadi hal buruk, Clarissa pun langsung berniat pergi meninggalkan ruangan. Tapi dengan cekatan Axelio berlari ke arah pintu dan menguncinya.

"Ehh, buka nggak kontet!!" Clarissa ke arah pintu dan melihat kuncinya yang sudah di bawa oleh Axelio

"Hey jelek bukain napa ish" Ia berbalik badan dan melihat Axelio yang hanya menatap nya tanpa ekspresi.

"Apa?! jelek" Axelio menarik pinggang Clarissa untuk lebih dekat dengan nya. Sehingga mereka seperti berpelukan karena sangking dekatnya.

"Lepasin njerrr" Ia berusaha meronta karena Axelio memegang pinggang Clarissa dengan erat.

Perlahan Axelio mendekatkan wajah nya ke wajah Clarissa dan langsung melumat bibir Clarissa dengan kasar. dipegang kedua pipinya dan  mengangkat  nya agar Axelio melihat baby face yang dimiliki Clarissa. Saat wajah mereka saling berhadapan Axelio melihat wajahnya yang memerah karena kesal, tapi ia tidak peduli.

Axelio melumat bibir nya agak lama. Clarissa pun mulai berani membalas ciuman Axelio yang berangsur liar, melihat reaksi nya. Axelio pun memasukan lidah nya ke dalam mulutnya, bahkan Clarissa membalas masukan lidahnya bergantian.

Axelio pun memegang pinggang nya yang masih kencang dan mengelus punggungnya. Setelah itu dirinya mengelus perutnya, terasa perutnya rata tanpa lemak.

Axelio menurunkan elusan nya ke pinggul Clarissa sampai mengelus pantat nya, kemudian meremas-remas pantat nya. Sedangkan Clarissa hanya melenguh kecil saat Axelio meremas pantatnya.

TBC~

 Young Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang